Walau berbekal seabrek referensi musik dari mancanegara, tapi gitaris garis keras asal Salatiga, Jawa Tengah, Bhayu Sapoetra cukup cerdik mengolah aransemen musiknya agar tetap memancarkan identitas nasionalisme. Setidaknya, itu yang coba ia tunjukkan lewat album terbarunya yang bertajuk “Notes Reflection”.

Kepada MUSIKERAS, Bhayu mengakui saat penggarapan album ia banyak sekali menelan pengaruh-pengaruh musik djent atau modern progressive metal. Ia menyebutkan di antaranya ada Messhugah, Vitalism dan Polyphia. Sementara dari dalam negeri, ia juga meresapi karya-karya dari Indra Lesmana ProjectILP). Masukan dari musik-musik tadi lantas ia padukan juga dengan referensi band-band progressive metal senior seperti Symphony X, Planet X, Spastic Ink hingga ke para pengibar detah metal macam Suffocation, Crown of Rage hingga Siksa Kubur.

Lewat siaran pers resminya, Bhayu juga menegaskan bahwa memang banyak hal penting yang terjadi secara musikalitas dalam kurun waktu enam tahun, sejak ia merilis album pertamanya, “Leap to Infinity” (2012). Makanya, untuk mendapatkan identitas tersendiri dalam garapan musiknya, Bhayu lantas menambahkan elemen-elemen dari musik etnik dan jazz dalam delapan komposisi instrumental yang disuguhkannya di album “Notes Reflection”.

Pemilihan judul “Notes Reflection” sendiri dipakai Bhayu – selain pertimbangan estetika – juga karena nada-nada yang ia mainkan di album tersebut merupakan hasil refleksi dari kehidupan Bhayu sehari-hari. “Lebih variatif dan lebih progesif dari album sebelumnya,” tegasnya.

Selain pengembangan musikalitas, dibanding album sebelumnya, kualitas rekaman audio di “Notes Reflection” jauh lebih bagus. Bhayu menulis aransemen dasarnya dengan bantuan software Guitar Pro 5, yang kemudian diaransemen di studio bersama Raprika Bangkit (gitar), Fandi Kurniawan (bass), Alam Setya Putra (dram), Wikan (kendang/Saron/Rebab), Yopie Copet (jimbe/conga) dan Fajar (seruling) – rekan-rekan musisi yang membantu Bhayu mengeksekusi “Notes Reflection”. Pada saat itu pula ia melakukan penyesuaian nada dasar untuk kebutuhan instrumen etnik, sebelum mengisi porsi lead di gitar.

Rekaman dilakukan Bhayu di Strato Studio dengan sistem tracking, merekam guide dan menggunakan ProTools untuk software rekaman. “Saya menggunakan ampli Marshall Slash Signature Series yang disediakan studio, gitar Schecter Diamaond Series dan MXR Distorsion Plus buat (efek) booster. Dari segi sound dan musikalitas lumayan ada peningkatan dibanding album sebelumnya. Hanya, proses rekaman agak sedikit lebih ribet karena saya rekaman di luar kota,” urai Bhayu menerangkan.

Selain dalam format digital, album “Notes Reflection” yang memuat komposisi berjudul “Me Time”, “Battle”, “Learning”, Have Fun”, “Ksatria”, “Akulturasi”, “Two Side” dan “Victory”juga dipasarkan dalam kemasan fisik cakram padat (CD). (mdy/MK02)

.