Usai menggedor skena independen lewat sebuah rilisan album mini (EP) beramunisikan lima lagu, yang berjudul “Kebisingan Pancaroba yang Merongrong” pada 2018 silam, penyanyi, pencipta lagu dan musisi Jimi Multhazam (The Upstairs, Morfem) akhirnya mendapatkan momentum untuk kembali meneruskan aksi liar Jimijazz, salah satu proyek solonya itu. 

Kali ini dibuka dengan sebuah lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Xerografi Semesta” yang diedarkan via label Blackandje Records. Lagu ini digubah Jimi untuk mengenang era kejayaan photocopy service dan blank tape yang pernah menjadi sarana penyebaran dan menikmati musik bagi kaum remaja kalangan menengah ke bawah.

Ya, rada lama jeda peluncurannya, jika dibandingkan dengan EP tadi. Tapi menurut sang nakhoda, selain karena harus merancang aransemen serta tema riff-nya, ia juga butuh waktu lama dalam penulisan liriknya. “Karena gue memilah-milah tema yang sesuai dengan konsep utamanya,” cetusnya kepada MUSIKERAS, beralasan.

Jimijazz sendiri merupakan band crossover thrash/hardcore punk yang dibentuk Jimi atas dasar kecintaannya terhadap keseruan thrash metal/hardcore punk era 80-an. Pemilihan namanya konon terinspirasi dari salah satu judul lagu band punk rock legendaris asal Inggris, The Clash.

Namun di lagu “Xerografi Semesta” sendiri, formasi yang dilibatkan berbeda dibanding saat Jimi menggarap “Kebisingan Pancaroba yang Merongrong”. Kali ini, ia menggamit Arya Gilang Laksana aka Arya Blood (dram) dari Dead Vertical, Hendra Zamzami (gitar) dari Edane serta Mika Febriansyah Tobing (bass/vokal latar) dari The Rang Rangs untuk berkolaborasi.

.

.

“Kriteria utama, orangnya harus asik. Yang kedua, gue memang suka permainan mereka di band utamanya. Bisa dibilang gue memang penggemar Arya, Hendra dan Mika,” seru Jimi mengungkap alasan di balik pemilihan musisi di formasi terbarunya.

Kendati demikian, benang merah musik Jimijazz nyaris tidak berubah di karya terbarunya. Namun, saat penggarapan rekamannya terasa hasil yang berbeda. “Sound lebih tertata tentunya. Yang pasti, di project ini gue ikutan main gitar dan mengundang gitaris lain untuk mengisi bagian lead.”

Bahkan setelah “Xerografi Semesta”, Jimijazz telah menyiapkan materi-materi lain untuk kebutuhan album. Rencananya, karya rekaman kolektif yang belum diberi judul tersebut bakal diluncurkan pada Mei 2023 mendatang. Bakal ada 12 tembang hardcore punk liar dengan sentuhan thrash metal agresif – termasuk “Xerografi Semesta” – yang bakal menyesaki kemasannya, hasil dari proses rekaman selama tiga bulan di Darktones Studio, bersama juru rekam Jafar Sidiq.

Jimi menegaskan, ia tak lagi meluangkan waktu untuk mengulik referensi-referensi musik tertentu secara spesifik saat menjalani proses peracikan lagu-lagu baru Jimijazz. Keseluruhan proses langsung dieksekusi tanpa banyak basa-basi. “Gue sudah banyak tengok kiri-kanan di awal 90-an. Semuanya (sudah) terekam dan merongrong minta dimuntahkan, hahaha!”

Lalu, mengapa para rocker dan metalhead harus mendengarkan album terbaru Jimijazz tersebut? Jimi menegaskan alasannya.

“Banyak hal baru yang bisa gue serap dari ranah musik ekstrim zaman sekarang. Untuk rocker dan metalhead, gue hanya tawarkan penyegaran. Sudah dijajal di pentas. Materi gue cukup memenuhi syarat untuk berpesta!”

Sejak 12 April lalu, “Xerografi Semesta” sudah bisa dilantangkan via berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Joox serta YouTube Music. (mdy/MK01)

.

.