Usai menjalani masa terdiam tanpa kegiatan apa pun sejak 2010 silam, kuartet metal asal Cibitung, Bekasi ini akhirnya menancapkan semangat untuk bangkit kembali. Sejak 6 Februari 2022 lalu sudah didahului dengan lagu rilisan tunggal terbaru berjudul “Murka”. Lalu pertengahan Mei ini, menyusul lagu baru lainnya yang bertajuk “Tyranny”. Kedua lagu tersebut menjadi pengantar menuju album mini (EP) “World Of The Darkness” yang rencananya bakal diletupkan pada akhir 2022.
Dalam hal lirik, keseluruhan EP bakal mengisahkan tentang kisah hidup artis film asal Inggris, Audrey Hepburn, yang juga menjadi inspirasi nama band ini. Contohnya lagu “Murka”, dimana pengalaman nyata Audrey serta aksi heroiknya di masa perang dan kesertaannya dalam gerakan underground melawan Nazi di Belanda dituturkan.
Audrey Hepburn yang saat ini diperkuat dengan formasi baru, dihuni oleh Akhmad ‘Dede Hawk’ Sarifudin (gitar), Fredy Febriansyah (vokal), Adi Pranoto (dram) dan Iwan Kurniawan (gitar) menggarap rekaman lagu “Murka” dan “Tyranny” di D.H Records milik gitaris Dede, yang juga bertanggungjawab sebagai komposer dan pengarah musik. Ia membuat panduan aransemen gitar, dengan dibantu oleh Fredy dan manajer band, Agustian Alfarizy yang membuat konsep dan lirik lagu. Proses rekaman berlangsung selama kurang lebih dua minggu untuk satu lagu, mulai dari perekaman vokal, gitar, bass, dram hingga mixing dan mastering.
.
.
“Di balik proses rekaman itu, keseruannya adalah kami kumpul dan mengerjakan EP ‘World of the Darkness’ selalu di tengah malam, karena pagi harinya para personel termasuk manajer sibuk dengan aktifitas pekerjaannya masing-masing. Sampai kadang kami berpikir, band kami itu seperti band gaib, karena selalu berkumpul atau latihan di tengah malam sampai subuh. Tidak pernah kumpul dan latihan pagi atau sore, terkecuali saat ada perform saja,” beber pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap proses kreatifnya.
Paham deathcore dan metalcore menjadi urat nadi konsep musik “World of the Darkness” secara keseluruhan. Tapi menurut Audrey Hepburn, mereka banyak menyuntikkan elemen lain sebagai ciri khas sekaligus pembeda dibanding band-band sejenis, dengan menyerap referensi dari beberapa band luar macam Ass Blood Runs Black, Miss May I hingga Memphis May Fire.
“Perbedaan kami dan band metal lain yaitu sedikit penyampuran genre deathcore-metalcore, dengan sentuhan alternative metal atau nu metal yang masih sangat kental nuansa metalcorenya untuk saat ini. Karena pada dasarnya, kami tidak mau membuang karakter lamanya, yakni dengan genre musik bernuansa deathcore.”
Sebelum menyiapkan EP debutnya, Audrey Hepburn yang terbentuk sejak 2006 silam ini (saat itu masih menggunakan nama Glowing, lalu berubah menjadi Audrey Hepburn pada 2021) sudah pernah melepas dua lagu rilisan tunggal bertajuk “Darah Kematian” (2008) serta “World Of The Darkness” (yang dijadikan judul EP) pada 2009. (aug/MK02)
Leave a Reply