Kencangkan sabuk pengaman sekarang juga! Karena hari ini, kekejaman distorsi level sadis dari kuartet death metal asal Jakarta, Hellcrust resmi diletupkan dalam wujud single terbaru bertajuk “Rimba Khalayak”. Di lagu ini, perilaku sosial sebagian masyarakat pengguna media sosial internet yang semakin jauh dari sifat-sifat sosial itu sendiri menjadi sorotan utama dalam muntahan liriknya.
Para personel terkini Hellcrust – Japs (vokal), Arslan Musyfia (bass), Nyoman Bije (gitar) dan Andyan Gorust (dram) – menyinggung isu SARA, eksploitasi seksual, penyebaran berita palsu (hoax) yang bertebaran di dunia maya hingga kebebasan berpendapat yang kebablasan sehingga menjadi media pelampiasan kebencian.
Hellcrust mulai menggarap materi “Rimba Khalayak” sejak pertengahan 2018 lalu, yang diikuti dengan lagu-lagu lainnya, yang bakal menyesaki album studio terbaru mereka. Lalu pada Januari 2019, Andyan Gorust dan personel lainnya mulai mengeksekusi rekamannya di basecamp mereka, tepatnya di studio Three Sixty, di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
“Proses rekamannya hanya memakan waktu dua hari untuk dram, bass dan gitar. Baru setelah beberapa hari vokal menyusul… dan (lantas) masuk proses mixing dan mastering,” ungkap Andyan kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.
Formula musikal yang telah mereka terapkan di karya rekaman sebelumnya, yakni EP “Dosa” (2012) dan album penuh “Kalamaut” (2016) dilanjutkan di “Rimba Khalayak”. Atau lebih tepatnya, dipertajam! Sekaligus sebagai trigger untuk atau sebelum mendengarkan keseluruhan materi album baru yang direncanakan bisa rilis tahun ini juga.
“Untuk referensi, kami hanya melihat dari album-album kami sebelumnya, agar benang merahnya tetap sama namun dikembangkan menjadi lebih harmonis dan segar nuansanya, dan pastinya tetep rapet! Menurut kami, yang sulit adalah membuat materi yang teknikal, cepat, padat tapi tetep enak didenger, tetep catchy dan anthemic… itu yang berusaha Hellcrust suguhkan,” beber Andyan lagi, meyakinkan.
Hellcrust mulai menancapkan taringnya di gelegak death metal Tanah Air sejak September 2011 silam. Lahir dari khayalan segar tiga musisi, yakni Wirsky (Death Valley), Nyoman Bije (Siksa Kubur) serta Andyan Gorust, mantan dramer Siksa Kubur yang saat itu juga menghuni band DeadSquad, yang sedikit banyak terpancing pengaruh minuman keras. Tanpa butuh waktu lama, Hellcrust pun lahir, sebuah nama yang konon terinspirasi dari kata ‘air keras’. Sepanjang perjalanan karirnya, proses gonta-ganti personel kerap mendera band ini. Antara lain sempat dihuni gitaris Ario (Carnivored), bassis Bonny Sidharta (Deadsquad) serta gitaris Baken Nainggolan (eks Siksa Kubur).
Penampilan terakhir Baken sendiri terjadi di panggung Hammersonic, 22 Juli 2018 lalu. “Baken pindah domisili ke Tarakan, Kalimantan. Lumayan sulit untuk berbagi waktu, apalagi ini lagi proses intens penggarapan album baru, dan juga berpengaruh ke jadwal panggung, hingga kami harus memakai additional player,” ujar Andyan beralasan.
Setelah “Rimba Khalayak”, Hellcrust bakal melanjutkan penggodokan materi lagu-lagu untuk album baru. Menurut Andyan yang saat ini juga tengah sibuk mempersiapkan diri untuk perhelatan “DeadSquad Horror Vision Reunited 2019”, keseluruhan materi sudah lengkap, hanya tinggal pematangan. “Rencananya, April ini kami masuk studio rekaman lagi.” (mdy/MK01)
.
Leave a Reply