Sempat menargetkan bisa dirilis pada Maret 2023, namun album mini (EP) debut band cadas asal kota Sintang, Kalimantan Barat ini ternyata harus tertunda hingga akhir September 2023. Sebuah karya rekaman kolektif bertajuk “As the Devil” yang akhirnya merangkum muntahan kreativitas musikal Helldraven.
“As The Devil” sendiri total memuat enam peluru panas, yakni “Hellcome (Intro)”, “Slowkill”, “As the Devil” serta tiga lagu rilisan tunggal yang telah diperdengarkan sejak pertengahan 2022 lalu, berjudul “Fly With The Fire”, “Terror Of Fears” dan “Burning Misery”. Keseluruhan lagu mengedepankan tema lirikal yang imajinatif, lalu kisah fiksi beraura horor, tentang neraka, dendam hingga sisi gelap kehidupan.
Teguh Kurnia (vokal), Hasbiandi (gitar), Fahril Pradana (dram) dan Fredikus ‘Kody’ Pridadi (bass) yang menggerakkan roda Helldraven menyebut EP “As The Devil” sebagai sebuah proses yang cukup memberi mereka banyak pengalaman baru.
“Semua kami ramu di Loudstone Studio, Sintang, Kalimantan Barat. Untuk musik secara keseluruhan kami garap bersama-sama, mulai dari memilih riff-riff gitar hingga hal-hal terkecil, tidak luput dari diskusi dan kesepakatan semua personel. Prosesnya cukup lama, kami memulai semuanya sejak tahun lalu, tepatnya Juni 2022,” ucap Helldraven kepada MUSIKERAS.
Dari sisi musikalnya, Helldraven yang telah menggeliat sejak 2014 silam menerapkan perpaduan groove dan thrash metal di EP debutnya tersebut, yang lantas dibalut pula dengan nuansa gelap. Konsep tersebut merupakan semacam jalan tengah untuk mengakomodasi berbagai perbedaan pengaruh serta referensi masing-masing personel.
.
.
“Kami mencoba ‘merajut’ perbedaan itu menjadi sebuah ciri khas dan karakter musik, dan referensi musik kami pun tidak terpaku pada satu genre. Bisa dibilang band-band berikut ini cukup berpengaruh untuk musik kami, yaitu Sepultura, Lamb Of God, Jungle Rot, Kataklysm, Metallica, Megadeth hingga Pantera.”
Selain sebagai judul besarnya, “As The Devil” sendiri juga merupakan salah satu trek yang memanaskan EP tersebut. Dan kubu Helldraven menyebut lagu tersebut sebagai komposisi yang paling menantang secara teknis saat mengeksekusi rekamannya. Karena pada prosesnya, mereka harus mengubah komposisi musiknya sampai tiga kali. Sementara di sisi lain, mereka juga dikejar-kejar tenggat rilis.
“Karena lagu itu adalah lagu terakhir yang kami garap di EP ini, dan waktu proses penggarapannya mendekati tanggal rilis yang sudah dijadwalkan,” seru pihak band beralasan.
EP “As The Devil” dikemas ke dalam bentuk audio CD digipack dan diproses serta didistribusikan secara mandiri atau DIY (Do It Yourself). Juga tersedia di berbagai platform digital, di antaranya Spotify, Apple Music, Amazon Music, Deezer, YouTube Music dan Tiktok. (aug/MK02)
.
Baca juga:
Leave a Reply