Dari sudut pandang musikal, unit cadas asal Malang, Jawa Timur ini mencoba bereksperimen di tiga single sekaligus yang mereka rilis belum lama ini. Masing-masing judulnya adalah “Sampah Masyarakat”, “Bucin” dan “Ilusi Pembawa Petaka”.
“Kami sedikit bereksperimen dengan grindcore yang memiliki karakter sound lebih modern tanpa mengurangi unsur dari grindcore itu sendiri,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS menegaskan.
Ketiga lagu tersebut memperlihatkan Paus Pembunuh menerapkan konsep grindcore dengan balutan distorsi yang ditala (tuning) drop A plus groove yang cepat, dan dipadukan dengan sedikit breakdown. “… Juga distorsi yang tinggi hingga kami bisa menyebutnya dengan suara dari laut terdalam. Untuk referensi musik kami berkiblat pada Noxa, Napalm Death, Extreme Decay dan Misery Index.”
Para personel band bentukan September 2019 ini, yakni Vieri Maulana Malik (vokal), Abdul Ghoni (dram), Dio Fathurrahman (gitar), Gallan Abid Jonanza (bass/vokal latar) dan Ninis Agung Wahyu Prayoga (gitar/vokal) menggarap “Sampah Masyarakat”, “Bucin” dan “Ilusi Pembawa Petaka” – termasuk proses rekamannya – selama tiga minggu bersama Torch Production.
“Dalam proses pembuatan ketiga lagu ini, dari segi lirik, dibuat oleh vokalis kami Vieri, namun untuk musiknya kami kerjakan bersama. Dari segi lirik, Vieri terinspirasi akan fenomena-fenomea yang terjadi di sekitar kami. Untuk lagu ‘Sampah Masyarakat’ bermula dari keresahan melihat fenomena dimana sebagian besar orang masih meminta uang dari orang tua, lalu menghamburkan uang, tanpa memikirkan seperti apa perjuangan untuk mendapatkan uang tersebut,” urai Paus Pembunuh menjelaskan.
Lagu “Bucin” yang merupakan singkatan dari ‘budak cinta’ sendiri diciptakan untuk menyindir isu sosial yang marak dijumpai di kehidupan anak muda sekarang, yang kebanyakan hanya mementingkan kehidupan cintanya, waktu untuk pacarnya, tanpa memikirkan kehidupannya yang lain. Paus Pembunuh merasa gelisah dengan fenomena ini sehingga benar-benar menyenggol pelaku ‘bucin’ agar mereka sadar kalau mereka punya keluarga atau teman-teman yang sebenarnya juga berhubungan dengan kehidupannya.
Sementara di “Ilusi Pembawa Petaka”, Paus Pembunuh bercerita tentang orang-orang yang selalu membawa energi negatif. Pesan dari lagu ini adalah agar kita selalu menyebarkan energi positif untuk orang lain, karena seperti apa pun masalah yang kita hadapi, berbagilah, untuk diselesaikan bersama. “Menurut kami, dalam kehidupan ini perlu lebih banyak energi positif ketimbang negatif agar tidak terjadi perpecahan ataupun permusuhan.”
Setelah ketiga single tersebut, Paus Pembunuh telah juga merencanakan peluncuran single berikutnya, berjudul “Chintya”, sambil meneruskan penggarapan album mini (EP) debutnya. Rencananya bakal ada 13 trek yang termuat di album tersebut dengan judul-judul yang unik serta pesan-pesan yang tersirat dengan bumbu komedi dan cinta. (aug/MK02)
.
Leave a Reply