Turdust menyemburkan lima komposisi sarat energi dan emosi di EP “Distorasi”. Masing-masing berjudul “Orasi”, “Serdadu”, “Putra Petir”, “Lencana/Bayar Oknum” dan tentunya, “Aum Manggala” yang telah diperdengarkan lebih dahulu. Tepatnya pada 29 Juli 2024.
Pemilihan judul “Distorasi” sendiri, menurut unit rock asal Bekasi ini, merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ‘distorsi’ dan ‘orasi’.
Dalam konteks umum, distorsi memiliki arti gangguan atau penyimpangan. Sedangkan secara umum, orasi memiliki arti penyampaian pendapat, gagasan, atau seruan secara lisan di depan umum. Biasanya dengan tujuan mempengaruhi.
Jadi, secara keseluruhan, judul “Distorasi” memiliki makna menyampaikan suatu ‘gangguan’ atau keresahan dan juga ‘gangguan’ dalam menyampaikan suatu keresahan.
Sesuai dengan makna judul EP tadi, setiap lagu memiliki makna yang mengungkap keresahan berbeda berdasarkan pengalaman-pengalaman setiap personel Turdust. Mulai dari kritik sosial yang tajam, eksplorasi personal yang emosional hingga kelestarian lingkungan.
Contohnya di lagu “Aum Manggala”, dimana Turdust menyampaikan keprihatinannya terhadap isu terancamnya kelestarian Harimau Sumatra, atau Surya Manggala, yang merupakan harimau korban konflik antara satwa dan manusia.
Hewan langka tersebut berhasil diselamatkan petugas konservasi lalu dilepasliarkan kembali di Taman Nasional Kerinci Seblat pada Juni 2022. Namun tidak sampai genap satu tahun, Surya Manggala ditemukan dalam keadaan mati menyisakan tulang belulang.
EP “Distorasi” direkam vokalis Gabbriel Eiffel Examen, gitaris Awaly Razaqa Ramwiyadi, bassis Zikri Ramdhani dan dramer Muhammad Yusuf Mubarok di H.137 Studio. Mereka didampingi produser Hendro Supriyatno.
Proses rekaman menghabiskan waktu kurang lebih selama tiga bulan, dengan fokus pada paduan aransemen rock yang organik dan digital. Namun khusus di lagu “Bayar Oknum”, proses perekamannya cukup menantang bagi mereka.
“Karena materi bener-bener dibuat saat (berada) di studio pukul 16:00, lalu pukul 20:00 kami (langsung) rekaman lagu tersebut,” tutur Turdust kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.
Sejak terbentuk pada 2024 lalu, Turdust langsung menancapkan konsep musikalnya di jalur rock. Tepatnya di ranah yang banyak dipengaruhi band-band Inggris dan AS macam Black Sabbath dan Red Fang serta pejuang lokal, Kelompok Penerbang Roket.
Bagi Turdust, EP “Distorasi” yang telah terhidang di berbagai gerai digital streaming sejak 10 September 2025 lalu, merupakan tanda konsistensi band ini, sekaligus menjadi awal perjalanan panjang ke depannya dalam berkarya. (mdy/MK01)