Berawal dari skena post-hardcore di kawasan Queens, New York (AS), geliat Sylar dimulai. Band ini terbentuk pada 2011, dan seiring perjalanan karirnya, para personelnya merangkum berbagai pengaruh musikal, seperti nu metal, nu metalcore dan metalcore. Dan penerapan ketiga sub-genre tersebut semakin mengental di album terbaru Sylar yang bertajuk “Seasons” (Hopeless Records), yang telah diluncurkan sejak 5 Oktober 2018 lalu.

“Seasons” sendiri – yang sebelumnya telah dipanaskan lewat tiga single, yakni “All Or Nothing”, “Shook” dan “No Way” – merupakan album penuh ketiga Sylar, setelah “To Whom It May Concern” (2014) dan “Help!” (2016). Di luar itu, Sylar yang kini diperkuat formasi Jayden Panesso (vokal), Miguel Cardona (gitar), Dustin Jennings (gitar), Travis Hufton (bass) dan dramer tur Cody Ash pernah pula merilis dua album mini (EP), yakni “Cutting the Ties” (2011) dan “Deadbeat” (2013).

“Kami menulis album ini sesuai dengan yang kami inginkan sebagai sebuah band. Sekreatif yang kami inginkan,” cetus Jayden Panesso kepada MUSIKERAS, tentang pencapaian Sylar di album “Seasons”.

Lalu dibanding album-album sebelumnya, Jayden juga merasa penggarapan “Seasons” jauh lebih siap. “Kami sudah bermodalkan banyak lagu dan ide-ide, jadi kami merasa selangkah lebuh maju. Kami memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai dan mendengarkan keseluruhan lagunya sebelum memutuskan yang final. Miguel dan saya menghabiskan banyak waktu untuk saling bertukar ide di sela-sela tur.”

Di samping itu, lanjut Jayden lagi, satu hal lagi yang selalu mereka tekankan setiap kali menggarap album adalah menciptakan konsep musikal yang baru. “(Karena) Setiap album adalah babak baru bagi kami. Kami tak pernah mau menulis konsep yang berulang, jadi setiap album akan memberikan nuansa yang berbeda.” 

Selain diedarkan dalam format cakram padat (CD) dan piringan hitam (vinyl), “Seasons” juga bisa dikonsumsi lewat berbagai gerai digital seperti iTunes, Spotify, Apple Music dan Amazon Music. (MK03)

.