Kengerian Kerak Neraka di EP Terbaru GLÖMT

Pada periode 26 November hingga 18 Desember 2023 lalu, unit dark crust asal Kediri, Jawa Timur ini merambah kawasan Asia Tenggara, lewat sebuah tur bertajuk “Invasi Asia Tenggara 2023”. Pada kesempatan itu, Glömt menyambangi beberapa kota di Jawa, yang lantas dilanjutkan ke negara Singapura dan Malaysia.

Tak ingin kehilangan momentum, keseruan tersebut lantas dikobarkan kembali oleh kontingen Panjalu Blackened Crust ini. Kali ini digairahkan lewat perilisan album rekaman mini (EP) berjudul “Memberangus Kerak Neraka”, yang diedarkan via label independen Samstrong Records.

Sebelumnya, di bawah label Unleash, Glömt sempat merilis EP debut dalam format kaset bertajuk “Bvrn As Hell” pada 2021 lalu. Kemudian pada akhir 2022, mereka melampiaskan lagu rilisan tunggal berjudul “Global Paranoid”. Juga via Samstrong Records.

Mulai pada rilisan kedua ini, Glömt kembali mempertegas materi mereka dengan kombinasi elemen crust punk dan kegelapan black metal yang banyak dipengaruhi oleh band-band dunia seperti Mayhem dan Darkthrone (Norwegia), Discharge (Inggris) dan Hellhammer (Swiss). Lagu demi lagu bernuansa crust punk yang agresif dikolaborasikan dengan entakan thrash yang solid dan tanpa ampun. Dalam hal ini, sang vokalis meneriakkan suara-suara orang sakit serta kehancuran jiwa mereka yang hancur dan kekacauan dalam apa pun yang dilewati dalam setiap tarikan nafas.

Tema yang diusung Glömt digambarkan oleh mereka seperti ‘lahir dari jiwa manusia yang tergelap dengan semangat kebencian, bagaikan abu yang terkubur di kerak neraka’. Lebih lanjut, musik Glömt sendiri seakan ‘membangkitkan ritme dalam himne kelam, pujian atas dosa-dosa makhluk yang hidup di atas kehancuran peradaban dunia’. Semua komposisi penuh kebencian ini dikemas oleh lima makhluk terkutuk dari bumi Panjalu yaitu vokalis Muhammad Abdul Gofur (G), gitaris Bayu Sofyan (Bay), gitaris Dodo Okky L. (Död), bassis Karel Sinatra (Carl) dan dramer Onne Zatus Ervivon (Onne).

Penggarapan rekaman “Memberangus Kerak Neraka” sendiri menghabiskan waktu selama kurang lebih delapan bulan, untuk merampungkan tiga amunisi lagu di EP tersebut, yakni trek yang jadi judul EP; “Memberangus Kerak Neraka”, lalu “Terkubur Hidup” dan “Kamilah Api”.

Kesibukan masing-masing personel adalah salah satu faktor yang membuat proses keseluruhan agak terhambat. “Tidak semua (personel) tinggal di Kediri membuat kami cukup susah untuk meluangkan waktu hanya sekadar bertemu dan mengolahnya di dalam studio,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap alasan. 

Secara keseluruhan, eksekusi produksi rekaman dilakukan Glömt secara mandiri di Hellroom Studio, studio rekaman rumahan pribadi milik gitaris Bay. “Kebetulan ia memiliki perangkat rekam yang kami rasa memadai untuk standar kami dan cukup untuk kami lakukan eksplorasi,” seru Glömt lagi.

Dibanding materi EP “Bvrn As Hell” atau single “Global Paranoid”, cukup banyak yang diterapkan Glömt di EP terbaru. “Bvrn As Hell” sendiri mereka sebut sebagai produk fundamental dalam pembuatan karya karya mereka selanjutnya. Tapi di “Memberangus Kerak Neraka”, Glömt mencoba memulai membuat lirik dalam format bahasa, yang sudah dimulai sejak lagu “Global Paranoid”.

“Begitu pun pada (terapan) riff-riff kami saat ini, sudah banyak memasukkan unsur thrash metal dan death metal lawas. Namun kami pastinya masih sadar dengan komitmen harus menyulut ‘chaos in the name of crust punk’!”

Dari tiga lagu yang disuguhkan Glömt, “Memberangus Kerak Neraka” yang dianggap paling menantang eksekusi rekamannya secara teknis. Alasannya, komposisinya yang cukup kompleks. “Baik itu riff, pukulan dram yang harus dibangun serta beberapa part nafas panjang untuk teriakan vokal.” 

EP “Memberangus Kerak Neraka” awalnya diluncurkan dalam format kaset pita, dalam kemasan eksklusif menggunakan sampul yang disablon secara manual memakai slipcase dan hanya dicetak sebanyak 66 keping dengan harga per satuan sebesar Rp. 70.000. Juga ada poster spesial artwork album yang menampilkan karya seni dari Serpentschron, yang dijual secara terpisah dengan harga Rp. 30.000 per poster. Kini, EP tersebut juga sudah diedarkan di berbagai platform digital sejak akhir Desember 2023 lalu. (mdy/MK01)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts