THE BRANDALS: Acungkan ‘Jari Kasar’ Bersama SUKATANI

Didukung Sukatani, lagu pertama The Brandals yang menjadi pemanasan album barunya, menggaungkan isu penindasan pemerintah dan oligarki.
the brandals
THE BRANDALS

The Brandals kembali berulah. Kali ini mengajak Sukatani, unit post-punk asal Purbalingga, Jawa Tengah yang pada Februari lalu sempat menghebohkan jagat musik Tanah Air lewat lagu “Bayar Bayar Bayar”, yang memerahkan kuping pihak kepolisian.

Kolaborasi keduanya, ditumpahkan lewat lagu rilisan tunggal bertajuk “Jari Kasar” yang resmi diperdengarkan sejak 30 September 2025 lalu. Sebuah komposisi berkarakter punk rock kental, yang sekaligus dicanangkan sebagai lagu pembuka sebelum melepas album baru.

Di “Jari Kasar”, The Brandals yang kini digerakkan formasi vokalis Eka Annash, gitaris Mulyadi Natakusumah (PM), bassis Radhitya Syaharzam serta dramer baru, Ghani Noorputrawan melampiaskan suara perjuangan yang mewakili kaum buruh dan masyarakat adat di Indonesia.

Lagu tersebut beresonansi kuat dengan kehadiran duo Sukatani; gitaris Muhammad Syifa Al Lufti (Electroguy) dan vokalis Novi Citra Indriyati (Twister Angel) yang menambah kekuatan tema lagu.

Tapi kepada MUSIKERAS, Eka Annash menegaskan bahwa mereka telah mendekati Sukatani sejak November 2024 lalu. Sebelum kasus lagu “Bayar Bayar Bayar” menjadi viral.

“Tapi baru terlaksana bulan Juli kemarin untuk rekaman,” cetus Eka meyakinkan.

Sejak awal menulis lirik lagu “Jari Kasar”, The Brandals tidak bisa menemukan nama lain yang lebih pantas untuk mereka undang berkontribusi di lagu tersebut selain Sukatani. Eka mengaku langsung terbayang lagu dengan rasa anthemic yang bisa dinyanyikan penonton.

“Lalu tercetus ide untuk tulis tema tentang buruh, kelas pekerja dan masyarakat adat yang nasibnya selalu ditindas kebijakan pemerintah dan oligarki. Basically, kehidupan kami juga sebagai buruh di industri musik.”

Lalu kebetulan, lanjut Eka lagi, saat itu album “Gelap Gempita” milik Sukatani getol ia dengarkan sejak baru dirilis. “Dan nggak ada nama lain yang lebih pantas untuk nyanyi bareng di lagu ini selain Sukatani!”

the brandals

Teritori Baru

Dalam pengerjaan proses kreatifnya, “Jari Kasar” dikembangkan dari demo yang dibawa oleh gitaris PM. Kemudian dipertajam bersama personel lainnya saat rekaman, didampingi oleh produser Jonathan Mono.

Memang, khusus di album baru band asal Jakarta bentukan 2001 silam ini, mereka keluar dari pola lama, dimana pembuatan lagu biasanya lahir dari hal jamming bersama-sama.

“Jadi beberapa personel membawa materi lagu masing-masing dan diselesaikan bersama di studio saat latihan,” ujar Eka mengungkap metodenya.

Sementara untuk konsep musiknya, energi punk rock sudah mulai terbangun kental sejak masih berformat demo. Digerakkan power chord yang liar, berdurasi pendek, dengan tempo yang cepat. Pengaruh dari The Hives, band yang disukai PM sangat kuat di lagu ini.

Lalu daya ledak “Jari Kasar” menjadi lebih greget dengan isian gitar lead dari Cipoy aka Alectroguy yang sebenarnya sangat kuat akan karakter New Wave.

“Tapi yang jadi hook buat gue adalah vokal lantangnya Citra (Twister Angel) yang bikin lagu yang nge-boost lagu jadi tegangan tinggi,” seru Eka semangat.

Untuk menggaungkan lagu ini, The Brandals tidak hanya berkolaborasi dengan Sukatani. Namun, juga menjalin kerja sama dengan Greenpeace dan Trend Asia, dua organisasi LSM yang konsisten membawa isu advokasi keadilan dan kesejahteraan untuk buruh serta konservasi alam.

The Brandals berkomitmen untuk membantu serta mendukung program-program yang dilakukan kedua LSM tersebut untuk kesejahteraan buruh dan petani.

Disamping “Jari Kasar” (video musiknya bisa ditonton di tautan YouTube ini), sejauh ini materi album baru The Brandals sebenarnya sudah bisa dikatakan rampung. Mereka mengeksekusi rekamannya di Atas Musik Studio, Cipulir, Jakarta Barat, dengan olahan mixing dipercayakan kepada Jonathan Mono.

Khusus untuk olahan pelasaran suaranya (mastering), dieksekusi oleh Dylan C. Green di San Fransisco, California, AS.

Rencananya, album akan dirilis awal tahun depan, dan The Brandals memilih merilis beberapa lagu terlebih dahulu untuk memanaskan jalan menuju perilisannya nanti.

“Rasanya kalo dilepas semua kami malah khawatir dan bingung setelahnya mau ngapain…? Maklum semua personel juggling profesi musisi sambil jadi family and salary man. Akhirnya kami memutuskan menempuh metode konvensional, lepas beberapa single dulu.”

The Brandals menjanjikan, album terbaru mereka nantinya bakal sarat materi lagu baru yang membawa pendengar serta penggemar mereka ke teritori baru, tidak terduga dan lebih ekploratif.

Sebelumnya, The Brandals telah melahirkan enam album studio, yakni “The Brandals” (22 Desember 2003), “Audio Imperialist” (2 Oktober 2005), “Brandalisme” (17 Agustus 2007), “DGNR8” (11 Mei 2011), “Era Agressor” (18 Desember 2021) serta album remix berjudul Extra Agressor” (23 Juli 2023). (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
exentrix
Read More

EXENTRIX: Ajak Kembalikan Rock yang Teknikal

Walau kini hanya diperkuat dua personel, namun Exentrix masih menyimpan energi rock yang meledak-ledak, seperti yang tersalurkan di karya terbarunya.