Jeda empat tahun dari album debut “My Way” (2015), membuat gitaris rock asal Bandung, Ivan F. Devota mempunyai energi serta sudut pandang baru dalam menginterpretasikan jalur musiknya saat ini, menjadi jauh lebih fresh dan menarik. Seperti yang dituangkannya di album solo keduanya, “Dream” yang telah dirilis dalam jumlah terbatas, hanya sebanyak 100 keping dalam format fisik (CD) sejak 29 September 2019 lalu.
Terdapat 10 komposisi instrumental rock di album “Dream”, yang disuguhkan dalam beragam nuansa; seperti trek “Dream” sendiri yang begitu melodius dengan alunan biola yang indah, lalu “I’m in Love” yang ringan dan cheerful, atau “City Light” yang sangat pas didengarkan saat sedang berkendara menikmati keindahan kota kala malam.
Tentu saja, ciri khas gaya permainan rock dalam sound dan permainan gitarnya tetap dipertahankan, bahkan semakin kaya dengan tambahan beberapa elemen instrumen lain seperti violin (“Dream”), saksofon (“Daydreaming”) dan suling Sunda di lagu “Home”.
“Secara keseluruhan album ‘Dream’ masih terbilang album rock instrumental. Tidak banyak berubah dari album pertama secara genre, tapi saya coba menyelipkan satu lagu (“City Light”, Red.) yang ber-genre funk, namun tetap saya isi melodi dengan gaya rock. Itu adalah hal eksperimen saya yang saya coba di album ini,” ungkap Ivan kepada MUSIKERAS, menegaskan.
Gagasan pembuatan “Dream” diakui Ivan mengalir saja. Apa yang sudah ada di kepalanya langsung dieksekusi ke dalam bentuk musik. Dan salah satu hal yang paling berpengaruh dalam pembuatan album tersebut adalah karena kegemarannya menonton film anime yang berbau romance.
“Ketika menonton film yang seperti itu selalu muncul ide ide untuk membuat lagu. Saya selalu mendapatkan emosi-emosi yang bagus dari menonton film. Maka ketika saya ekspresikan ke dalam bentuk musik selalu berhasil membuahkan mood yang bagus, tergantung dari film apa yang saya tonton,” cetusnya mengakui.
Terlepas dari hal itu, Ivan merasa sangat puas dengan pencapaiannya di album “Dream”, dimana ia banyak bereksperimen dengan instrumentasi di luar gitar. Sangat berbeda dibanding album “My Way” yang hanya melibatkan gitar, bass dan dram.
“Di album ini saya bereksperimen dengan berbagai alat musik lain seperti biola, suling, vokal syair, saksofon dan lainnya. Album ini lebih dynamic dan dan luas secara musikal karena yang ditonjolkan tidak hanya permainan gitar solo saja, tetapi alat musk yang tadi disebut juga ikut berperan banyak.”
Salah satu trek yang membanggakan bagi Ivan adalah komposisi berjudul “Dream” – yang juga dijadikan judul album. Di sini, Ivan banyak menerapkan progresi kord yang tidak biasa, lalu memainkan birama yang berubah-ubah serta juga melibatkan banyak modulasi.
“Juga ada orkestrasi serta permainan solo dari violin, dimana saya harus menempatkan antara solo gitar dan solo violin secara bergantian dan bermain unison. Maka dari itu, dari segimusikalitas, lagu inilah yang paling membanggakan karena effort-nya cukup banyak.”
“Dream” digarap Ivan selama hampir setahun, dan mengeksekusi sendiri keseluruhan proses produksinya, mulai dari teknis perekaman, mixing sampai mastering. Ini pengalaman pertamanya mengerjakan keseluruhan proses tersebut, sehingga menambah perpanjangan waktu pengerjaan album secara keseluruhan.
“Selama proses rekaman, Alhamdulillah berjalan lancar karena para pendukung di album ini sangat cekatan. Album ini juga dikerjakan sangat santai, tidak terburu-buru, karena saya mencari mood yang bagus untuk direkam ke dalam album.”
Selain Ivan, “Dream” juga melibatkan musisi Dede SP, Aga, Luqman Hertanto dan Muhammad Ilham yang masing-masing mengisi permainan bass di komposisi “Wake Up”, “I’m In Love”, “Home”, “Dream” dan “City Light”. Lalu ada pula Repadani yang memainkan seluruh part dram di album, kecuali lagu “Home” dan “Dream” yang dipercayakan kepada Titan. Musisi lainnya, ada Dave Ai Michael Wise (violin), Pey (saksofon), Suwarto Suryanto (tin whistle dan suling sunda) serta Yochi (synthesizer).
Selain dalam format fisik, album “Dream” juga bisa dinikmati via berbagai gerai layanan digital streaming seperti iTunes, Spotify dan Amazon. (mdy/MK01)
.
Leave a Reply