Dengan diperkuat vokalis baru, para ‘berandalan’ crusty punk asal kota Sukabumi, Jawa Barat ini menumpahkan kekesalan dan amarah akan situasi pandemi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, lewat sebuah lagu rilisan tunggal terbaru mereka yang bertajuk “Holocaust”. Menurut Oloxejo, lagu itu sebagai respon mereka melihat kesusahan dalam kesusahan selama pandemi terjadi. Seperti perjalanan menuju bencana yang lebih besar.

Lagu berdurasi 1:59 tersebut dikobarkan dengan balutan aroma hardcore punk yang secara kasat mata jelas menggambarkan arah musik Oloxejo yang makin bervariasi. Kehadiran vokalis baru mereka, Ari ‘Qbow’ yang resmi bergabung tahun ini telah menyuntikkan semangat baru, membuat formasi Aditya ‘Adit’ Dwitama(gitar), Anwar ‘Away’ (gitar), Oki ‘Coki’ Permana (dram) dan Edwin ‘Tukik’ Rahardian (bass) semakin solid dan berbahaya.

Ide esensi “Holocaust” sendiri datang dari Tukik, sementara musiknya sudah disiapkan oleh Away dengan riff yang memacu Coki untuk lebih agresif lagi mengeksekusi lini dram. Di lagu tersebut, punk dideskripsikan sebagai bentuk perlawanan atau ketidakpercayaan terhadap oligarki atau pemerintahan yang anti kritik. Demokrasi yang mati. 

.

.

“Kami mencermati bahwa apabila kondisi ini terus menerus terjadi, pada akhirnya akan menjadi sebuah bencana kemanusiaan. Referensi lirik sendiri kami ambil dari kejadian selama pandemi. Musik dan vokal yang lebih ‘raw‘, penuh amarah, dan terkesan satir coba kami mainkan di materi terbaru ini. Lebih gelap dari materi Oloxejo sebelumnya, di album ‘Pasukan Menolak Lapar’,” urai pihak Oloxejo kepada MUSIKERAS, menegaskan.

Untuk aransemen, Oloxejo sedikit banyak menyerap pengaruh beat-beat dari band-band dunia macam Disrupt (AS), Disfear (Swedia), Hark! It’s A Crawling Tar-Tar (Bandung) serta beberapa band raw punk lainnya. Oh ya, sejak terbentuk pada awal 2013, Oloxejo sudah merilis album pertamanya yang berjudul “Pasukan Menolak Lapar” (2017).

Kembali ke “Holocaust”, para personel Oloxejo menggarap seluruh proses produksinya di Sukabumi. Perekaman vokal dilakukan di TR Studio, lalu juga di Nazgul Studio untuk keseluruhan instrumentasi, termasuk tahapan pengolahan mixing dan mastering. Dalam urusan teknis rekaman, Oloxejo mendapat dukungan penuh dari Af Afriansyah (Repton/Blackramstein).

“Holocaust” yang diedarkan via Crowded Records dicanangkan bakal menjadi jembatan menuju album penuh kedua Oloxejo. Sejauh ini, mereka sudah mengantongi 3-5 materi lagu yang siap diproses untuk album tersebut. (mdy/MK01)