Lore From Thread menyapa skena metalcore Tanah Air lagi. Kali ini lewat rilisan tunggal terbaru bertajuk “Heterodox”, yang telah terlampiaskan di berbagai platform musik digital sejak 27 Desember 2025 lalu.
Di lagu itu, band asal Bandung, Jawa Barat ini menceritakan ‘kegagalan sistem’ di masa lalu. Tentang keresahan masyarakat dari sudut pandang ketidakadilan yang tidak berjalan secara relevan. Dan menjadi kontra, layaknya bom waktu yang akhirnya meledakkan amarah umat, sehingga tidak ada lagi simpati, empati, atensi, melainkan kekecewaan yang dirasakan.
Lirik yang disederhanakan ke dalam lagu ini, sebagai kecaman terhadap dalang keserakahan dari pemimpin sesat tanpa ‘keyakinan’, kapitalisme modern, tanpa orientasi kemajuan untuk kepentingan umat. Yang pada akhirnya, kegagalan sistem tersebut sirna, dan tergantikan oleh sistem yang terbarukan serta memiliki harapan baik.
Awal proses penggarapan “Heterodox” sendiri dieksekusi Lore From Thread di rumah gitaris/vokalis Faizal Ramadhan. Mulai dari trek panduan sampai final tracking menggunakan digital audio workstation (DAW) yang mereka miliki.
Setelah itu, mereka mengirim data lagu tersebut ke produser mereka di Ovrim Studio milik Adyangga Wirawan, di Temanggung, Jawa Tengah untuk proses mixing awal.
Dari situ lalu dikirim kembali untuk proses pengisian layering vokal sesuai yang direncanakan. Proses tracking untuk vokal sendiri dilakukan di Devota Rock Studio, Bandung, milik produser/gitaris Ivan Fabian Devota.
“Karena di sana menurut kami sudah cukup proper perlengkapannya dan really a lot of fun things ketika penggarapannya, sekaligus flashback dan banyak cerita yang kami bahas dengan Ivan Devota,” beber pihak band kepada MUSIKERAS.

Keseluruhan proses menghabiskan waktu sekitar tiga bulan. Terhitung sejak awal pengonsepan hingga mixing dan mastering akhir, yang sesuai dengan keinginan Faizal, vokalis Iqbal Nugraha, bassis Muhammad Sena, dramer Ridwan Maulana dan gitaris Oka Sonjaya.
Dari segi musikal, Lore From Thread mendeskripsikan konsep metalcore yang mereka terapkan di “Heterodox” sebagai ekspektasi yang bisa memberikan pengaruh musik yang easy listening.
“… But really with heavy modern metalcore principle, with heavy breakdown chugs in drop G string gauges, low and high vocals – loud scream and hi-clean vocal!”
Lalu untuk memberi sentuhan yang berbeda di racikan musiknya, mereka juga untuk pertama kalinya menyisipkan elemen electro synth orchestra pada bagian outro yang berdurasi dua menit. Khususnya di “Heterodox” ini.
“Sebelumnya kami belum pernah melakukan sepanjang itu. Di versi music video, kami menyisipkan story line yang sangat relate dengan outro tersebut. Dan versi digital streaming platform kami tetap menyisipkan outro dalam full track yang bertujuan agar signature tersebut nantinya akan kami kemas (menjadi) story telling pada lagu selanjutnya.”
Bagi para personel Lore From Thread, memainkan musik metalcore adalah sebuah pilihan bermusik yang sangat memuaskan. Terlebih lantaran mereka semua tergolong ‘banger maniacs’ terhadap irama-irama berat, namun tetap ada unsur sing along pada bagian reff yang cathcy.
O ya, saat meracik komposisi serta pola aransemen musik di “Heterodox”, Lore From Thread sedikit banyak menyerap pengaruh serta inspirasi dari beberapa musisi mancanegara seperti Sam Carter (Architects), Misha Mansoor (Periphery), Fredrik Thordendal (Meshuggah) serta pahlawan lokal, mendiang Ivan ‘Scumbag’ Firmansyah (Burgerkill).
Usai perilisan “Heterodox”, Lore From Thread bakal memproses beberapa lagu dalam konteks live studio session, sambil menyiapkan proses penggarapan album mini (EP) yang ditargetkan harus selesai dan terilis tahun ini juga.
“Saat ini sedang di tahap proses merampungkan materi aransemen, yang sudah dibuat guide tracking, serta penulisan lirik,” ujar mereka memberi bocoran.
Selain dalam format audio, lagu “Heterodox” juga disuguhkan visualisasi video musik yang bisa disaksikan di kanal YouTube.
Sebelum “Heterodox”, Lore From Thread yang terbentuk pada 15 Januari 2014 ini juga telah merilis lagu tunggal “Die Intact” (4 Oktober 2018) dan “Pledge of Honor” (24 Oktober 2021). (mdy/MK01)
Leave a Reply