VEIL OF MAYA akhirnya kembali melepas single baru, dengan konsep musik yang juga mengejutkan. “Outrun” adalah judul lagu terbarunya, yang sudah mengudara sejak empat hari lalu. Kenapa mengejutkan? Karena kali ini, unit deathcore/metalcore tersebut menyusupkan elemen pop di komposisinya, namun tanpa meninggalkan kegesitan musiknya. Menurut vokalis Lukas Magyar, lagu ini sangat spesial buat mereka, karena Veil of Maya berhasil melahirkan karya rekaman yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Tapi kami tidak sedang berusaha keras untuk membuat sesuatu yang berbeda. Semuanya hanya terjadi secara alami dan kami semua menyukainya saat lagu tersebut rampung,” cetusnya meyakinkan.

Salah satu bagian lagu yang menarik ada segmen solo gitar, dimana alur nadanya mengingatkan para metalhead pada lagu “The Trooper” milik band rock legendaris, Iron Maiden.

Sejak terbentuk di Chicago, AS pada 2004 silam, Veil of Maya yang dihuni formasi Marc Okubo (gitar), Sam Applebaum (dram), Danny Hauser (bass) dan Lukas Magyar ini telah merilis album “All Things Set Aside” (2006), “The Common Man’s Collapse” (2008), “[id]” (2010), “Eclipse” (2012), “Matriarch” (2015) dan “False Idol” (2017). Dan sebelum “Outrun”, Veil of Maya berturut-turut sudah merilis single “Members Only” (2019), “Outsider” (2020) dan “Viscera” (2021).

.

Mantan gitaris grup rock legendaris Whitesnake, Adrian Vandenberg kembali mengisyaratkan sinyal semangat untuk terus menggulirkan karir VANDENBERG, band yang dibentuknya di Belanda sejak 1981 silam. Setelah rilisan album “2020” yang diperkuat vokalis Ronnie Romero (Rainbow/MSG) yang diedarkan pada Mei 2020 lalu, kini Adrian mengumumkan formasi terbaru buat Vandenberg. Kali ini adalah mantan vokalis Yngwie Malmsteen dan Candlemass, Mats Levén yang diajak bergabung. Penampilan panggung perdana Vandenberg bersama vokalis asal Swedia tersebut bakal berlangsung di Planet Rockstock Festival di Trecco Bay, Wales pada 12 November 2021 mendatang. Selain Mats, Vandenberg yang antara lain dikenal lewat hit single “Burning Heart” ini juga diperkuat oleh bassis Randy Van Der Elsen (Tank) serta dramer Koen Herfst (Epica/Doro). Lebih jauh, Adrian juga memberi bocoran bahwa ia dan Mats saat ini sudah mulai menulis lagu bersama untuk kebutuhan album baru Vandenberg.

.

Para pemuja pengibar metal ekstrim BEHEMOTH bisa menghibur diri untuk kembali menyaksikan aksi panggung band favoritnya itu. Karena masih terkendala pembatasan pandemi, maka Behemoth akan kembali menggelar konser virtual yang spektakuler bertajuk “XXX Years Ov Blasphemy”. Ya, sesuai judulnya, hajatan istimewa ini memang untuk merayakan 30 tahun perjalanan karir band yang kini dimotori oleh trio Adam ‘Nergal’ Darski (vokal/gitar), Zbigniew ‘Inferno’ Promiński (dram) dan Tomasz ‘Orion’ Wróblewski (bass) tersebut. Untuk menyaksikan konser yang akan ditayangkan secara global tepat pada malam Halloween, 31 Oktober 2021 mendatang, bisa mengaksesnya via platform media sosial bernama Moment House. Tapi bagi yang tidak sempat menyaksikannya secara langsung, rekaman konser akan tetap tersedia (video on demand) selama 24 jam setelah konser berlangsung. Untuk info lebih rinci, termasuk harga tiketnya, bisa langsung melihatnya di situs resmi Behemoth.

.

