Single baru bertajuk “Bara Nyawa” menjadi bukti bahwa unit metalcore berdarah Kalimantan Tengah ini masih bisa bangkit dan menyala. Mereka bagaikan hantu yang selalu gentayangan dan meneror, sesuai namanya yang memang memiliki arti ‘musim hantu’, diambil dari cerita rakyat Kota Pangkalan Bun.

Dari sisi aransemen, konsep musik “Bara Nyawa” terbilang cukup berbeda dibanding lagu-lagu Bangkit sebelumnya. Karakter khas formasi Roy Oktavionata (vokal), Lebon (gitar), Ari Samaktha (dram) dan Riduan (gitar) ini tentunya tetap dipertahankan, namun kali ini mereka ingin membuat nuansa berbeda di setiap lagu.

“Dalam artian untuk menyampaikan pesan  dan suasana di sebuah lagu yang akan kami buat. ‘Bara Nyawa’ sendiri terinspirasi dari banyak band seperti Miss May I, Wage War, Polaris dan lain-lain,” tutur Bangkit kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.

Proses rekaman “Bara Nyawa” sendiri digarap para personel Bangkit di Kota Palangkaraya, tepatnya di RA Recording, yang kira-kira hanya menghabiskan waktu selama 2-4 hari. Sementara untuk proses mastering dieksekusi di Rostels Records.

“Perlu diketahui bahwa lagu ini merupakan karya peninggalan dari gitaris kami, Almarhum Azis (Ahmad), yang kemudian kami aransemen menjadi seperti sekarang.”

“Bara Nyawa” yang liriknya membawa pesan untuk generasi sekarang, bahwa mereka adalah energi yang akan mewarisi ke mana arah masa depan negara, moral, budaya dan apa pun, merupakan single keempat yang telah dirilis Bangkit secara digital. Sebelumnya, ada tiga single, yaitu “Know To Be Silence” (2016), “Rima Wana” (2017) dan “Homesick” (2018).

Setelah perilisan “Bara Nyawa”, dalam waktu dekat Bangkit yang terbentuk pada 12 Februari 2011 silam ini bakal meneruskan perampungan penggarapan album yang kini sudah mencapai tahap 70%. (aug/MK02)

.