Berawal dari pertemuan sang gitaris, Aloysius ‘Aloy’ Septian dengan William ‘Willy’ Ticoalu pada 22 November 2022 lalu, InColdBlood terbentuk di Manado, Sulawesi Utara. Willy sendiri merupakan dramer band death metal asal Jakarta, Delirium Tremens yang kini telah berdomisili di Manado.
Sebulan kemudian, keduanya bertemu dengan Leonardo Masaawet yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis Durhaka, band black metal asal Manado. Saat ketiganya menggelar latihan pertamanya, saat itulah InColdBlood disepakati terbentuk, pada 2 Maret 2023.
Tanpa basa-basi, band cadas ini langsung memuntahkan lagu rilisan tunggal debutnya, “Empathy of the Devil” pada akhir tahun lalu. Dan belum lama ini, InColdBlood kembali meletupkan karya baru yang berjudul “Fuck Your Promise”. Kedua lagu tersebut, meluapkan racikan musik dan lirik yang meledak-ledak dan blak-blakan tanpa kompromi.
Fondasi InColdBlood sendiri dibangun dari penyatuan frekuensi terhadap berbagai musik yang mereka dengarkan dalam kurun 30 tahun terakhir, dengan akar death metal era 1990-an atau biasa disebut old school death metal. Ide nama bandnya sendiri terinspirasi dari album unit death metal veteran asal New York (AS), Malevolent Creation yang berjudul “In Cold Blood”.
“Motivasi kami awalnya adalah ingin mengusung kembali konsep musik old school death metal dengan kemasan sound yang lebih low dan heavy serta menghadirkan sesuatu yang berbeda di tengah gempuran musik metalcore dan brutal death metal dengan pattern dan sound yang hampir tipikal. Namun dengan seiring berjalannya waktu, direction kami berubah. Tidak lagi terpatok pada old school pattern death metal, tetapi based on referensi band-band yang kami dengarkan selama ini, sehingga konsep musiknya lebih variatif, terutama di konsep groove metal yang new school,” ungkap Aloy merinci formulanya.
Aloy, Willy, dan Leo mengaku lebih banyak terpengaruh oleh band-band era 1980-an hingga 1990-an. Berikut daftar album yang paling berpengaruh bagi mereka; Slayer “Reign in Blood”, Entombed “Wolverine Blues”, Dismember “Indecent and Obscene”, Malevolent Creation “Eternal” dan “In Cold Blood”, Morbid Angel “Domination”, Deicide “Once Upon the Cross”, Fear Factory “Obsolete”.
“(Tapi) Kami mendefinisikan musik kami lebih ke metal saja cukup,” imbuh Aloy lagi kepada MUSIKERAS. “Terserah Anda mau menyebut apa, karena kami tidak ingin dilabeli ke genre atau pattern tertentu, dan itu membuat kami lebih bebas dalam mengeksplorasi konsep materi lagu.”
Tapi di sisi lain, Aloy sendiri mengaku bahwa dia penggila karakter suara modern metal, walau sebenarnya karakter sound gitarnya cukup hibrida, yang terinspirasi gain ala Swedish death metal dan penalaan rendah ala Dino Cazares (Fear Factory) dan Munky Head (Korn).
Proses kreatif hingga rekaman lagu “Fuck Your Promise” sendiri dimulai dari riff-riff gitar Aloy yang direkam menggunakan software GarageBand. Ritem gitar Aloy direkam saat dia berada di Makassar, yang lantas dikirim untuk diolah kembali oleh rekannya, seorang spesialis digital mastering di Jember, Jawa Timur. Untuk isian bass sendiri dimainkan oleh Gilbert, sementara untuk lead guitar diisi oleh Nuril Telulas, solois dan gitaris band Thirteen O’Clock dan Unfeared. Sedangkan vokal dan dram direkam di Studio Dukcess, Manado.
Untuk lirik, lagu “Fuck Your Promise” terinspirasi dari musim Pilkada dan Pilpres, yang diamati Aloy ketika ia sedang dalam perjalanan kunjungan kerja. Baliho-baliho para caleg dan capres bertebaran di jalan dan menawarkan jargon-jargon indah nan palsu yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. “Ketika mereka terpilih justru mengkhianati aspirasi masyarakat,” ucap Aloy menyesalkan.
“Empathy of the Devil” dan “Fuck Your Promise” bisa dibilang masih merupakan nomor pemanasan bagi InColdBlood. Rencana yang lebih besar kini tengah mereka siapkan, dimana mereka sedang menjalankan proses penulisan 12 lagu baru dengan konsep dan komposisi musik dan lirik yang mereka klaim bakal jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Jika tidak ada aral melintang, pada April 2025 mendatang, InColdBlood akan masuk studio rekaman untuk merekam album penuh perdananya. (Bimo D. Samyayogi/MK03)
Leave a Reply