Penantian publik metal yang mendambakan karya baru dari unit cadas asal California, AS ini akhirnya menemui ujungnya. Dua komposisi baru sekaligus bertajuk “Protect the Land” dan “Genocidal Humanoidz” mendadak diletupkan ke udara pada 5 November 2020 lalu, setelah selama 15 tahun mengalami kevakuman. 

Tapi rupanya, kesibukan serta drama sarat ego yang melatarbelakangi sulitnya vokalis Serj Tankian, gitaris/vokalis Daron Malakian, bassis Shavo Odadjian dan dramer John Dolmayan untuk menggelar reuni akhirnya terkalahkan oleh adanya keprihatinan bersama terhadap perang yang saat ini bergejolak di Republik Artsakh. Penduduk Artsakh sendiri didominasi oleh bangsa atau suku Armenia, sedarah dengan para personel System of A Down.

Lewat pernyataan resmi System of A Down, lahirnya single “Protect the Land” dan “Genocidal Humanoidz” dilatari oleh bencana kemanusiaan yang dipicu oleh pasukan gabungan Azerbaijan dan Turki (bersama dengan teroris ISIS dari Suriah). Mereka menyerang Republik Nagorno-Karabakh, atau Artsakh. 

“Selama sebulan terakhir, warga sipil tua dan muda telah dibangunkan siang dan malam oleh pemandangan serta suara serangan roket yang mengerikan, bom yang jatuh, rudal, berbagai drone dan serangan teroris. Mereka harus mencari perlindungan di tempat penampungan sementara, mencoba menghindari berondongan bom ilegal yang menghujani jalan dan rumah, rumah sakit hingga tempat ibadah mereka. Penyerang mereka telah membakar hutan dan satwa liar yang terancam punah dengan menggunakan fosfor putih, yang juga merupakan senjata terlarang,” tulis pihak band.

Menurut mereka, rezim korup Ilham Aliyev (Presiden Azerbaijan) serta Recep Tayyip Erdoğan (Presiden Turki) tidak hanya ingin mengklaim tanah Artsakh – yang sesungguhnya sudah merdeka sejak awal 1990an – sebagai milik mereka, tetapi juga melakukan tindakan genosida dengan impunitas terhadap kemanusiaan dan satwa liar untuk mencapai misi mereka. 

“Mereka mengandalkan dunia yang terlalu terganggu dengan pandemi, pemilu, dan kerusuhan sipil untuk mengungkapkan kekejaman mereka. Mereka memiliki uang, sumber daya, dan telah merekrut firma hubungan masyarakat besar-besaran untuk memutarbalikkan kebenaran dan menyembunyikan tujuan biadab mereka yaitu genosida. Ini bukan waktunya untuk menutup mata. Ada kebutuhan mendesak bagi warga dunia untuk mendesak pemerintah masing-masing agar tidak hanya mengutuk tindakan para diktator yang licik ini, tetapi juga mendesak para pemimpin dunia bertindak untuk membawa perdamaian ke kawasan dan secara sah mengakui Artsakh sebagai negara merdeka.”

Lewat single “Protect the Land” dan “Genocidal Humanoidz”, System of a Down ingin menggugah para penduduk dunia, termasuk para penggemarnya, untuk beramal dengan cara mengunduh kedua lagu tersebut, serta berbagai produk merchandise terbaru band sebagai donasi. Royalti band dari inisiatif tersebut nantinya akan disumbangkan ke Armenia Fund, sebuah organisasi amal yang berbasis di AS yang berperan penting dalam menyalurkan kebutuhan dasar di Artsakh dan Armenia demi kelangsungan hidup para penduduknya.

SOAD yang dibentuk di California, AS pada 1994 silam terakhir kali merilis album pada 2005, yakni album “Mezmerize” dan “Hypnotize”. Sejauh ini sudah merilis lima album studio, tiga di antaranya berhasil menembus posisi puncak terlaris versi Billboard 200. Salah satu lagunya, “B.Y.O.B.” pernah memenangkan penghargaan Grammy untuk kategori “Best Hard Rock Performance” pada 2006. Angka penjualan keseluruhan albumnya mencapai lebih dari 40 juta keping di seluruh dunia.

“Protect the Land” dan “Genocidal Humanoidz” bisa didapatkan di laman Bandcamp resmi System of A Down. (*/MK03)

.