Meneruskan kemarahan yang telah disulut di album mini (EP) “Untruthfully Sold”, unit hardcore asal Bandung, Kon:flik:tion akhirnya melengkapinya dengan sebuah album debut bertajuk “Dis/Ilusi”, yang bakal diletupkan pada 20 April 2019 mendatang via Disaster Records dan Neverstop Records. Album beramunisikan 17 lagu tersebut akan diedarkan dalam format kaset dan CD.
“‘Dis/Ilusi’ adalah kepanjangan dari proses ‘Untruthfully Sold’. Kami tetap memainkan beat cepat ala punk, hardcore, metal dengan sentuhan blues dan rock n’ roll,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS, tentang formula musik yang diterapkan di album debut mereka.
Keseluruhan lagu mayoritas berdurasi singkat, dimana Kon:flik:tion mengumbar kemarahan dan kegamangan mereka dengan ketus di lirik-lirik lagunya. “Untuk mewaraskan otak setiap individu yang tiada akhir membangun budak-budak baru untuk dinistakan demi keserakahan kaum-kaum yang beracun,” kata mereka.
Proses kreatif “Dis/Ilusi” sendiri, menurut band yang diperkuat oleh Rifki13 (dram), Badick (gitar), Baruz (screamer), Febby (gitar) dan Mbie (bass) tersebut, kurang lebih sama dengan proses yang mereka jalani saat menggarap “Untruthfully Sold”. Diawali dengan berkumpul dan memainkan gitar kopong, lalu mulai mencari-cari ide ritme dan beat yang cocok.
“Kemudian kami bawa ke studio latihan, lalu direkam di rumah untuk guide, dan lantas berakhir di studio rekaman. Proses berlangsung tiga bulan untuk rekaman karena menyesuaikan jadwal kosong dengan studio. Kami merekamnya di Red Studio, Bandung.”
Untuk mempromosikan album “Dis/Ilusi”, Kon:flik:tion memajukan single pembuka berjudul sama. Alasannya, single “Dis/Ilusi” merepresentasikan tentang bagaimana mereka ‘marah’, bagaimana mereka kecewa, dan bagaimana mereka meneriakkan bahwa apa yang terjadi di Tanah tempat mereka berpijak ini, bukan sebuah ilusi pemimpi yang terlanjur terbius oleh sistem ketidakberpihakan.
Kon:flik:tion terbentuk pada akhir 2017, yang mana namanya merupakan singkatan dari ‘Conflict in Nation‘. Para personelnya sepakat bersatu karena dilatari keresahan akan konflik yang begitu banyak terjadi di sekeliling mereka. Konflik antar masyarakat, isu SARA hingga bentuk baru penguasaan massa dengan pencucian otak, menjadi alasan utama terbentuknya Kon:flik:tion.
“Konflik di negeri ini memicu kami untuk memulai sebuah band, sebagai sarana pemuas dahaga, meluapkan protes pada sistem yang tetap tak akan berpihak, dengan musik cadas yang kami mainkan.”
Adalah Baruz – setelah membubarkan band Balcony bersama Badick – yang memulai bergulirnya karir Kon:flik:tion. Keduanya lantas mengajak dua personel terakhir di formasi Balcony, yaitu Febby dan Mbie untuk bergabung. Lalu untuk melengkapi lini rhythm section, mereka juga menggaet Rifki, mantan dramer Forgotten. Tidak muluk-muluk, target utama mereka dengan band ini adalah melontarkan banyak karya yang punya ciri khas. (Aug/MK01)
Leave a Reply