Mantaaappp… SLIPKNOT rilis single baru lagi. Karya rekaman terbaru yang bertajuk “The Chapeltown Rag” itu digarap bersama produser Joe Baressi, yang sebelumnya tercatat pernah menangani produksi rekaman band-band seperti Avenged Sevenfold hingga Chevelle. Menurut vokalis Corey Taylor, lagu tersebut menggambarkannya sebagai ‘penghukum’, sebagai lagu yang mendokumentasikan apa yang terjadi ketika distorsi media massa beredar di dalam ruang gema media sosial.
“Ini Slipknot klasik,” cetus Corey, yang menyebut lagu tersebut terinspirasi dari film dokumenter Netflix yang dia tonton tentang pembunuh berantai Yorkshire Ripper yang membunuh banyak wanita di West Yorkshire, pinggiran kota Inggris, Chapeltown pada akhir 1970-an.
“Tapi secara lirik, sudut pembicaraannya mengenai berbagai manipulasi yang bisa terjadi ketika media sosial bertemu dengan media itu sendiri. Dan berbagai cara manipulasi itu dapat menarik kita ke arah yang berbeda. Faktanya kita semua menjadi pecandu itu, yang sangat, sangat berbahaya.”
Dari sisi musikal, Corey juga bereksperimen di “The Chapeltown Rag” dengan terapan pendekatan teknik vokal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.
“Saya bahkan tidak yakin apakah bagian itu akan menjadi chorus, jujur saja. Tapi saya suka cara progresi kord-nya memberikan getaran aneh, yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Saya memainkannya di ‘Vermilion’ bertahun-tahun yang lalu, tetapi saya tidak pernah benar-benar membuatnya sedikit lebih agresif. Harmoni yang saya ciptakan untuk itu juga sangat aneh sehingga hanya memberikan sedikit getaran disonan, tetapi juga sangat, sangat melodis.”
Sebelum single “The Chapeltown Rag”, rilisan karya rekaman Slipknot sebelumnya adalah album “We Are Not Your Kind” yang mulai diedarkan pada Agustus 2019 lalu. Album tersebut berhasil menempati posisi terlaris di berbagai negara, mulai dari AS, Inggris, Meksiko, Australia, Kanada, Jepang, Irlandia, Belgia, Portugal hingga Finlandia, dan juga lima besar di Jerman, Perancis, Norwegia, Italia, Austria, Swedia, Swiss, Belanda, Polandia, Spanyol dan Selandia Baru.
.
Tak terasa, sudah empat dekade legenda thrash metal METALLICA berkiprah di skena musik cadas dunia. Untuk merayakan itu, hari ini mereka meluncurkan produk cincin khusus (40th Anniversary Limited-Edition Ring) dalam jumlah terbatas. Hanya tersedia 40 unit, sesuai dengan jumlah usia Metallica, dan hanya akan tersedia di situs resmi metallica.com.
Cincin tersebut, nantinya akan dibuat sesuai pesanan, karena harus menyesuaikan dengan ukuran jari pemesan. Semuanya terbuat dari bahan perak, dan diberi nomor tangan 1 hingga 40. Masing-masing akan menampilkan ukiran James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammett, Robert Trujillo, Cliff Burton, dan Jason Newsted. Satu sisi akan menampilkan nomor 40 dengan logo M dicoret dari nol, dan sisi lainnya akan menampilkan tahun 1981 dan 2021, juga dipisahkan oleh logo M. Bagian depan cincin akan dengan bangga menampilkan nomor 40 dengan logo kuningan M yang menonjol menembus angka nol. Untuk harga, dibanderol di kisaran lima jutaan rupiah. Lumayan juga, ya!
.
Tak terlalu lama jeda setelah merilis album mini “The Raging River”, unit post-metal asal Swedia, CULT OF LUNA kembali mengumumkan bakal segera merilis karya rekaman baru. Kali ini sebuah album penuh bertajuk “The Long Road North” yang akan mulai diluncurkan pada 11 Februari 2022 mendatang.
Menurut band yang diperkuat formasi Magnus Líndberg (perkusi/gitar), Johannes Persson (vokal/gitar), Andreas Johansson (bass), Thomas Hedlund (dram), Fredrik Kihlberg (gitar) dan Kristian Karlsson (kibords/vokal) ini, judul album mengacu ke perjalanan pulang yang panjang. Arah yang ditentukan oleh panggilan yang menembus batu dan bergema melalui hutan, yang mengalir di setiap danau, dan dipercepat oleh angin.
