Baru dibentuk pada akhir 2023 lalu, tapi kini Outlier sudah langsung menyiapkan sebuah karya EP. Rencananya bakal disesaki lima amunisi lagu yang kental gemuruh melodic hardcore, dan ditargetkan bisa rilis sekitar Mei atau Juni, atau lebih cepat, tahun depan.
“Saat ini, proses penggarapan EP sudah berjalan sekitar 50%, sudah masuk tahap pematangan materi ketiga, karena rencananya EP kami nanti akan berisikan lima lagu dan satu intro,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, memperjelas.
Namun sebagai pemanasan, unit keras asal Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini telah memperdengarkan lagu rilisan tunggal pertama yang berjudul “Peace of Mind”, yang sudah tersedia di berbagai platform digital sejak 11 November lalu.
“Single ini dibuat sebagai refleksi dari sebuah hubungan yang tidak sehat dan bagaimana kita berusaha mencari ketenangan jiwa, juga pikiran untuk terlepas dari hal negatif tersebut,” ujar Outlier mengungkap makna di balik tuturan liriknya.
Di lagu ini, formasi rekaman Outlier; gitaris Muhammad Iswahyudi (Yudi) dan Muhammad Ramadhani (Dhani), bassis Ricky Aprianto serta dramer merangkap vokalis, Dian Ananto Rayenda menumpahkan kesedihan dan kemarahan dalam bentuk nada sederhana, dinamis, juga non kompleks.
Mereka menggabungkan perpaduan ketukan hardcore yang mengentak, yang diselingi unsur harmoni pada bagian bridge untuk menjadikannya lebih variatif dan memberi kesan pengalaman yang campur aduk ketika didengarkan.
Sedikit banyak, Outlier mengakui banyak terpengaruh racikan musik dari band-band AS dan Kanada macam The Ghost Inside, Stick To Your Guns, Hundredth, Comeback Kid dan Counterparts.

Secara keseluruhan, Outlier menerapkan melodic hardcore yang dibumbui elemen genre lain. Khususnya di lagu “Peace of Mind”. Pasalnya, masing-masing personelnya datang dari latar belakang selera musik yang berbeda-beda. Hal itulah yang mereka akui menjadi tantangan tersendiri untuk merealisasikan “Peace of Mind”, agar bisa didengarkan dan dinikmati banyak orang.
“Sebenarnya kami agak bingung untuk mendeskripsikan hal yang membuat kami berbeda dari band melodic hardcore sejenis. Mungkin lebih ke pengaruh bermusik. Outlier walaupun menahbiskan diri sebagai band melodic hardcore, namun tetap mencari referensi dari banyak band metalcore era 2000 sampai pop punk era sekarang,” cetus mereka menegaskan.
Proses kreatif penggarapan “Peace of Mind” sendiri dilakukan di Invader Studio dan Legend Music Studio, Samarinda. Sementara untuk proses mixing dan mastering dieksekusi di Holimix Studio, Bandung oleh Azi Goodboy.
Ada satu fakta unik yang dialami Outlier saat menjalani proses kreatif serta proses rekaman “Peace Of Mind”, yang telah dimulai sejak tahun lalu. Selain terkendala kesibukan masing-masing personel, juga sempat mengalami perubahan formasi. Vokalis awal mereka keluar, justru ketika lagu tersebut sedang dibuat.
“Akhirnya dramer kamilah (Dian) yang mengambil kendali mikrofon pada sesi recording dan live performance, sampai akhirnya kami mendapatkan dramer baru. Agak lucu memang, ketika vokalis kami keluar, hal yang kami lakukan malah mencari dramer baru.”
Sayangnya, per Desember ini, sang dramer baru didera kesibukan sehingga posisi tersebut kembali dibebankan ke Dian. Sementara di lini vokal, Outlier dibantu oleh Bayu Handik.
Outlier berharap, kehadiran mereka bisa semakin menambah semarak gempita skena musik di Kota Samarinda. (mdy/MK01)
Leave a Reply