Seperti yang sudah digembar-gemborkan sebelumnya, panggung utama Magnumotion Hammersonic Festival 2018 yang digelar Minggu, 22 Juli 2018 lalu memang benar-benar megah. Berdiri kokoh dan perkasa di atas daratan Pantai Carnival, Ancol yang berdebu dan panas. Dan saat penampil utama yang paling ditunggu-tunggu, unit cadas asal Swedia, In Flames menggebrak panggung sepanjang hampir 70 meter dengan tinggi 20 meter tersebut, surga visual pun terpampang jelas di depan mata.

Siraman tata cahaya yang bergerak liar mengikuti geberan distorsi berat In Flames menjadi tontonan luar biasa. Ditambah lagi, lagu-lagu In Flames sendiri sarat entakan metal yang groovy, dengan kekentalan ciri khas Gothenburg sound yang sempat menjadi tren baru di kancah musik metal dunia pada pertengahan 2000an silam.

Ya, tak bisa dipungkiri, aksi panggung In Flames memang menjadi suguhan paling spesial di gelaran pesta metal tahunan Hammersonic tahun ini. Karena menurut Ravel Junardy selaku orang yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Hammersonic, desain serta perangkat tata cahaya – memuat 250 unit special effects – yang digunakan kali ini memang pesanan khusus dari pihak In Flames.

“Jadi lampu-lampu di panggung itu baru pertama kali kami pakai, mereka (In Flames) yang minta. Bahkan sehari sebelumnya, mereka melakukan gladi bersih untuk (penerapan) lampu-lampu itu,” ungkap Ravel kepada MUSIKERAS, saat berbincang-bincang di area festival.

Selain panggung utama, pihak Revision Live yang menjadi penyelenggara Hammersonic juga menambahkan dua panggung yang berukuran lebih kecil untuk menampung 38 band tegangan tinggi yang tampil sejak siang hingga dinihari. Sayangnya, dua panggung tambahan tersebut tidak didukung spesifikasi tata cahaya dan suara segempita panggung utama. Jika harus menyayangkan, ada beberapa band potensial seperti Vital Remains atau pahlawan lokal Deadsquad yang tidak merasakan gelegar suara sebesar 270.000 watt di panggung utama, sehingga mengurangi greget aksi panggungnya. Mau tidak mau, ketimpangan itu sangat terasa karena ada perbandingan yang sangat menyolok.

Masih masalah panggung, penampilan In Flames serta beberapa band ganas yang menyiksa panggung utama bisa dibilang lumayan mengobati sedikit kekecewaan terhadap menurunnya kadar headliner yang memiliki nama besar dari kancah metal dunia yang memanaskan Hammersonic tahun ini. Misalnya penampilan apik nan menyihir dari legenda black metal dunia asal Norwegia, Ihsahn serta geberan metalcore dari band generasi milenial asal Amerika Serikat, Escape the Fate yang enerjik sekaligus modern.

Selain nama-nama yang sudah disebut di atas, hari itu, ribuan pasang mata yang memadati pesta musik keras Hammersonic juga disuguhi aksi memikat dari Dead Kennedys, H20, Brujeria, Winds of Plague, Visceral Disgorge, Revocation, Koil, Hellcrust, Forgotten, Revenge The Fate, Down For Life, Funeral Inception, Getah, Straightout, Noxa hingga unit deathgrind asal Pulau Dewata, Bersimbah Darah. Sebagian besar dari mereka sukses menciptakan moshpit liar nan brutal di depan panggung.

Satu lagi, gelaran Hammersonic tahun ini juga melibatkan pemenang program “Mantap Melangkah Challenge”, dimana ratusan band underground dari berbagai wilayah di Indonesia berkompetisi untuk dapat memenangkan tiket ke atas panggung Magnumotion Hammersonic Festival 2018. Salah satu pemenangnya adalah Griffith, unit metal asal Sukabumi yang merasakan mimpi menjadi kenyataan bisa tampil di festival musik keras terbesar di Asia Tenggara tersebut.

“Kami bisa sampai sejauh ini karena adanya keyakinan dan semangat untuk mantap melangkah berjalan dari satu panggung ke panggung lain agar menjadi semakin besar,” ujar pihak Griffith semangat.

Hammersonic Festival sendiri telah menjadi pesta metal tahunan dan telah bergulir sejak April 2012 silam, dan telah menampilkan sejumlah nama besar dunia seperti Megadeth, Lamb of God, The Black Dahlia Murder, Earth Crisis, Tarja Turunen, Whitechapel, Abbath, Suffocation, Nile, Cannibal Corpse, As I Lay Dying, Obituary, Cradle of Filth, Epica, Bullet For My Valentine, Kreator, Hatebreed, Morbid Angel, Asking Alexandria, Angra hingga Drowning Pool. (Mdy/MK02)

Foto oleh Gusman Yudistira