Walau sebelumnya sudah merilis dua album yang menegaskan garis biru thrash metal dunia, namun baru di album “Reign in Blood” monster thrash metal SLAYER benar-benar meledakkan eksistensinya sebagai pengibar metal yang disegani. Nah, tiga hari lalu, perilisan “Reign in Blood” tepat memasuki usia 35 tahun. Sebuah album yang hingga hari ini masih disebut-sebut sebagai penanda awal kebesaran thrash metal, yang mampu menembus sisi komersil, setidaknya bagi skena musik cadas ekstrim era itu. Karya rekaman rilisan label Def Jam Recordings/Geffen Records yang diproduseri oleh Rick Rubin (Metallica, Red Hot Chili Peppers) dengan trek andalan bertajuk “Angel of Death” dan “Raining Blood” tersebut ditempatkan di peringkat keenam oleh majalah Rolling Stone pada 2017 lalu sebagai album heavy metal terbaik sepanjang masa, bersama album milik pejuang thrash metal lainnya seperti Metallica “Master of Puppets”, Anthrax “Among the Living” serta Megadeth “Peace Sells… but Who’s Buying?”. Sementara oleh majalah Metal Hammer pada 2006 silam, “Reign in Blood” dikategorikan sebagai album keras terbaik dalam 20 tahun terakhir. Sepuluh tahun kemudian, majalah Loudwire juga menunjuk “Reign in Blood” sebagai karya rekaman album terbaik dari keseluruhan album studio yang pernah Slayer hasilkan. Saat penggarapan “Reign in Blood” yang dieksekusi di studio Hit City West, Los Angeles AS pada periode Juni-Juli 1986 silam, Slayer diperkuat oleh formasi terbaiknya sepanjang masa, yaitu Tom Araya (bass/vokal), Kerry King (gitar), Jeff Hanneman (gitar) dan Dave Lombardo (dram).

.

Satu lagi unit rock legendaris dunia merayakan ulang tahun perilisan albumnya. Kali ini MÖTLEY CRÜE, yang telah mengumumkan bakal meluncurkan ulang album debut, “Too Fast For Love” yang bulan ini memasuki usia empat dekade. Sama seperti usia band ini sendiri. Kemasan baru yang sudah mengalami proses mastering ulang tersebut bakal diedarkan mulai 10 November 2021, tanggal yang sama ketika album tersebut pertama kali dirilis 40 tahun lalu. Namun kali ini, perilisan “Too Fast For Love” bakal dieksekusi melalui Leathür Records, label rekaman milik Mötley Crüe sendiri. Sebelumnya, band glam metal asal Los Angeles, AS yang masih dihuni formasi Vince Neil (vokal), Mick Mars (gitar), Nikki Sixx (bass) dan Tommy Lee (dram) ini juga telah meluncurkan versi remastered dari album “Dr. Feelgood”, “Girls, Girls, Girls” dan “Theatre Of Pain” sebagai bagian dari perayaan 40 tahun perjalanan karir mereka.

.

Jangan sebut diri kalian penggemar berat KORN jika tidak mengoleksi produk satu ini. Jadi pada 25 November 2021 mendatang, akan diterbitkan sebuah buku bertajuk “Korn: Every Album, Every Song” karya penulis asal Inggris, Matt Karpe. Keistimewaan buku terbitan Sonicbond Publishing ini adalah cakupan bahasan keseluruhan lirik serta hal-hal lain menyangkut lagu-lagu Korn yang diurai sangat detail. Dimulai dari karya demo “Neidermayer’s Mind” yang dibuat Korn pada 1993 silam, hingga karya album terbaru mereka, “The Nothing” (2019). Tidak hanya itu, buku ini juga mengupas lagu-lagu non-orisinal seperti karya daur ulang (cover), lagu-lagu yang termuat dalam album soundtrack film atau dalam rilisan video game, hingga lagu-lagu lepasan yang termuat di Side B (pada rilisan lagu single). Bahkan, ada pula tulisan biografi akurat Korn beserta para personelnya. Matt Karpe sendiri adalah seorang jurnalis musik yang sebelumnya juga sudah pernah menghasilkan buku “Nu Metal: A Definitive Guide” (2021). Untuk mendapatkan buku “Korn: Every Album, Every Song”, para penggemar Korn di luar wilayah Inggris baru bisa membelinya mulai 28 Januari 2022 via Amazon, Barnes & Noble and Walmart (AS) serta Waterstones dan WH Smith (Inggris). Jika dirupiahkan, harga per satuannya adalah lebih dari Rp. 300.000. Korn terbentuk di Bakersfield, California pada 1993 silam sebagai salah satu band pengibar wabah nu metal yang telah menghasilkan 13 album studio, dan di antaranya melejitkan single “Y’All Want a Single”, “Did My Time”, “Here to Stay”, “Falling Away from Me”, “Freak on a Leash”,  dan “Blind”.

.

Foto ilustrasi: Veil of Maya