Pada 21, 22, 23 dan 24 September 2018 lalu, untuk kedua kalinya unit grindcore legendaris Tanah Air, Noxa kembali menggetarkan beberapa venue di Jepang, dalam sebuah paket tur bertajuk “Noxa Japan Tour 2018”.

Kali ini, Tonny Christian Pangemanan (vokal), Ade Himernio (gitar), Dipa Biomantara (bass) dan Alvin Eka Putra (dram) menjajah Merry Go Round di Shinjuku pada 21 September, lalu tampil dua hari berturut-turut di El Puente Nishi, Yokohama dan terakhir di gelaran “EVERLOUD” di Shinjuku, pada 24 September. Kehadiran Noxa di Jepang merupakan undangan dari pihak The Kandarivas, band yang sebelumnya juga telah bekerja sama dengan Deadsquad dan melahirkan album split “3593 Miles of Everloud Musick” yang dirlis Juni 2018 lalu.

“Tahun lalu mereka (The Kandarivas) kami undang main di Noxafest. Sebelumnya ketemu di Jepang waktu Noxa main di Asakusa Deathfest,  salah satu personelnya nonton kami main,” ungkap Ade kepada MUSIKERAS.

Selama di Jepang, selain kegiatan manggung, Noxa juga menyepakati kerja sama untuk saling mengenalkan musisi musik cadas antara kedua negara dan saling menghargai satau sama lain. Bahkan yang lebih luas, seperti yang diungkapkan via siaran pers resmi Noxa, mereka juga telah membuat hubungan baru di bidang seni dan budaya Indonesia dan Jepang, sebuah hubungan kerja sama yang akan berlangsung secara terus-menerus, dan sekaligus mengajak masyarakat Jepang untuk mengunjungi dan dapat tampil di Indonesia. Menurut pihak Noxa, dengan adanya event tersebut,  hubungan international antara pihak musisi Indonesia dan musisi Jepang di genre musik keras akan terus terjalin dengan baik di masa depan.

Lalu, selain itu, kunjungan Noxa ke Jepang juga mendapat dukungan dari pihak lembaga pemerintah (non-kementrian) BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) yang secara tidak langsung juga telah membantu kelancaran terjalinnya hubungan kerja sama antara pihak musisi Indonesia dan Jepang. “Karena banyak sekali rencana yang akan kami jalin setelah perjalanan kami ini,” cetus pihak Noxa menjanjikan.

Salah satu rencana itu akan digelar pada Desember 2018 mendatang, dimana Noxa bakal kembali mengadakan “Noxa Fest”, dimana sebagian penampil utama didatangkan dari Jepang.

“Kami mengundang The Kandarivas, Disgunder dan Buthcered ABC, tapi dua band terakhir belum confirmed. Terus juga ada band Malaysia, As I End dan band Thailand, Carnivola,” ujar Ade memberi bocoran.

Saat ini, menurut Ade lagi, buah dari kerja sama Noxa dengan musisi-musisi di Jepang di antaranya adalah terjadinya kerja sama distribusi produk musik. “Untuk produksi, kami bisa jualan merchandise, sekalian promo album. Kami juga jualan CD dan sudah masuk jalur distribusi melalui Disk Union Jepang dan mereka sudah repeat order album ‘Propaganda’, dan sekarang kami juga bisa mengajukan dukungan dari pemerintah melalui Bekraf.”

“Propaganda” sendiri merupakan album terbaru Noxa yang diluncurkan resmi pada pertengahan 18 Maret 2018 lalu. Sejauh ini, konon angka penjualannya sudah menyentuh angka 2000 keping. Sejak terbantuk pada Maret 2002 silam, Noxa telah merilis lima album studio, yakni “self-titled” (2002), “Grind Viruses” (2006), “Legacy” (2010), “Buka Mata” (2016) dan “Propaganda”. Di luar karirnya di skena nusantara, nama Noxa juga tercatat di kancah internasional. Mereka antara lain pernah tampil di panggung Obscene Extreme Festival, Singapore Death Fest, Johor Bahru Konsert hingga Tuska Open Air Fest Finlandia. (mdy/MK01)

.