DRIVEN BY ANIMALS: Realita Gelap dalam Balutan Rock Progresif

Dengan formasi baru, Driven By Animals proklamirkan diri sebagai band seutuhnya, dan siapkan berondongan 11 lagu berkontur rock progresif.
driven by animals
DRIVEN BY ANIMALS

Driven By Animals digulirkan lagi oleh motor penggerak utamanya, gitaris Saleh Budi Rahardjo. Atau yang juga lebih dikenal dengan nama Bhusdeq.

Pada 29 Agustus 2025 lalu, sebuah lagu rilisan tunggal terbaru telah dilepas ke berbagai gerai digital streaming, berjudul “MaSaHiTaM (Mati Susah Hidup Tak Mampu)”.

Lagu yang dibuat oleh Bhusdeq ini merupakan komposisi dengan tempo tercepat dalam sebuah album penuh perdana bertajuk “Keadilan Restoratif Bagi Masyarakat Destruktif”, yang rencananya bakal diluncurkan resmi pada 17 Oktober 2025 mendatang.

Pesan dalam lirik “MaSaHiTaM” sendiri sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Sebuah realita gelap di sekitar kita, terutama yang dialami masyarakat Indonesia yang hidup di garis kemiskinan dan terlupakan oleh pemerintah. Tak cukup hanya miskin, masalah lain pun membayangi.

Sementara itu, para wakil rakyat atau pejabat yang seharusnya mewakili aspirasi suara rakyat, nampaknya tak melihat kenyataan di masyarakat. Sibuk berebut dan bagi-bagi kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri.

“Lagu ini terinspirasi saat saya melihat orang-orang yang mencari nafkah di jalan atau di lampu merah. Dengan pake kostum superhero, ada yang jadi manusia silver, ngemis dan joget-joget di jalan,” ujar Bhusdeq mengungkap latar belakang tema lagunya.

Hal itu terjadi, lanjut Bhusdeq lagi, karena kondisi mereka yang mungkin pengangguran, miskin dan sudah tak tahu lagi mau kerja apa, padahal sehari-hari butuh uang buat makan. Belum lagi di antara kemiskinan itu, ada fakta-fakta gelap yang menggoda mereka untuk mendapatkan uang cepat seperti judi, pinjaman online hingga jual organ tubuh.

“Termasuk adanya kasus-kasus bunuh diri, impact dari tidak punya solusi atas permasalahan hidup yang mereka hadapi. Kenyataan-kenyataan inilah yang saya tuangkan dalam liriknya. Lagu ini hadir bukan untuk menyinggung, tapi berbicara tentang fakta di masyarakat.”

Gestur Progresif

Selain Bhusdeq, kini Driven By Animals telah diperkuat wajah-wajah baru, menjadikan band ini tak lagi sebatas proyek di luar Drive, band pop rock yang juga digerakkan oleh Bhusdeq.

Personel lainnya adalah bassis Febriansyah Nur (Febri), gitaris Ibnu Tri Hendarto (Ibnuthd) dan dramer Ravelian Kanigia (Vely). Selain memainkan gitar, Bhusdeq sendiri juga berperan sebagai vokalis utama.

Tapi kisah Driven By Animals sendiri sebenarnya telah dimulai sejak 2011 silam. Formasi awalnya, Bhusdeq dikawal oleh dramer Lulud Pambudi, bassis Dygo Pratama (Drive) dan gitaris Ario Hendarwan (The Adams). Namun kemudian menjadi terlantar akibat berbagai alasan.

Baru pada 17 Agustus 2021 lalu, sebuah lagu berjudul “Semua Boleh Jadi Presiden” berhasil dirilis. Lalu menyusul “Diorama (Akhir Periode Kedua)” pada 2 September 2024. Dua lagu yang dirilis pada saat Driven By Animals masih berstatus band project.

“Karena nggak dibuat secara bersama seperti layaknya sebuah band,” cetus Bhusdeq kepada MUSIKERAS, menegaskan.

Semua musik saat itu dibuat Bhusdeq sendiri, plus bantuan dramer Achmad ‘Riri’ Fazriyansyah dan bassis Adhitya Pratama untuk proses rekamannya. Baru pada tahun ini, Bhusdeq bertemu dengan Febri, bassis The Krankers dan ternyata sefrekuensi.

“Kami sepakat bikin Driven By Animals menjadi band beneran, dengan ngajak Ibnuthd dan Vely. Akhirnya secara normal selayaknya band, kami mulai workshop Juni 2025, lalu rekaman, dan sekarang dalam proses mixing.”

Sebelas lagu di album debut Driven By Animals mulai dibuat sejak tahun lalu, direkam di Darling Studio dan STUL Studio. Mulai digarap saat Bhusdeq sedang getol mendengarkan musik dari band-band rock progresif mancanegara macam Mastodon, Opeth dan Baroness.

“Pada akhirnya, banyak pengaruh musik rock progesif di album ini. Begitu banyak band, begitu banyak lagu.”

Salah satunya tertuang di lagu yang juga dijadikan judul album, “Keadilan Restoratif Bagi Masyarakat Destruktif”. Ada terapan gestur progresif yang membuat eksekusinya menantang.

“Serba panjang, judul dan durasinya. Hampir enam menit. Lead-nya pun ganti-gantian. Ritme dram dan bass juga agak susah karena ada pattern 5/8. Secara nyanyi juga range-nya luas,” urai Bhusdeq meyakinkan.

driven by animals

Spektrum Rumit

Walau dikenal sebagai gitaris band Drive yang lebih mainstream, Bhusdeq menyebut Driven By Animals bukan sebagai pelampiasan untuk menyalurkan hasrat bermusik yang lebih eksploratif. Tapi lebih ke niat untuk menjadikannya sebagai salah satu katalog karya.

“Gue sebagai musisi yang belajar musik klasik sampai selesai, jadi session player di berbagai event pop dan orkestra, nyebur juga di scoring film dan jingle, jadinya punya banyak spektrum karya,” katanya.

Selain dengan Drive, ia juga pernah membentuk Dilematika yang folk, lalu album solo yang instrumental, dan akhirnya sebuah band yang lebih keras dan ‘rumit’. Baginya, semua itu merupakan spektrum dirinya, dengan berbagai katalog musik yang berbeda.

“Untuk selanjutnya, semoga bisa bikin karya lebih banyak dengan personel yang sekarang. Karena mereka musisi sangat keren walau belum banyak yang kenal.”

Saksikan video musik “MaSaHiTaM (Mati Susah Hidup Tak Mampu)” di tautan kanal YouTube ini. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.