Memanfaatkan momentum jeda panjang selama pandemi, gitaris dan motor penggerak utama unit modern rock KILMS, Josaphat ‘Jo’ Klemens pun masuk studio untuk menggarap IUSA, proyek alter egonya bersama pasangan hidupnya, penyanyi Aiu Ratna. Pada 12 Juni 2020 lalu, sebuah single pembuka bertajuk “Sounds of the Rain” telah mereka luncurkan di berbagai kanal digital via Anoixi Records.

Di lagu ciptaan Jo tersebut, keseluruhan produksi benar-benar dieksekusi secara independen di kediaman mereka, mulai dari pengisian trek dram, gitar, dengan memanfaatkan perangkat rekaman sederhana yang mereka miliki. Tapi khusus untuk vokal, Aiu merekamnya di Studio 168, studio milik temannya yang bernama Fay Ismail. Setelah itu, Jo melanjutkannya dengan pemolesan mixing dan mastering yang juga dilakukannya sendiri usai mempelajari tahapan-tahapannya selama karantina di rumah.

Selain permainan gitar Jo dan Aiu, eksekusi musik di lagu “Sounds of the Rain” juga melibatkan alunan piano dan synth pada interlude, yang dimainkan oleh rekan mereka di Jepang, Kobayashi Kentaro. Juga ada sisipan synth di bagian intro yang dimainkan oleh Luky Setiady.

IUSA sendiri bisa dibilang merupakan penggabungan dua formula musik yang banyak mengaliri darah Jo dan Aiu. Ada denyut emo/screamo Jo yang banyak dibesutnya di KILMS (Killing Me Inside) serta nuansa alternative electro rock dari Aiu, baik semasa di band Garasi maupun The AiU. Aiu sendiri juga pernah menjadi vokal tamu di Killing Me Inside yang membuahkan dua single bertajuk “Fractured” dan “Remnants”. Dan sejak 2019, Aiu juga tercatat sebagai vokalis tamu di berbagai penampilan live band pop rock, Cokelat.

Lalu apa yang membedakan IUSA dengan garapan musik untuk KILMS?

“Ada banyak kesamaan selera musik antara gue dan Aiu. Terutama untuk musik-musik Jepang. Kami suka musik-musik seperti (band rock) Tokyo Jihen atau Tokyo Incidents, Alexandros dan Ellegarden. Jadi kayaknya emang agak sulit jika dimasukkan ke KILMS. Ini memang alter ego yang harus dilakukan bareng Aiu. Atas dasar kesukaan musik yang sama. Banyak hal yang belum bisa tertuang di band (kami) masing-masing, dan semuanya akan ditumpahkan di IUSA. Jadi ini proyek idealis. Pokoknya gimana caranya karya-karya yang udah pernah kami bikin bisa dirilis,” beber Jo kepada MUSIKERAS, menegaskan.

Dan di samping itu, konsep KILMS sendiri lebih mengedepankan distorsi, suara gitar yang hi-gain dan cenderung didominasi unsur digital. Sementara di IUSA, Jo ingin mengarah ke suara-suara yang lebih analog, lebih overdrive. “Pengen eksplor suara gitar yang nggak kena distorsi hi-gain, seru juga dieksplor. Lalu, di IUSA juga ada dua gitar, jadi ada komunikasi irama gitarnya. Kalau di KILMS kan main sendiri.”

IUSA sendiri resmi terbentuk pada 23 September 2019 dan antara lain telah menjajal panggung Aube Hall Shibuya dan Legend Hall, Nagoya di Tokyo, Jepang pada 30-31 Desember 2019 lalu. Setelah melepas “Sounds of the Rain”, IUSA sudah menyiapkan single kedua yang rencananya bakal dirilis pada 12 Juli 2020 mendatang. Mereka juga telah mengantongi beberapa lagu yang disiapkan untuk sebuah album mini (EP). (mdy/MK03)

.