Mesmeric kembali menyalurkan energi gelap yang lama tertahan. Unit veteran black metal asal Surabaya, Jawa Timur yang terbentuk sejak 1998 silam ini melampiaskannya lewat sebuah album baru bertajuk “Kasta Jiwa Baja” yang sedikit menyentuh area death metal.
Konsep itu jelas berbeda dibanding karya mereka sebelumnya, seperti album debut berjudul “Atrocious Warrior” dan album kedua “Battle For The Earth” yang masing-masing diletupkan pada Januari 2003 dan 2004 silam.
Lewat “Kasta Jiwa Baja” yang diperdengarkan resmi sejak 24 Februari 2025 lalu, kali ini mereka menerapkan konsep musikalitas yang berbeda. Sepuluh peluru panas yang berkobar di dalamnya terbilang pekat akan kandungan kombinasi black dan death metal, plus polesan tata suara yang modern.
“Kasta Jiwa Baja” merupakan sebuah komposisi yang menyajikan penggabungan antara black dengan sentuhan death metal. Musiknya menjadi terdengar cepat barbar dengan sound yang lebih detail, sehingga membuat nuansa elegan pada musik black metal yang dimainkan Mesmeric.
Formla itu selaras dengan semburan lirik bertema peperangan kuno, cerita mitologi, yang diungkapan dengan perasaan serta nuansa yang emosional, sehingga lebih mengikat pendengar dengan karakter vokal scream di dalamnya.
Vokalis Rio Ariesto (Rioz Banger), gitaris Arief Kurniawan (Artyrants), bassis Anton Wagianto Irawan (Antony Blizzard) dan dramer Deddy Aji Soecahyo (Deddy Demon) memulai rekaman “Kasta Jiwa Baja” pada sekitar awal November 2022 dan berakhir pada Oktober 2024.
Kepada MUSIKERAS, mereka mengakui proses eksekusi rekamannya kebanyakan dilakukan pada malam hari. Maklum, lantaran pagi sampai sore para personelnya melakukan aktivitas pekerjaan.
“Sehingga (kami) menyamakan waktu ketemuan di malam hari…,” seru pihak band menegaskan.
Waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan produksi, termasuk rekaman, mixing dan mastering berlangsung selama lebih dari dua tahun. Tentu saja, seru mereka, di proses rekaman yang dilakukan di Rambpage Studio, Surabaya ini, mereka banyak melakukan eksperimen dan perubahan dari segi sound dan aransemen musik.

Kali ini mereka juga menyusupkan suara vokal wanita di lagu “Belantara Jenggala”, dimana Mesmeric melibatkan Lovina AG, yang tak lain adalah istri dari sang vokalis Mesmeric sendiri. Tujuannya untuk memasukkan unsur suara sopran di lagu tersebut.
“Dan ada beberapa lagu dimana kami masukkan unsur melodi pada gitar yang lebih terkesan teknikal. Ini terlihat di lagu ‘Di Akhir Batas Fajar’ dan ‘Penghujung Musim’. Jadi bisa saya tekankan di album ini kami menggunakan sound yang lebih modern.”
Namun saat diminta mengungkap lagu yang paling menantang secara teknis saat mengeksekusi rekamannya, para personel Mesmeric sepakat menunjuk lagu “Belantara Jenggala”. Alasannya, beberapa bagian terbilang agak rumit dan variatif.
“Dan kami juga harus memasukkan unsur female vocal di tengah beat yang kencang. Bagian ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga (butuh waktu) agak lama take vokalnya.”
Dalam proses peracikan keseluruhan komposisi serta aransemen lagu-lagunya, band ini mengakui sedikit banyak terpengaruh olahan musik dari para pendekar black metal dunia macam Immortal serta Behemoth.
“Selain itu, masing-masing personel juga terpengaruh dengan beberapa musik lain di luar black metal untuk menambah variasi dalam bermusik,” cetus mereka meyakinkan.
Selain judul-judul yang sudah disebut tadi, “Kasta Jiwa Baja” juga memuat lagu berjudul “Towards For Glory”, “Legiun IX”, “Tyrants Of Heaven”, “Tahta Pendusta”, “Tanah Tirani”, “Asa” serta lagu yang juga dijadikan judul album, “Kasta Jiwa Baja”.
Album ini diproduksi dan telah diedarkan berkat kerja sama Mesmeric dengan label independen Extreme Noise Records / ENR dalam format fisik (CD) serta digital. (mdy/MK01)
Leave a Reply