Tidak ada sesuatu yang spesifik untuk membuat lagu, kami hanya masuk studio saja dan menyusun bagian demi bagian sehingga membentuk lagu sedemikian rupa.”

Matihitam menegaskan proses kreatifnya, saat meracik lagu-lagu yang ada di album mini (EP) terbarunya, yang bertajuk “Diantara Tuhan Amatir dan Kegelapan yang Menyertai”. Karya rekaman tersebut telah diedarkan sejak 7 April 2023 lalu, dan memuat dua komposisi gelap berjudul “Horrifying Cronology” serta nomor yang dijadikan judul EP, yakni “Diantara Tuhan Amatir dan Kegelapan yang Menyertai”.

“Proses di balik pengerjaan EP ini memang sedikit molor dari agenda kami. Jauh di pertengahan 2021 kami ingin memperdalam tentang musik yang bisa membawa suasana untuk para pendengar dengan utuh seperti irama, kord dan lirik yang puitis serta gebukan dram yang mengayun pelan nan menggerinda,” urai band asal Bali ini, kepada MUSIKERAS.

Secara musikal, papar Matihitam lagi, mereka ingin lebih mempertajam atmosfer kegelapan yang dingin nan melankolis dan membaurkannya dengan (unsur) doom, crust, blackened, black metal hingga grindcore.

“Banyak hal yang kami dengarkan, mulai dari (band) Dissection, Congreed, Rotten Sound, Integrity, Entombed, Nihilist, Primitive Man bahkan sampai Full of Hell. Kami mencoba menggabungkan beberapa bagian sehingga menyamarkan bahwa musik yang kami usung begitu mutan dan lepas dari pakem. Dan di sini juga kami menambahkan biola sebagai instrumen yang memperkelam atmosfernya sehingga pendengar benar-benar mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika mendengarkan EP ini.” 

Matihitam yang terbentuk pada awal 2020 dan diperkuat formasi vokalis Harry Poernomo, gitaris Alhon Priyo Sambodo, bassis Kurniawan Bayu Handika aka Wawan dan dramer Ronaldo Oktavianus aka Aldo, mengakui pengerjaan EP mereka kali ini tidak mudah secara teknis. Misalnya, pemain biola baru mengisi lirihan iramanya ketika sudah berada di studio rekaman. Selain itu, Matihitam juga merekam lagunya di Fantasy Reborn Records tanpa panduan metronom.

“Karena kami bukan lulusan sekolah musik. Kami hanya bermodalkan semangat dan kesenangan dalam menjalaninya. Kami ingin bermain musik ekstrim nan gelap,” ulas pihak band, yang menggarap rekaman EP “Diantara Tuhan Amatir dan Kegelapan yang Menyertai” pada 2021 dan merampungkan pemolesan mixing dan mastering pada Mei 2022. 

.

.

Tema lirik yang dirajut di komposisi “Horrifying Cronology” merupakan sebuah urutan peristiwa, dimana manusia mengalami hal yang sangat mengerikan, dikelilingi oleh kebencian dan kenaifan-kenaifan hidup. Begitu muram dan jenuh akan ketidakpastian dalam hidup sehingga membuat muntah akan rasa sakit pikiran dan batin.

Sementara di trek “Diantara Tuhan Amatir dan Kegelapan yang Menyertai”, Matihitam menuliskan deskripsi, “Setelah begitu panjang organ mata melihat hitam putihnya hidup, ternyata tidak lebih dari keyakinan tentang jalan dan nurani diri sendiri, garis lurus yang tercetak hanya sebatas kebenaran Ilahi, dimana kita bersikap sebagaimana mestinya terhadap sesama manusia, sesama makhluk hidup di semesta ini, dan antara manusia dengan Tuhan-nya. Jika itu adalah sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang kosong, dan sesuatu yang hina itulah kebenaran sejati. Karena surga adalah pintu neraka yang lain.”

Sebelum EP “Diantara Tuhan Amatir dan Kegelapan yang Menyertai” yang dirilis dalam format kaset via Kabplug Dadi Bojog Records, Matihitam juga sudah pernah meluncurkan EP berjudul “Problematic Anxiety” pada 28 Maret 2020 lalu. (aug/MK02)  

.

.