Setelah berusia enam tahun, dan sekitar dua tahun mengotak-atik format yang paling pas, akhirnya Van Java berhasil juga merampungkan dan merilis album debutnya, “Fragment” yang dirilis secara indepnden, baru-baru ini.

Para personelnya, yakni Biondi Noya (gitar), Peter Lumingkewas (dram), Brenda Mandagi (vokal) dan Soebroto Harry (bass) mulai menyiapkan materi lagu-lagu yang lantas termuat di “Fragment” sekitar 2010 lalu. Dan selama dua tahun, mereka terus mencari konsep musik yang dirasakan paling matang. Dan seiring perkembangan referensi dan wawasan musikal mereka, Van java yang tadinya terpatri di corak metal progresif perlahan melebar, dan mulai memasukkan elemen musik lain seperti rock, blues, folk dan bahkan jazz.

“Sebenarnya lebih ke sisi eksplorasi sih,” ulas Biondi kepada MUSIKERAS, mengenai pergeseran konsep musik tersebut. “Kebetulan juga saat itu (2010), kami cukup banyak belajar beberapa teori dan harmoni musik, yang kebetulan jazz. Jadi cukup kerasa impact-nya pasti ke musik yang kami mainin..… Kami juga kayak sangat interest untuk gabungin metal dan jazz ke dalam musik kami. Kebetulan tema albumnya juga soal orang yang berkepribadian ganda.…”

Proses rekaman “Fragment” sendiri dimulai 2013 dan rampung dua tahun kemudian. Menurut Biondi, penyebab durasi yang lama itu juga antara lain disebabkan kesibukan para personelnya. Belum lagi kendala jadwal studio yang sering tidak sinkron dengan kesibukan mereka. Selain itu, dalam proses rekaman itu, masih ada tahapan revisi sana-sini. “Ada tahap-tahap kayak nambah atau ngurangin ini itu pada lagunya biar lebih mateng,” imbuh Biondi lagi.

Geliat Van Java yang tepatnya dibentuk pada 7 Mei 2007 diawali oleh gagasan Biondi dan Broto, dimana sebelumnya keduanya sudah bermain bersama dalam sebuah band beraliran J-rock. Lalu bersama kawan sekolahnya, Peter, mereka pun membentuk band yang berkonsep rock instrumental. Seiring perjalanan waktu, dengan bergabungnya Brenda di lini vokal, inisiatif untuk meningkatkan kualitas musik pun semakin kuat. Lewat beberapa kali proses perundingan seputar berbagai macam konsep dan nama, akhirnya diputuskan aliran progresif sebagai genre utama, sekaligus mencetuskan Van Java sebagai nama band.

Sebelum merilis “Fragment”, beberapa single Van Java seperti “Eternal dream” dan “Propechy of Jayabaya” sudah terlampir di tiga album kompilasi, yakni “Born to Fight” (2012), “Indonesia Maharddhika” (2014) dan “JIM-Fest Finalist” (2014).

Susunan lagu di “Fragment”:  1) Dream, 2) Eternal Dream, 3) Fear, 4) Unliving, 5) Illogical Heart, 6) Lonely, 7) Fragment Suite, 8) Lonely (reprise)