“Ketika mencapai Anda, Anda tahu sudah waktunya, saatnya untuk bergerak maju. Anda tidak tahu ke mana arahnya, tetapi Anda menaruh kepercayaan padanya. Jalannya panjang dan ujungnya tidak pasti.”
“The Long Road North” adalah album studio kesembilan Cult of Luna, band yang sudah terbentuk sejak 1998 silam.
.
Satu band lagi yang akan merilis album barunya pada 11 Februari 2021 mendatang adalah AMORPHIS. Unit death metal asal Finlandia yang terbentuk pada 1990 silam ini akan memperdengarkan materi karya rekaman terbarunya yang berjudul “Halo”. Dan menurut mereka, kali ini konsepnya akan lebih berat, lebih progresif dan lebih organik dibanding upaya mereka sebelumnya.
“Bagi saya, ‘Halo’ terdengar sedikit lebih sederhana dibandingkan dengan ‘Queen Of Time’ dan ‘Under The Red Cloud’. Namun, jangan salah paham: ketika lagu tertentu perlu terdengar besar, maka akan terdengar sangat besar,” seru vokalis Tomi Joutsen menegaskan.
“Halo” sendiri diproduksi di bawah arahan produser Jens Bogren (At The Gates, Dark Tranquillity, Enslaved) dan tetap mengandalkan torehan lirik puitis dari Pekka Kainulainen.
.
Unit pengaduk elemen metal mencekam asal Seattle, Washington AS, SUNN O))) telah mengumumkan bakal merilis karya rekaman terbarunya. Bukan album studio, melainkan hasil rekaman dari penampilan mereka di studio 4 BBC Maida Vale yang disiarkan melalui program acara panduan Mary Anne Hobbs di BBC6. Di album live bertajuk “BBC 6Music: Live On The Invitation Of Mary Anne Hobbs” tersebut bakal dirilis pada 26 November 2021 mendatang dalam format digital. Tapi pada 28 Januari 2022, album itu juga akan diabadikan dalam kemasan piringan hitam. Di album ini, Sunn O))) menyuguhkan komposisi “Pyroclasts F”, “Pyroclasts C#” dan “Troubled Air” yang melebur nuansa doom metal, experimental metal, black metal dan dark ambient.
.
Kabar gembira bagi penggemar berat IN FLAMES yang masih gemar mengoleksi album-album rilisan fisik. Mulai 26 November 2021 mendatang, unit metal asal Swedia yang pernah menggetarkan panggung Hammersonic Festival, di Jakarta pada Juli 2018 silam tersebut akan merilis ulang album-albumnya yang pernah dirilis dalam kurun waktu 1994 hingga 2008. Mulai dari album mini (EP) “Lunar Strain + Subterranean” hingga “A Sense of Purpose”. Juga ada tambahan album rekaman konser bertajuk “The Tokyo Showdown” serta “Used & Abused: In Live We Trust”. Perilisan ulang album-album tersebut dilakukan In Flames bekerja sama dengan label Nuclear Blast.
“Saya senang mengetahui bahwa kami memiliki label yang masih percaya dan mendukung format fisik. Ini adalah kesempatan bagus untuk mengambil rekaman apa pun dari katalog In Flames yang mungkin Anda lewatkan. Nikmati musik kami di CD seperti aslinya,” seru vokalis Anders Fridén gembira.
.
Usai merilis album bersama AS I LAY DYING pada September 2019 lalu, vokalis Tim Lambesis rupanya tidak ingin terhenti dalam situasi pandemi yang berkepanjangan. Bersama gitaris Wolves At the Gate, Joey Alarcon, Tim pun membentuk proyek band baru bernama BORN THROUGH FIRE. Dan pada 12 November 2021 mendatang, Tim dan Joey akan meluncurkan karya rekaman pertamanya, dua single sekaligus yang masing-masing berjudul “Reintroduction” dan “Bone By Bone” via Modern Music Empire. Konsep musiknya sendiri, menurut Tim, cenderung terdengar berat dan modern, plus ada nuansa sinematik, namun tetap terasa pengaruh metal klasik di dalamnya.
.
Kredit foto: Stephanie Cabral (In Flames)
Leave a Reply