Oleh @mudya_mustamin
Panggung musik keras terus berevolusi. Karya-karya rekaman yang diproduksi semakin padat merayap dan dihadirkan dengan daya ledak dan daya kejut masing-masing. Membuat kami di redaksi sangat sulit menentukan 15 yang terbaik. Lagu-lagu yang kami suguhkan berikut ini tidak disusun berdasarkan urutan terbaik, karena tentunya satu sama lain tidak mungkin dikompetisikan. Apakah di antaranya ada favorit kalian juga?
Lorna Shore “Into the Earth” (album “Pain Remains” – Century Media)
Nuff said! Mereka adalah most wanted, band metal paling menghebohkan sepanjang periode 2021-2022, khususnya sejak melepas lagu “To the Hellfire” yang memadukan gemuruh blackened deathcore dengan vokal akrobatik Will Ramos yang sangat ekstrim. Dan lagu ini adalah pengembangannya!
.
Muse “Won’t Stand Down” (album “Will of the People” – Warner)
Jelas mengejutkan. Mendadak unit rock besutan Matthew Bellamy ini merambah metal. Tapi secara keseluruhan berhasil. Cukup padat sebagai komposisi metal, namun uniknya tetap kental terdengar karakter Muse yang membuat mereka disegani selama ini.
.
Bad Omens “Like a Villain” (album “The Death of Peace of Mind” – Sumerian)
Sempat terombang-ambing mencari jati diri musikalnya, namun di lagu ini – dan di album secara keseluruhan – unit metalcore asal Virginia, AS ini akhirnya menemukan formula terbaiknya dan terhindar dari metalcore yang monoton. Sarat olahan komposisi serta aransemen yang berkelas.
.
Polyphia “Playing God” (album “Remember That You Will Die” – Rise)
Sebenarnya, tiap kali merilis karya rekaman baru, band math-rock instrumental ini selalu menghadirkan kejutan. Tak hanya mengandalkan kombinasi teknik tinggi yang sangat presisi, namun juga liukan nada yang menawan. Dan di lagu ini, jurus itu kembali berhasil!
.
Fit For An Autopsy “Far from Heaven” (album “Oh What the Future Holds” – Nuclear Blast)
Komposisi post-deathcore berdurasi kurang dari lima menit yang memicu eargasme. Segala yang disyaratkan dalam pelampiasan ‘kemarahan’ ditemukan di sini, yang dieksekusi dengan terapan instrumentasi dan vokal berkelas virtuoso yang terukur, namun sekaligus beringas.
.
Pierce the Veil “Pass the Nirvana” (single – Fearless)
Lagu mereka, “King For a Day” yang dirilis pada 10 tahun silam memang telah menapakkan standar musikal band ini. Tapi lagu ini adalah sebuah eksperimentasi yang segar, menyuntikkan elemen grunge dengan cita rasa yang berbeda. Unik!
.
Dayseeker “Neon Grave” (album “Dark Sun” – Spinefarm)
Band ini jelas idola baru di ranah post-hardcore/metalcore. Tak hanya kualitas vokal yang memikat, namun juga racikan aransemen yang ‘mahal’, dimana nuansa shoegaze, orkestrasi yang anthemic serta kejutan patahan breakdown menyatu di lagu ini.
.
SiM “The Rumbling” (EP “Beware” – Pony Canyon)
Unit alternative metal asal Jepang ini seketika mencuri perhatian dunia sejak memperdengarkan “The Rumbling” yang terpilih menjadi lagu tema pembuka serial anime “Attack on Titan: The Final Season Part 2”. Lagu tersebut menunjukkan karakter musikal utama SiM yang melibatkan elemen hip hop, ska, reggae, dub, punk ke dalam wadah metal yang modern.
.
The Halo Effect “Days of the Lost” (album “Days of the Lost” – Nuclear Blast)
Kenapa supergrup ini ada? Jawabannya sederhana; adalah untuk memenuhi kerinduan para penggemar In Flames era awal. Band ini dihuni lima musisi yang keseluruhan pernah menghuni pejuang metal asal Swedia tersebut. Dan di sini, mereka ingin bernostalgia, menggiring kejayaan dan keseruan melodic death metal khas In Flames.
.
Enterprise Earth “Psalm of Agony” (single – MNRK)
Komposisi berdurasi hampir tujuh menit ini adalah karya rekaman pertama Enterprise Earth yang menjajal eksplorasi suara Travis Worland, vokalis yang masuk menggantikan Dan Watson (Infant Annihilator). Dan kesimpulannya, standar kekejian band ini semakin terkerek. Komposisi ini menyuguhkan kebrutalan deathcore yang menjanjikan, sekaligus membuat Enterprise Earth menjadi band metal masa depan yang patut diwaspadai.
.
Make Them Suffer “Doomswitch” (single – Greyscale)
Dari benua Australia, band ini meraungkan paduan riff-riff gitar bernuansa djent dengan manuver ketukan tempo yang tak terduga. Sebuah komposisi area baru bagi mereka, dalam kubangan metalcore/deathcore yang eksploratif.
.
Slipknot “Yen” (album “The End, So Far” – Roadrunner)
Album barunya, sebenarnya nyaris tidak menawarkan kejutan apa-apa. Bahkan bisa dibilang mulai terdengar monoton dan nyaris membosankan. Tapi “Yen” adalah pengecualian. Formula yang mengeksekusi chorus yang bernyanyi dengan gempuran distorsi sarat ‘kekacauan’ masih dieksekusi dengan menarik.
.
Erra “Stockholm Syndrome” (single – UNFD)
Biasanya, sangat sulit mendaur ulang sebuah lagu yang sudah sangat kental karakternya. Tapi racikan Erra di lagu milik Muse tersebut tak bisa disangkal potensi kreativitasnya. Dengan mudah, kita menyebut versi ini sebagai perwakilan ranah progressive metalcore yang sah!
.
I Prevail “Bad Things” (album “True Power” – Fearless)
Sebelumnya, band ini berhasil mencetak prestasi luar biasa dengan menempatkan lagu “Bow Down” di daftar nominasi Grammy Award 2019 untuk kategori Best Metal Performance, serta album “Trauma” di kategori Best Rock Album. Dan “Bad Things” masih menyuguhkan daya tarik itu, dimana unsur melodic beradu harmonis dengan gempuran riff-riff berat yang bernuansa nu-metalcore.
.
The Devil Wears Prada “Watchtower” (album “Color Decay” – Solid State)
“Watchtower” adalah segala sisi yang mewakili pengembangan musikal band ini yang terus mengangkasa, sekaligus mewakili penggambaran album “Color Decay” secara keseluruhan. Brilian, dan sarat kreativitas tak terduga dari berbagai sisi.
.
.
Leave a Reply