Usai menghajar pendengaran lewat rilisan “Demo 2020” yang memuat tiga amunisi panas, masing-masing bertajuk “Power Mad”, “Enslave Warfare” dan “Wasted to Death”, kini Iron Voltage kembali menyalakkan distorsinya. Sebuah single berbahaya, “Immortal Crush”, yang disuguhkan lengkap dengan video klipnya sudah digeber via YouTube, sejak 16 April 2021 lalu. Lagu ini dipersembahkan unit cadas asal Bandung ini sekaligus sebagai gerbang menuju pelampiasan album debut.

“Pada awalnya kami tidak ada pikiran untuk merilis single ini dalam bentuk video klip , kami hanya berencana untuk meluncurkannya melalui Spotify dan platform digital lainnya dalam bentuk audio,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, mencoba mengklarifikasi.

Tapi, setelah melakukan diskusi panjang untuk merilis dengan format berbeda dibanding demo sebelumnya, akhirnya band yang baru resmi terbentuk pada September 2020 ini pun sepakat untuk merilis “Immortal Crush” dalam bentuk video klip. 

“Karena kami ingin pendengar single terbaru kami bisa merasakan vibe yang berbeda dari demo kami sebelumnya, agar bisa menikmati audio dan visualnya.”

“Immortal Crush” digarap dan direkam formasi Edy Haryanto (vokal), Yowdi ‘Odi’ Santiar (gitar), Reyga ‘Ega’ Adi Glatira (gitar), Eka Nurzaman (bass) serta dramer baru, Garry ‘G’ sejak Januari 2021 lalu, selepas perilisan “Demo 2020”. Karena ingin mematangkan sound agar lebih berkarakter, mereka pun menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk menggodoknya sampai mencapai target akhir yang diinginkan. Sementara untuk video klip, “Immortal Crush” dikerjakan di sebuah studio di Bandung dengan konsep live set yang simpel. Eksekusi produksi mulai dari pengambilan gambar hingga proses pengeditan berlangsung selama dua minggu.

Lalu apakah ada perbedaan konsep atau pengembangan baru dari segi musikal di single “Immortal Crush”, jika dibandingkan dengan materi di “Demo 2020”?

.

.

“Nggak ada perbedaan konsep mungkin ya, meskipun ada pergantian personel baru di posisi dram, karena materi ‘Immortal Crush’ dan materi (lagu-lagu) sebelumnya masih memiliki benang merah yang sama, dan karena emang ‘Demo 2020’ dan single ‘Immortal Crush’ ini juga rencana akan kami muat untuk di album penuh selanjutnya. Perbedaannya mungkin hanya dari segi sound aja sih. Menurut kami, ‘Immortal Crush’ lebih tight dibanding ‘Demo 2020’,” urai Iron Voltage lebih meyakinkan.

Seperti yang sudah pernah diulas di artikel sebelumnya, musik Iron Voltage dibangun dari pengaruh karakter old school thrash metal dari era awal Exodus, salah satu band thrash metal legendaris dari Amerika Serikat. Cirinya sangat menonjolkan suara yang deep, permainan gitar yang padat dan ketat, serta penerapan vokal yang berefek reverb. Lalu disamping itu, Iron Voltage juga menyari referensi dari band-band lain seperti Cro-Mags, Leeway, Prong hingga Voivod, serta beberapa band old school death metal seperti Dismember, Entombed dan Obituary. 

“Kami sangat menyukai band-band yang kami sebutkan tadi, (jadi) kemungkinan berefek sangat besar dan sangat mempengaruhi musik Iron Voltage sendiri. Dan riff-riff yang kami mainkan pun tidak luput dari pengaruh sang akar thrash metal Metallica di era (album) ‘Kill ‘Em All’ yang ngebut dengan campuran heavy metal dan punk.”

Kini, materi album debut Iron Voltage hanya menyisakan beberapa materi lagi, dan setelah itu langsung dieksekusi proses rekamannya. (mdy/MK01)