Kelar menancapkan eksistensinya pada Agustus 2020 lalu, lewat sebuah lagu rilisan tunggal pembuka bertajuk “Turbulensi”, unit keras Poison Power melanjutkan api semangatnya di akhir 2023 ini. Sebuah karya album pendek bertajuk “Monumental” telah dipersembahkan via berbagai platform digital.

Beramunisikan lima komposisi lagu, yakni “Prototipe pra – Nalar”, “Turbulensi”, “Ekliptika”, “Monumental” dan “Post – Historial”, Poison Power masih memegang teguh pengaruh sejak awal di garapan musiknya, yakni thrash metal. Antara lain diserap dari band-band legendaris dunia seperti Suicidal Angels, Slayer, Warbringer, plus suntikan tipis dari elemen hardcore hingga death metal. 

Melalui “Monumental”, band asal Bekasi ini berusaha untuk membangun sebuah monumen dari kumpulan karya-karya mereka yang juga diharapkan monumental. Urutan trek pun disusun berdasarkan alur cerita bak sebuah film yang memiliki prekuel dan sekuelnya atau seperti layaknya sebuah film yang memiliki alur maju dan alur mundur alias multi-timeline.

Tapi walaupun menerapkan konsep yang mengatasnamakan alur pada pemilihan trek di EP tersebut, tapi “Monumental” disesaki lirik-lirik yang berunsur abstrak, absurd, hiperbola, gelap dan tentunya depresif. Sebagaimana gagasan yang dibangun mulai dari lagu “Turbulensi” tahun lalu, hingga empat lagu lainnya. Lirik yang mengutarakan ketidakpuasan terhadap segala sesuatu dalam diri sendiri sebagai obyek paling terdekat. 

Proses kreatif pengumpulan lima trek di EP “Monumental” sendiri dimulai oleh Fikriansyah (vokal), Muhammad Taufik (gitar), Jason Rahmusyada (bass), Arif (gitar) dan Ilham Ghiffary (dram) sejak mereka merilis “Turbulensi”. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berhasil menghasilkan empat lagu tambahan, materi-materi hasil rembukan mereka serta beberapa yang sempat dimainkan saat manggung.

“Kami merekam EP ‘Monumental’ ini di Benji Studio dengan (bantuan) sound engineer Pemil dari Total Anarchy dan produser kami dari label musik cadas yang bernama Masasiorangutan Records,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, merinci.

Thrash metal yang menjadi nadi musiknya, kali ini coba disuguhkan dengan lebih segar. Karena pada dasarnya, menurut mereka, selalu ada keinginan agar musikalitas mereka terus tereksplorasi.

“Jadi, ketika mendengarkan EP ‘Monumental’, metalheads akan disuguhkan riff gitar yang mungkin terdengar familiar namun tricky, atau ketukan dram yang tidak biasa, suara vokal yang tidak umum pada kebanyakan band thrash metal, dentuman bass line yang menohok, atau komposisi lagu yang juga tidak lazim pada band thrash metal kebanyakan.”

Lalu terkhusus di lagu “Post-Historial”, Poison Power mendaulatnya sebagai trek yang paling menantang secara teknis. Lagu itu merupakan yang terakhir mereka buat sebelum memulai rekaman. Kenapa menantang?

“Karena secara ide dan gagasan sudah ketuk palu akan dibuat seperti itu. Akan tetapi terkadang masih ada part yang saat direkam cukup sulit, dan intensitas lagu ini tergolong cepat. Alih-alih lagu ini merupakan lagu terakhir yang kami buat sebelum rekaman, tapi justru lagu ini menjadi lagu pertama yang kami rekam untuk EP ‘Monumental’. Jadi saat shift pertama dimulai, kami langsung merekam lagu yang paling baru dan paling intens,” urai Poison Power terus-terang. 

Selain dalam format digital, Poison Power dan Masasiorangutan Records juga merilis “Monumental” dalam kemasan fisik kaset. (mdy/MK01)