St. Loco bangkit dari tidur dan melanjutkan ‘kenakalannya’. Masih dengen kegesitan hiprock/nu metal yang eksplosif, unit cadas asal Jakarta ini meluncurkan sebuah single terbaru bertajuk “NAKL”. Eits, memang sekilas terdengar kata nakal saat melafalkan judul tersebut. Namun sebenarnya, “NAKL” merupakan singkatan dari ‘Naluri Kualitas Akal’ yang mengandung pesan jujur dan berkonotasi positif.

“NAKL” sendiri mendeklarasikan sebuah sikap akan semangat bermusik St. Loco yang tidak pernah pudar. Terlepas dari situasi bongkar pasang di band bentukan 2002 ini – dimana posisi vokal kini diisi oleh Dimas, menggantikan Joe Tirta yang tak lagi memperkuat St. Loco sejak Maret 2018 – ternyata sama sekali tidak menyurutkan semangat musikalitas mereka. “NAKL” menggambarkan tentang karakteristik sifat nakal dan keras kepala, liar, cerdik, kreatif dan tak kenal lelah walau sering dikonotasikan pada hal-hal negatif. Meski demikian, energi yang ada pada mentalitas “NAKL” juga dapat disalurkan ke hal-hal positif, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Dan selain tersirat di lirik, konsep musikal garapan mereka kali ini juga memperlihatkan kekepala-batuan itu. Paham hip rock atau nu metal yang telah mendarah daging di tubuh mereka sejak awal terbentuk dibesut lagi ke titik yang lebih maksimal dengan memadukan berbagai elemen.

“Sesuai dengan dasar genre hard alternative rock, hip rock yang bersifat dinamis dengan memadukan berbagai macam elemen genre musik yang hype seperti rap, rock, punk dan lain-lain. Terdapat eksplorasi perpaduan organik yang unik terhadap penyempurnaan sound kami yang sekarang. Terasa lebih original dan straight forward,” beber Beery Manoch kepada MUSIKERAS, personel yang khusus mengeksekusi porsi rap di St. Loco.

Lalu, hal lain yang menarik dari single ini, adalah adanya sentuhan tangan dingin dari duo produser Jonathan Mono dan Petra Sihombing yang mampu menerjemaahkan kreatifitas mentah dari St.Loco untuk dipadukan dengan komposisi aransemen dan elemen-elemen sound alternatif.

“Keduanya selain menguatkan karakter kami. Mereka juga memberikan pandangan-pandangan yang membuat kami berpikir secara lebih fresh, khususnya selama workshop berlangsung,” ungkap Beery lagi.

Proses penggarapan “NAKL” sendiri berjalan menyenangkan dalam suasana baru yang seru. Proses perekaman musik dan vokal selama satu hari di Weird Mansion studio milik Jonathan Mono, lalu mixing di lempar ke Harmoko Aguswan dari Shoe Maker studio yang mengerjakannya selama dua hari. Setelah itu, sentuhan akhir mastering diserahkan kepada Zac Zikis, pemilik Zikis Mastering Studio dari Birmingham, Inggris.

Kehadiran vokalis baru, Dimas – melengkapi Beery, Webster (dram), Gilbert (bass), Tius (DJ) dan Iwan Hoediarto (gitar) – di sisi lain juga menyuntikkan darah segar di tubuh St. Loco. Apalagi, Dimas bukan wajah baru di keluarga St. Loco. Kedua pihak telah berteman lama, bahkan sejak awal karir St. Loco, saat sama-sama masih aktif di skena indie.

“Belakangan, Dimas mulai terlibat dalam proses workshop, juga terlibat di beberapa pertunjukan kami belakangan ini. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya kami sepakat Dimas bergabung di St. Loco. Keunikan vokalnya yang didukung dengan skill serta kemampuan untuk bekerja sama sebagai tim banyak memiliki kecocokan dengan warna musik St. Loco yang upbeat.”

Setelah perilisan “NAKL”, belum ada rencana St. Loco untuk melepas album mini (EP) atau album penuh. Konsentrasi mereka lebih diarahkan ke pelepasan karya rekaman single sebanyak-banyaknya. “Saat ini kami lebih mengkhususkan rilis via digital platform, sehingga lebih fokus untuk menghasilkan single sebanyak mungkin. Nanti satu saat, bila single kami sudah terkumpul sekitar delapan atau 10 lagu, baru akan kami rilis menjadi EP atau album secara fisik.”

Saat ini “NAKL” bisa didengarkan via berbagai platform digital seperti iTunes, Spotify, Deezer dan Joox. (mdy/MK01)

.