Rilisan Baru DISSOLVE, Crust Punk yang Lebih Gelap

Perkenalan dari kiprah unit blackened crust/hardcore punk bernuansa gelap asal Pringsewu, Lampung ini sudah dimulai pada 2022 lalu, lewat sebuah album mini (EP) bertajuk “Dislove”. Tak lama setelah Dissolve terbentuk. Kini, membuka agresi mereka di 2024, kembali diluncurkan amunisi rekaman baru yang berformat maxi-single, bertitel “Memoriam” dan “Unforgiveness”.

Dua lagu tersebut, sekaligus menjadi pelontar sinyal akan sebuah album baru yang sedang dalam tahap penggodokan. Sementara dari segi lirik, mereka mengangkat lagi kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia yang massif dari dulu sampai sekarang, tapi pemerintah justru makin pasif dalam menanganinya

“Memoriam” adalah dongeng dari seorang wanita bernama Marsinah, buruh yang memperjuangkan hak-hak buruh agar layak dan sejahtera, namun malah diperkosa dan dibunuh. Sedangkan di “Unforgiveness”, menyuarakan kekecewaan dan ketidakpercayaan kepada pemerintah yang pasif dalam menangani kasus pelanggaran HAM berat, yang tidak dapat dimaafkan. Bahkan pemerintah cenderung tidak peduli akan aksi di berbagai daerah di Indonesia yang menuntut sedikit keadilan bagi para korban dan keluarganya.

Khusus di lagu “Unforgiveness”, para personel Dissolve yang diperkuat vokalis Selfita Indriani (Sleepy), gitaris Ikhsan Aji (Xanajix), bassis Kamal Prayogi (Xmal) dan dramer Nanang Bonss mengajak Argo Pambudi aka Argopuke, vokalis dari band asal Jakarta, Angry Retards untuk berkolaborasi.

Proses penggarapan “Memoriam” dan “Unforgiveness” sendiri lumayan panjang. Menurut ungkapan pihak band kepada MUSIKERAS, tadinya kedua lagu tersebut ditargetkan sudah dirilis pada November 2023 lalu. “Tapi berhubung ada cetusan ide (untuk) kolaborasi dengan vokalis lain, dan akhirnya sepakat untuk berkolaborasi dengan Argopuke, (jadi) baru bisa rilis di Januari 2024.”

Konsep blackened crust/hardcore punk yang diterapkan Dissolve kali ini sebenarnya tetap berada di jalur crust punk. Namun, ada sedikit balutan riff gelap ala black metal, dan tetap memberikan ciri khas hardcore punk era ’90-an. “Yang membedakan Dissolve dengan karakter hardcore lainya mungkin di riff yang cenderung gelap, dram d-beat dan breakdown,” seru pihak band, yang kali ini mengakui banyak menyerap ide-ide dan inspirasi dari band-band punk dunia seperti Baptists (Kanada), From Ashes Rise (AS), Habak (Meksiko) dan Oathbreaker (Belgia).

Usai perilisan “Memoriam” dan “Unforgiveness”, rencana Dissolve berikutnya adalah meluncurkan album penuh perdananya. Materinya sendiri sudah dikerjakan sejak 2023, namun prosesnya agak terhambat lantaran terbentur kesibukan para personelnya. “Sejauh ini progres produksi album sudah 70%. Doakan saja semoga rencana perilisan di bulan Mei nanti tidak meleset.”

Sejak 28 Januari 2024, “Memoriam//Unforgiveness” yang diproduksi bersama Outlaw Records sudah bisa digeber via berbagai platform digital. (aug/MK02)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts