Latih Tanding memukul dengan sangat keras via album mini (EP) debutnya yang bertajuk “Latihtanding”, yang diambil dari nama mereka sendiri atau kerap pula disebut “self-titled”.
Karya rekaman tersebut bisa dibilang merupakan salam perkenalan dari unit asyik nan berisik asal kota Sumedang, Jawa Barat ini. Empat lagu yang termuat di EP diracik bebas sedemikian rupa, dengan membaurkan berbagai elemen musik keras lainnya.
Bahkan di salah satu lagu di dalam EP tersebut, tepatnya di lagu yang berjudul “Terror”, band yang dihuni vokalis Deyan Saefuloh (Dejan), dramer Bima Maulana, gitaris Muhammad Afrizal Ramadhan (Iben) dan Manik Nuryahya serta bassis Inas Hilmiana (Sunny) ini menggunakan bahasa Sunda di liriknya, dan juga memasukkan unsur salah satu alat musik etnik yang sering disebut “goong tiup” oleh orang Sunda.
“Kami menyebut musik kami itu ‘musik asyik nan berisik’ atau ‘musik gaya bebas’, karena kami ingin menyampurkan beberapa genre musik yang menurut kami bisa menjadi asyik ketika disatupadukan,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, menegaskan konsep musiknya.
Formula itu sendiri terbentuk, lanjut mereka lagi, lantaran tiap personel punya latar belakang atau referensi musik yang berbeda-beda. “Alhasil, kami pun meracik musik dengan mengambil unsur dari beberapa genre musik yang masing-masing personel sukai, seperti hardcore, punk, metal, rock dan lain sebagainya.”
Sedikit banyak, disebabkan eksplorasi ‘suka-suka’ itu, akhirnya mendatangkan tantangan tersendiri dalam mengeksekusi lagunya. Terutama di lagu “Terror” tadi.

“Karena ada beberapa part yang ganjil dan kami sendiri memasukkan elemen alat musik tradisional, yaitu ‘goong tiup’.”
Awalnya, sebenarnya tak ada niatan Latih Tanding untuk menggarap sebuah EP. Band bentukan Oktober 2023 ini tadinya hanya menggunakan musik sebagai media untuk bersenang-senang, dengan lirik yang diambil dari keseharian personel Latih Tanding itu sendiri, atau dari kejadian ringan di sekitar mereka, lalu ditulis secara menggelitik, sehingga bagi para pendengar pun bisa ikut bersenang-senang mendengarkannya.
“Sebenarnya kami tidak berekspektasi untuk merekam atau sampai membuat EP. Kami membuat lagu hanya untuk bersenang-senang saja. Namun, ada teman kami yang tertarik dan dengan baik hati menawarkan untuk kami masuk dapur rekaman,” ujar Latih Tanding lagi mempertegas.
Pembuatan EP “Latihtanding” sendiri berlangsung selama kurang lebih tiga bulan di studio rekaman rumahan milik rekan band di Sumedang. Proses kreatifnya berlangsung simpel.
“Dari penulisan lirik yang nyeleneh, sekepikirannya aja dan dari segi instrumen pun basic-nya hanya dari tiga kord.”
Sejak 4 Juni 2024, EP mereka yang juga memuat lagu “Berandal Narsis”, “Elbow” dan “Latihtanding” tersebut sudah bisa digeber di berbagai platform musik digital. (aug/MK02)