Bagi mereka yang menganut alunan indie-rock, khsusnya yang berada di seputaran Bogor, Jawa Barat, tentunya pernah mendengar nama Reid Voltus. Ya, itu nama sebuah unit indie-rock yang sempat bersinar namanya di pertengahan era 2000-an. Namun pada 2012 silam, band ini memutuskan menjauh dari hirup pikuk skena.
Kini, salah satu personel Reid Voltus, yakni Andi ‘Idam’ Fauzi memutuskan untuk kembali menyalakan bara kreativitasnya. Ia lantas membentuk band baru bernama Swellow, dengan mengajak Afnan Hissan, gitaris band indie-rock Bogor lainnya, Texpack serta bassis Misbahuddin Nika. Lalu pada 2019, formasi Swellow dilengkapi dramer Fadhil ‘Opay’ Naufal, lalu vokalis Bayu Azni menyusul tahun berikutnya.
Formasi inilah yang kemudian berhasil mengeksekusi sebuah album mini (EP) bertajuk “Karet”, yang telah dirilis belum lama ini ke berbagai platform digital. Ada lima komposisi yang mereka suguhkan di EP tersebut, yakni “Berita Harian”, “Asam”, “Pelintas” serta dua single yang sebelumnya sudah diperdengarkan ke khalayak luas, “Gargantua” dan “Sukar”.
Sebenarnya, kelima lagu tersebut, serta beberapa materi lagu lainnya merupakan hasil garapan Idam yang ia kerjakan bertahap sejak 2017. Total ada sekitar 12 lagu yang ia buat, yang lantas disempurnakan aransemen musiknya bersama Afnan dan Miska. Penggodokan musik dilakukan saat Opay dan Bayu belum bergabung. Proses rekamannya sendiri dieksekusi di Bens co. Studio, Bogor.
.
.
Walau sudah bermodalkan selusin lagu, namun Swellow akhirnya memutuskan merilis lima lagu saja, atas pertimbangan kematangan aransemennya.
“Kami nggak nentuin secara spesifik harus lagu mana yang dimasukin ke dalam EP ‘Karet’. Kami milih berdasarkan materi yang kami anggap sudah beres aja, karena kebetulan baru lima lagu itu aja yang kami anggap udah cukup matang secara arransemen, karena ngatur waktu untuk kumpul bareng dan rekaman lumayan susah. Tiga personel kami; Miska, Afnan, Bayu tinggal di Jakarta, sedangkan Idam dan Opay tinggal di Bogor. Jadi dari pada nunggu lama untuk rilis, maka terpilihlah lima trek itu,” urai Swellow kepada MUSIKERAS, menjelaskan alasannya.
Sama halnya di Reid Voltus atau di Texpack, indie-rock tetap menjadi benang merah olahan musik Swellow. Walau mengakui kebingungan menentukan arah musiknya, namun Idam dkk memang merasa tak pernah lepas dari magnet indie-rock. Apalagi, referensi yang mereka dengarkan cukup banyak. Mulai dari lo-fi indie rock era ‘90an seperti Gbv, Sebadoh, Pavement dan Silverjews, lalu band-band shoegaze macam Swervedriver, Ride, Mbv hingga band-band Selandia Baru, Dunedin Sound.
“Kami doyan banget. Bahkan rilisan-rilisan awal band indie ‘90an (lokal) macam Pure Saturday, Rumahsakit, Cherry Bomshell cukup berpengaruh untuk Swellow, terutama dalam pemilihan lirik lagu yang notabene berbahasa Indonesia. Ya, intinya sih kami bikin musik dan aransemen ngalir aja. Sekenanya aja di kuping kami.”
Selain bisa didengarkan melalui Bandcamp dari Tromagnon Records, Swellow juga turut menghadirkan EP “Karet” dalam kemasan kaset pita yang sudah bisa didapatkan melalui akun Instagram mereka. Lalu pada Agustus 2021 mendatang, format cakram padat (CD) bakal diedarkan via label Demajors. Khusus versi ini, akan ada tambahan dua lagu eksklusif bertitel “Kalam” dan “Superstitious Night”, yang menampilkan vokal dari Alvi Ifthikhar (Gascoigne). (aug/MK02)
Leave a Reply