God Bless belum mau menyerah pada usia. Memasuki 47 tahun eksistensi band rock legendaris ini di industri musik Indonesia, Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (kibor), dan Fajar Satritama (dram) melepas lagu anyar bertajuk “Untuk Indonesiaku”. Uniknya, ada porsi isian dram yang mereka akui terpengaruh lagu-lagu Slipknot dalam single baru ini.

“Untuk Indonesiaku” dibungkus dalam balutan elemen musik yang sangat Indonesia, khususnya pada bagian coda. Sementara pada bagian akhir lagu, ada unsur musik mars yang ditonjolkan melalui penambahan paduan suara serta bebunyian marching band.

Fajar Satritama mengungkapkan, penambahan bunyi marching band tersebut terinspirasi  Slipknot, terutama di lagu “The Blister Exists”. “Dari ide kami ingin tambahkan nuansa semangat mars. Di benak gue pattern snare yang kuat gue inget ya lagu Slipknot itu. Dikombinasikan dengan tambur marching band dan melodi lagu tradisional Indonesia di akhir lagu,” beber Fajar menegaskan.

“Untuk Indonesiaku” makin terasa spesial karena dirilis bertepatan dengan hari ulang tahun ke-75 Indonesia yang jatuh pada Senin, 17 Agustus kemarin. Lagu ini adalah salah satu karya terakhir dari salah satu musisi senior, Areng Widodo sebelum meninggal pada 31 Oktober tahun lalu. Liriknya berisi sebuah kesaksian tentang wujud cinta pada Tanah Air dari perspektif seorang seniman. Ian Antono mengaku, God Bless tidak melakukan perubahan sedikit pun terhadap lirik lagu tersebut demi memenuhi pesan dari mendiang Areng Widodo.

“Karena amanah dari Areng Widodo (harus seperti itu). Ia juga berpesan, lagu ini dibikin kayak ‘Kebyar Kebyar’,” urai Ian Antono. “Kebyar Kebyar” sendiri merupakan lagu bernuansa kebangsaan yang dirilis pada 1979 silam, karya mendiang Gombloh, musisi legendaris di era’ 80an.

Achmad Albar menambahkan, saat merekam “Untuk Indonesiaku” dimana pemolesan mixing dan mastering dieksekusi oleh Stephan Santoso di Slingshot Studio, ia mengaku tidak mengalami kesulitan. Pasalnya, selain liriknya sudah sempurna, aransemen yang dibuat Ian Antono memudahkannya dalam bernyanyi.

Ada satu hal yang patut digarisbawahi, merilis karya lagu dalam bentuk single merupakan langkah baru dalam tradisi berkesenian God Bless. Lebih jauh, bagi Achmad Albar dkk, menggunakan  lagu orang lain dalam konteks penggunaan lirik dan lagu sekaligus adalah hal yang tidak lazim.

God Bless sering menggunakan lirik karya orang lain pada karya-karya terdahulu; “Rumah Kita”, “Balada Sejuta Wajah”, “Selamat Pagi Indonesia” (Theodore KS), dan ”Ogut Suping”, “Bla Bla Bla” (Remy Soetansyah). Tapi tidak untuk penggunaan lagu secara utuh. Untuk itu, Ian menegaskan, pertimbangan mereka menerima lagu Areng Widodo dalam bentuk lirik dan notasi karena mereka merupakan teman lama.

“Jadi kami memilih lagu untuk God Bless itu agak susah. Untuk ngeklopin ke album itu agak susah.  Udah ada beberapa orang yang kirim tapi nggak pernah cocok,” ungkap Ian Antono.

“Untuk Indonesiaku” sendiri direkam di tengah proses penggarapan album baru God Bless yang sejauh ini masih berupa demo kasar yang belum diaransemen. Mereka berharap, album itu bisa digarap kembali tahun depan. “Baru berupa bagan-bagan saja. Tahun depan kami akan mengerjakan album baru dan tidak menutup kemungkinan juga lagu Areng ini akan kami masukan ke album itu,” tutur Achmad Albar memberi bocoran.

Dalam waktu dekat, imbuh Ian Antono, ia dan personel God Bless lainnya juga berencana menggelar acara tribute untuk Areng Widodo. Selain itu, juga ada keinginan untuk merekam album bermaterikan lagu-lagu rock yang dibalut orkestrasi kolosal. “Tohpati, Erwin Gutawa, atau Addie MS mungkin bisa menjadi konduktor untuk album ini!” (rk/MK03)

.