Down For Life benar-benar layak disebut sebagai pahlawan masyarakat metalhead kota Solo. Unit metal yang sudah beberapa kali terlibat di event musik keras kasta nasional hingga internasional tersebut, hingga hari ini tetap gencar memprioritaskan kemajuan dan mengembangkan kancah musik keras di kota sendiri.

Seperti yang mereka lakukan pada 21 Mei 2017 lalu. Sambil menyiapkan festival akbar “Rock In Solo” yang rencananya akan diadakan pada Desember 2017 mendatang, Down For Life menggelar festival mini bertajuk “Pesta Partai Barbar”. Kali ini, penyelenggaraan festival yang namanya diambil dari salah satu lagu di album kedua Down For Life yang berjudul “Himne Perang Akhir Pekan” tersebut merupakan yang keempat kalinya, sejak digulirkan pertama kali pada 2011 silam. “Pesta Partai Barbar” sejauh ini berhasil menjadi salah satu pembangkit geliat ekosistem musik independen, khususnya musik rock dan metal di Solo dan sekitarnya.

Berlangsung di Gelanggang Pemuda Bung Karno, Komplek Stadion Manahan, Solo, sebanyak lebih dari 20 band penggeber distorsi pekat diundang Down For Life untuk memeriahkan pesta bising tersebut. Ada aksi terpanas dari unit death metal asal Jakarta, Hellcrust, kuartet d-beat Inlander, hingga band-band keras pendatang baru seperti Piston dan Karat. Ada pula pejuang-pejuang musik keras lokal kota Solo yang sedang menjalani proses menancapkan taring di peta musik nasional, yakni Paranoid Despire dan Soloensis. Dan sebagai penampil puncak, tentu saja ada Down For Life yang menyajikan aksi panggung spesial, dimana mereka berkolaborasi dengan beberapa musisi.

Malam itu, Down For Life yang diperkuat formasi Stephanus Adjie, Ahmad ‘Jojo’ Ashari (bass), Rio Baskara (gitar), Muhammad ‘Abdul’ Latief (dram) dan Moses Rizky (menggantikan gitaris Isa Mahendrajati untuk sementara) tampil tidak biasa. Di lagu “Kerangka Langit”, sebuah nomor daur ulang milik Kaisar, band rock legendaris yang pernah lahir di Solo, Down For Life tampil berkolaborasi dengan Isa dari band Soloensis. Lalu di lagu “Liturgi Penyesatan”, dibawakan dalam format akustik yang melibatkan paduan suara dari Kurawa Voice serta permainan biola dari Dear dan Fajar.

“Kerangka Langit” dan “Liturgi Penyesatan” sendiri merupakan dua lagu yang termuat di rilisan berformat piringan hitam (vinyl) 7 inchi bertajuk “Menantang Langit” yang segera diedarkan dalam waktu dekat. “Saat ini sedang menunggu pengiriman dari pabriknya di Italia. Cover (album) sudah siap,” cetus Adjie memberi bocoran. Khusus di lagu “Kerangka Langit” versi rekaman, Down For Life berkolaborasi dengan Rezanov, vokalis Gribs.

Walau di press release Pesta Partai Barbar disebut sebagai festival, namun menurut Stephanus Adjie sebagai penggagasnya, event tersebut sebenarnya kurang pas jika disebut sebagai festival metal. “Lebih tepat (disebut) rave party! Pesta Partai Barbar adalah pesta kecil dari Down For Life untuk ‘Pasukan Babi Neraka’ dan metalhead, juga para pemuja kebisingan terutama di Solo dan sekitarnya,” urai Adjie kepada MUSIKERAS.

Lebih jauh, jika misalnya mau menyombongkannya, Pesta Partai Barbar bisa dibilang kurang lebih seperti Orion Fest yang dibuat oleh Metallica, Knotfest milik Slipknot, atau Hellshow Fest milik Burgerkill. Alasannya, menurut Adjie lagi, karena semua band yang tampil mengacu pada hak preogratif Down For Life untuk memilihnya. “Ini pesta Down For Life mengajak sahabat-sahabat lama dan baru bersama pemuja musik keras. Dan Down For Life sendiri selalu menyajikan (konsep) yang berbeda dibanding manggung biasanya. Seperti konsep featuring dan durasi yang lebih panjang.”

Down For Life dibentuk di Surakarta, Jawa Tengah pada 1999 silam oleh vokalis Stephanus Adjie dan sejauh telah merilis dua album studio, yakni “Simponi Kebisingan Babi Neraka (2008) dan “Himne Perang Akhir Pekan” (2013). (MK01)

.