Lagu rilisan tunggal debut yang berjudul “Ouroboros” akhirnya dilampiaskan unit metal asal Palembang, Sumatera Selatan ini, pada 12 Januari 2024 lalu. Sebuah pembuktian dari tekad mendedikasikan diri mereka, untuk menciptakan pengalaman yang berbeda dari yang lain bagi para pendengarnya. Sebuah racikan perpaduan dari berbagai macam gaya metal, dan tidak mematok pada satu genre saja.
Nama Infinite Droplet sendiri diambil dari gabungan dua kata yang berarti tetesan tanpa batas. Ibarat air hujan yang terus menderas, mereka pun akan selalu memunculkan karya sekecil apa pun tanpa batas. Mengusung tema musik ‘whatevercore’ yang menyatukan beberapa elemen musik ‘core’. Musik yang tertuang dalam lagu ini adalah hasil eksperimen yang melibatkan unsur teknik modern dalam riff gitar, bass serta dram.
Dalam kamus musikal M. Luthfi As’shidiq aka Aluthfi (vokal), Yuvie Alfarizky (gitar), Rizky Agung Martadiraja (gitar), M. Bayu Dwi Dinata (bass), M. Miftahuddin Adha aka Miftah (dram) serta Reydho Wahana Destarata (additional) – formasi yang menggerakkan Infinite Droplet – whatevercore merupakan penyatuan beberapa elemen musik core yang membuat sebuah inti ide dalam bermusik. Dikatakan seperti itu karena bagi mereka, bermusik dalam aliran yang keras sekali pun tidak mesti mematok pada satu genre saja. Melainkan lebih dari itu. Mereka ingin menciptakan pengalaman yang berbeda dari yang lain bagi para pendengar, khususnya para metalhead, dengan cara yang inovatif.
“Kami akan membuat para pendengar tidak akan merasa bosan dengan musik kami, dan juga kami akan membuat rasa penasaran karya kami kepada pendengar,” seru pihak band kepada MUSIKERAS. “Lalu unsur atau elemen yang kami gunakan dalam proses pembuatan lagu ini ialah beberapa elemen deathcore sebagai dasarnya, dengan progresi alunan metalcore dan sedikit blasting seperti grind dan orkestra pada bagian reff. Lalu kami bumbui dengan rasa blackened pada solonya yang membuat lagu semakin dramatis. Dan di akhir lagu, kami memberi kesan brutal untuk menciptakan keganasan pada single kami ini.”
Saat menjalani proses peracikan komposisi serta aransemennya, para personel Infinite Droplet mengaku banyak terpengaruh dari referensi mereka saat itu, yakni dari beberapa band metal modern dunia masa kini, seperti Lorna Shore, Infant Annihilator, Born of Osiris, Veil of Maya hingga Architects.
Proses kreatif pembuatan lagu “Ouroboros” dimulai sejak awal 2023, dari gagasan gitaris Yuvie dan Rizky yang mengulik nada-nadanya selama sebulan, dengan berbagai revisi. Hasil garapan dari intro hingga pertengahan lagu yang mereka hasilkan, lantas dikembangkan bersama personel lainnya, hingga ke penggalan nada akhir. Perampungan keseluruhan musiknya butuh waktu selama kurang lebih satu bulan, lalu dilanjutkan dengan penulisan lirik oleh Aluthfi selama dua hari.
Di bagian awal tuturan lirik “Ouroboros”, Infinite Droplet menggunakan bahasa Yunani yang dengan lantang menceritakan inti dan maksud dari “Ouroboros”, serta beberapa majas dalam kata-katanya. Setelah itu, proses rekaman musik dan vokal masing-masing dieksekusi selama kurang lebih seminggu di Dvrkside Studio dan Rumah Nenek Studio, Palembang.
Namun setelah materi kasar lagu dirampungkan, materi lagu “Ouroboros” tidak langsung dipublikasikan. Usai menjajahi panggung dalam kurun waktu setahun bersama, barulah Infinite Droplet melepas karya perdananya tersebut pada 12 Januari 2024, dimana pemolesan mixing serta mastering dipercayakan kepada Fakhri Ismail (Binsekilosekali) di Bandung.
Sambil mempromosikan “Ouroboros”, Infinite Droplet juga sedang menggarap dua album mini (EP) sekaligus. Sejak awal terbentuk, mereka memang telah menyepakati akan merilis dan membagikan karya-karya mereka ke dalam dua EP dengan konsep yang berbeda.
EP pertama rencananya akan dirilis pada Februari 2024, yang berisikan beberapa lagu yang cenderung berdurasi pendek. Atau mereka menyebutnya bernuansa ‘short song’. Alunan musik dan liriknya eksplisit, liar, dan tanpa basa-basi. Rencananya, EP tersebut akan dirilis di platform digital terlebih dahulu, seperti Bandcamp, Soundcloud, Reverbnation dan lain-lainnya. Semua instrumen telah direkam di Dvrkside studio, dan kini hanya menyisakan dua lagu lagi yang belum diisi rekaman vokal. Sementara untuk EP kedua, akan dirampungkan secepat mungkin, sembari mengerjakan EP yang pertama.
“EP kedua ini berisikan single yang lebih kompleks dari segi permainan, lirik yang dramatis, serta komponen ‘whatevercore’ yang lebih luas, disatukan dalam satu permainan musik kami.” (mdy/MK01)
.
Leave a Reply