Band berkarakter power metal asal Malang, Jawa Timur ini nyaris tidak terdengar gaungnya, sejak merilis album perdana “Quantum Imagination” pada pertengahan 2018 silam. Ya, mereka memang sempat vakum. Beberapa tahun belakangan, vokalis Iwan Ruby Sasmita mengakui, lumayan banyak proyek sampingan serta pekerjaan lain di luar musik yang harus ia selesaikan sehingga membuat Colderra terlambat membuat karya. Selain itu, kondisi personel lainnya juga vakum tanpa kejelasan.
“Personel yang lain harus memprioritas keluarga dan pekerjaan mereka. Selain itu mereka juga bekerja di luar kota Malang dan saya memaklumi jika mereka tidak ada waktu untuk Colderra,” ujar Iwan kepada MUSIKERAS, mengemukakan alasan.
Terpaan pandemi bisa dikatakan memberi solusi. Keterbatasan beraktivitas membuat Iwan justru punya banyak waktu luang untuk kembali memikirkan musik. Ia akhirnya sering nongkrong di studio musik dan bisa membuat karya untuk Colderra, bersama formasi baru yang diperkuat gitaris Robby ‘Iboer’ Achmad dan Yasa Wijaya yang mengeksekusi instrumen lain selain vokal dan gitar.
Pada awal Juni 2021 lalu, sebuah single baru bertajuk “Cracked” akhirnya berhasil ‘dipecahkan’ oleh darah segar Colderra tersebut.
.
.
“Ini adalah formasi baru, namun sebelum formasi ini sah terbentuk, kami bertiga memang sering kumpul di Vamos Studio, terutama saat parah-parahnya masa pandemi tahun lalu. Saya cerita ke Yasa, pemilik Vamos studio, dan Iboer sang pemilik rumah tempat Vamos studio berada, bahwa saya sering ditanya sama pihak label dan banyak teman kenapa Colderra nggak ada aktivitas setelah rilis album perdana? Saat itu Colderra memang hanya ‘deal‘ kerja sama dengan label untuk album pertama saja,” urai Iwan.
Berawal dari situ, akhirnya Iwan, Iboer dan Yasa pun sepakat untuk melanjutkan Colderra dengan beberapa kesepakatan, dimana pada intinya mereka akan mengerjakan materi untuk album kedua dengan cara menyicilnya, yaitu memproduksi satu lagu setiap satu atau dua bulan sekali. Alasannya, karena mereka bertiga juga harus memprioritas pekerjaan utama masing-masing. Iwan bekerja di salah satu perusahaan pengembang web dan aplikasi seluler, Yasa mengurusi Vamos studio dan memprioritas klien utamanya, sedangkan Iboer adalah salah satu pejabat di Universitas Brawijaya.
“Dengan kondisi tersebut kami memang cukup sibuk, tetapi dari segi kreativitas untuk musiknya Colderra, nyaris tidak ada kendala selain waktu, terutama saat ini yang sudah bisa dikatakan normal.”
Proses kreatif saat membuat dan merekam single “Cracked” sendiri hanya butuh waktu sekitar seminggu. Menurut Iwan, mungkin karena mereka bertiga sudah paham karakter dan kapasitas masing-masing jadi bisa cepat. Selain itu, pada dasarnya mereka juga suka musik metal, terutama genre power metal. Iboer yang menggodok aransemen musiknya, Iwan merajut lirik dan notasi vokalnya, sementara Yasa mengurusi rekaman dan kebutuhan teknis lainnya, di luar vokal dan gitar.
Jika dilihat dari sudut musikal, kata Iwan lagi, komposisi “Cracked” benar-benar digarap dengan penuh tanggung jawab. Jadi biar pun prosesnya cepat, mereka tetap memikirkan dan merancang setiap hal dan alur yang ada di dalamnya.
“Kalau di album pertama dulu intinya bebas dan banyak hal-hal teknis yang kami kesampingkan. Biarpun bermusik menurut kami adalah salah satu bentuk kebebasan, tetapi juga harus ada tanggung jawab dalam proses pembuatan dan penyampaiannya.”
“Cracked” sendiri sengaja dipilih menjadi rilisan pertama dari sekumpulan materi yang rencananya akan menyesaki album kedua Colderra, dengan alasan paling terdengar standar. Tidak cepat, tapi juga tidak pelan. Menurut Iboer yang bikin aransemennya, referensi “Cracked” disari dari albumnya Stratovarius yang berjudul “Elements Pt. 1”. Sementara menurut Yasa yang sebelumnya juga membantu penggarapan teknis album pertama Colderra, output audio “Cracked” dan keseluruhan materi lain di album kedua nanti diniatkan bisa seperti album Angra yang bertajuk “Temple of Shadows”.
Jika tidak ada kendala yang berat, semua materi album kedua diproyeksikan bisa selesai tahun depan. Namun beberapa lagu akan dirilis sebagai single untuk promosi, dan setiap single yang dilepas akan ada perbedaan dengan versi di albumnya. Lalu secara keseluruhan, komposisinya disuguhkan lebih variatif dan didominasi lagu-lagu bertempo cepat.
“Saat ini sudah ada empat materi yang direkam, termasuk ‘Cracked’. Ketiga lagu lainnya sudah sekitar 70% prosesnya. Mohon doanya dari rekan-rekan ya, supaya sampai perilisan albumnya nanti semua lancar.” (mdy/MK01)
Leave a Reply