Inheritors mengawali 2025 dengan membawa perubahan. Di rilisan tunggal terbarunya yang bertajuk, “From The Grave”, unit thrash metal/crossover asal Malang, Jawa Timur ini menurunkan kadar ‘sirkus’ dalam racikan komposisinya, dan memilih lebih groove dalam penyampaiannya.
Perubahan di sektor gitar yang kini menghadirkan Patrick Lesmana (Medreis) berimplikasi pada perbedaan corak musik yang disajikan Inheritors dalam bentuk terbaru mereka.
Band yang kini dihuni vokalis Noviar Rahmat (Dion), bassis Sulton Ubaidillah aka Obed Sky, dramer Rufa Hidayat serta Patrick ini mengakui, bahwa cukup sulit mengombinasikan gaya lama Inheritors dengan gaya permainan sang gitaris baru.
Alasan utamanya, seperti yang dituturkan kepada MUSIKERAS, sebelumnya mereka cenderung banyak sekali menerapkan eksperimentasi dalam satu lagu. Khususnya di rilisan sebelumnya, “Inheritors: II” yang dilepas pada 2016 lalu, sebelum mereka memutuskan vakum.
“(Mengombinasikan) dengan groove ala Patrick itu nggak gampang. Beda banget sama gitaris sebelumnya. Tapi hasilnya justru bikin Inheritors lebih fresh. Sekarang musik kami lebih nge-groove daripada terlalu teknikal, biar pendengar awam juga bisa langsung kena di first punch-nya,” cetus pihak Inheritors meyakinkan.
“Perpaduan riff yang groovy dan agresif yang diciptain Patrick bikin aku harus mikir ekstra soal part dram. Tapi justru itulah yang bikin proses kreatif ini jadi pengalaman paling seru buat aku selama di Inheritors,” seru Rufa, menambahkan.
Patrick sendiri bergabung di Inheritors mengisi pos yang ditinggalkan Very Sapto Aji sejak pasca perilisan “Inheritors: II”.
“Sebagai anak baru,” ujar Patrick, “masuk ke pola lagu Inheritors yang udah ada tuh nggak gampang. Tapi untungnya, kami cepat nyatu secara musikal. Setiap jamming, rasanya kayak bikin ledakan kecil di studio! Boom!”
“From The Grave” secara umum seakan berusaha mengembalikan Inheritors pada fitrahnya sebagai band thrash metal yang cepat dan berenergi. Meski terdengar lebih rusuh, namun unsur-unsur modernitas masih melekat terutama jika menilik pendekatan mereka dalam proses produksi.
Patut diakui bahwa materi yang diedarkan via Spires Records kali ini terkesan lebih hardcore, dengan balutan riff-riff groovy untuk mengiringi lengkingan permainan gitar teknikal yang menyayat.
Referensi mereka, masih kuat menapak di jalur thrash metal/crossover yang antara lain terpengaruh nama-nama besar dunia seperti Anthrax, Municipal Waste, Iron Reagan, Xentrix, Death, hingga penggeber crossover modern macam Drain, Prowl, Mindforce dan lainnya.
“Kebetulan saya dan Patrick sama-sama menyukai budaya pop Jepang atau biasanya disebut Wibu, jadi saya klop sejak pertama karena saling mendengarkan band nakal dari Jepang, yakni Maximum The Hormone! Tapi, old-school roots Inheritors tetep kenceng—riff galak dan vokal yang meledak-ledak masih jadi nyawa kami,” seru Obed semangat.
Proses penggarapan “From The Grave” yang direkam di Suarawibu Studio dan Griffin Studio (untuk pemolesan mixing dan mastering) mereka akui terbilang lumayan susah. “Tapi ngalir banget,” cetus Dion menegaskan.
“Kami bertiga sebenarnya sudah punya pola lagu ini di kepala hampir empat tahun, tapi baru bener-bener ‘nge-blast’ saat ketemu Patrick beberapa bulan terakhir. Begitu dapet chemistry, ide-ide langsung dihajar rame-rame, soalnya kami berempat ternyata punya vibe musik yang mirip.”

Melalui kendaraan “From The Grave” yang padat dan performa vokal yang punya jangkauan lebar, Inheritors menyampaikan ayat-ayat pembebasan diri dari belenggu nurani manusia di muntahan liriknya.
Kali ini mereka terinspirasi film drama psikologis “Fight Club”, yang cukup menegaskan nuansa penebusan yang ingin Inheritors suarakan. “When you’ve lost it all, you’re free to do anything” merupakan phrase film yang dijelmakan sebagai punchline dalam barisan lirik “From The Grave”.
Kematian dalam lirik menjadi simbol perasaan seseorang yang telah kehilangan segalanya dan setiap saat dapat terhapus oleh waktu. Ketidakpuasan akan pengalaman hidup sebelumnya yang terus menghantui, hingga penyesalan dan pembalasan adalah beberapa respons manusiawi yang diluapkan dalam single ini.
“Secara garis besar, ‘From The Grave’ berusaha menantang pendengarnya untuk mengangkangi kelamnya masa lalu yang menyandera hari depan.”
Selain menjadi tonggak baru dalam sejarah perjalanan Inheritors, “From The Grave” juga menjadi indikasi kembalinya unit thrash metal ini usai menyepi selama nyaris satu dekade.
Sekaligus, peluncuran “From The Grave” diharapkan menjadi awal dari serangkaian ledakan yang tengah dipersiapkan oleh Inheritors di waktu mendatang.
“Kami siap buat ngedorong Inheritors ke level yang lebih tinggi—full album! Ada delapan track yang udah kami siapin pelan-pelan, walau enam di antaranya masih dalam bayangan. Doain aja biar cepet jadi, soalnya ini bakal jadi ledakan besar berikutnya dari Inheritors!”
Inheritors sendiri mulai menggeliat di skena musik keras pada Januari 2015 silam, yang digagas oleh Noviar Rahmat dan Very Sapto Aji. Sebulan kemudian langsung merilis karya lagu debutnya, “Chainsaw Massacre”.
Lalu pada April di tahun yang sama, melepas EP pertamanya yang berjudul self-titled yang memuat lagu “Killer Klowns”. Pada Mei 2016, mereka melontarkan EP kedua berjudul “Inheritors II” yang lantas disusul sebuah rilisan tunggal berjudul “No Rest For the Wicked”.
“From The Grave” sendiri sudah tersedia di berbagai platform digital sejak 15 Januari 2025 lalu. (mdy/MK01)
Leave a Reply