RIBUD adalah pendatang baru di skena musik punk Tanah Air, namun digerakkan oleh wajah-wajah yang sudah tidak asing.
Mereka yang lahir dari kegaduhan kota Bekasi, adalah vokalis Gilang Ridzky, gitaris Lutfi Widy (Everything Falls Away) dan Nabyl Rahardjo (Puff Punch), bassis Gifta Ikhwanda (Sydera) serta dramer Luthfi Hamzah (Humanimal).
Kuintet beringas ini merekam absurditas lingkungannya dan mengolahnya jadi musik penuh satir, lirik yang sadar sosial, serta potret realitas yang sering kali lebih mudah ditertawakan daripada dipahami.
Keresahan itu dituangkan lewat lagu rilisan tunggal perdananya, yang bertajuk “Parti Sekali”.
Karya rekaman ini mengisahkan seseorang yang mencoba diterima di lingkungan barunya dengan minum (miras) terlalu banyak, tertawa terlalu keras, dan memaksakan diri menjalani gaya hidup yang sebenarnya tak mampu atau bahkan tak perlu mereka jalani, hanya agar merasa diterima.
‘Parti sekali gapapa…’ dan ‘… Minum paling banyak, patungan paling dikit…’ adalah highlight di lagu tersebut. “Menyentuh hati, karena kita semua pernah melihatnya atau bahkan menjalaninya,” seru pihak band beralasan.
Kata ‘Parti Sekali’ itu sendiri, lanjut mereka, memiliki arti ganda, dimana bisa dimaknakan ‘berpesta banget’ atau ‘berpestanya sekali saja’. Di sini, RIBUD berusaha untuk mengangkat isu-isu yang paling dekat dan relevan dengan mereka.
“Karena kami tahu nothing new under the sun. Lagu ini sekaligus menjadi friendly reminder bahwa shock culture tuh nggak apa-apa, tapi nggak perlu katro dan norak. Apalagi sampai memaksakan diri untuk ‘nyampe’ dalam kultur baru tersebut, yang mungkin sebetulnya nggak fit-in buat diri sendiri,” beber Gilang, sang vokalis sekaligus penulis lirik.
Lebih jauh, keberadaan RIBUD dianggap sebagai sebuah manifestasi keresahan para personelnya untuk mengantarkan pesan bahwa tidak selamanya diam itu baik.
Dengan suara yang unik dan visi yang kuat, mereka berkomitmen untuk menjadi game changer dalam menghadirkan ragam kegembiraan autentik lewat musik dan elemen terkait lainnya seperti digital presence di media sosial, performa di panggung, engagement dengan para pendengar melalui media sosial, serta koridor lainnya.

Tegas, Kasar
“Parti Sekali” merupakan amunisi pemanasan yang dijadikan menu pembuka menuju perilisan album mini (EP) debut RIBUD bertajuk “Semua Akan Ribut Pada Waktunya”, yang ditargetkan bisa dirilis tahun depan.
Pengumpulan materi lagu-lagunya sendiri sudah berlangsung sejak Januari hingga Mei 2025, dan direkam di DWS Studio pada Juli 2025.
Diwakili oleh “Parti Sekali”, pihak band menuturkannya kepada MUSIKERAS, bahwa lagu itu merupakan salah satu bentuk kedewasaan dalam proses kreatif yang dilakukan di internal band.
Mereka bermanifestasi bahwa sebuah karya lagu pada nantinya akan bebas untuk diinterpretasikan atau dinikmati. Apapun responnya, pada akhirnya tidak ada yang salah.
Dalam peracikan musiknya sendiri, RIBUD menerapkan pendekatan youth-crew hardcore yang cepat, tegas dan ‘kasar’, yang dipadukan dengan aroma punk dan indie-rock yang kental tapi tidak berusaha keras untuk menjadi paling punk.
Saat RIBUD mulai melakukan workshop dan pengumpulan materi, semua prosesnya terjadi secara spontan. Ketika lagu-lagunya sudah jadi dan mereka perdengarkan ke beberapa pihak – termasuk teman, musisi hingga yang bekerja di brand yang berhubungan dekat dengan musik – komentar-komentar positif merekalah yang ‘membantu’ para personel RIBUD menemukan keunikan musik mereka.
“Keunikannya terletak di materi musik, judul lagu, judul EP sampai ke penampilan RIBUD secara visual maupun offline performance. Aspirasi dari RIBUD yang kemudian lahir sebagai unit musik seperti ini adalah kami tahu bahwa kami berekspresi dengan format seperti ini. Jadi, kenapa tidak?”
Saat peracikan komposisi serta aransemen “Parti Sekali”, RIBUD mengakui sangat terpengaruh dari garapan musik di album “119” milik Trash Talk (2012) dan album “Wake The Dead” dari Comeback Kid (2005).
Selain itu, juga serapan dari Punitive Damage, Tørsö dan Restraining Order, yang sedikit banyak berpengaruh pada pola riff gitar, bass serta ketukan dram yang diterapkan.
“Yang sedikit membedakan, pendekatan vokal dan rapalan liriknya, kami coba kombinasikan dengan pendekatan ala (vokalis) Joe Talbot (Idles) dan Scott Vogel dari Terror serta menambah sedikit esensi yang dimiliki Arian Arifin (Seringai). Powerful, marah, keji, tetapi tetap mudah didengarkan lirik per liriknya dan anthemic.”
Sambil memaksimalkan penyebaran wabah “Parti Sekali”, RIBUD juga sudah bersiap-siap memuntahkan album mini (EP) debutnya. Saat ini, prosesnya bahkan sudah berada di tahapan mixing dan mastering.
“Parti Sekali” sudah bisa didengarkan di berbagai gerai digital streaming sejak 25 Agustus 2025 lalu. (mdy/MK01)