Dari ‘planet’ Bekasi, sambutlah band cadas pendatang baru yang siap menggelegarkan karya-karya sarat energi dan distorsi ekstrim. Cetaceans, disebut-sebut menyatukan elemen-elemen dari deathcore, black metal dan death metal ke dalam karya mereka. Seperti yang sudah bisa didengarkan lewat lagu rilisan tunggal perdananya yang berjudul “Carcass”.
“Carcass” adalah sebuah karya rekaman yang penuh dengan elemen kegelapan dan ketegangan. Lagu tersebut mengambil inspirasi dari novel klasik berjudul “Moby-Dick” karya Herman Melville terbitan 1851, yang mengisahkan tentang perburuan paus putih Moby-Dick oleh kapten Ahab yang menaruh dendam terhadapnya. Tapi di lagu “Carcass” ini, Cetaceans mengambil sudut pandang dari sang paus yang menggambarkan rasa kehilangan dan dendam setelah menyaksikan saudara dan bangsanya dibantai oleh manusia.
Lukman ‘Men’ Hakim, vokalis Cetaceans mengungkapkan, ia ingin menyampaikan emosi yang mendalam melalui lirik lagu tersebut. Untuk merenungkan bagaimana paus dalam kisah Moby-Dick merasakan kehilangan yang begitu besar akibat tindakan manusia. “Dendam yang ada dalam lagu ini mencerminkan kekuatan yang menggerakkan karakter paus itu sendiri,” seru Men menegaskan.
“Kami berharap melalui lagu ‘Carcass’ ini, pendengar dapat merenungkan dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan dan makhluk lain di bumi. Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengan alam dan makhluk-makhluk lain dengan rasa hormat dan penghargaan,” urai gitaris Muhammad Mushab Al-jufri menimpali.
Untuk menyampaikan tragedi tersebut, Cetaceans menumpahkannya lewat kekuatan deathcore dengan atmosfer black metal yang mencekam dan elemen-elemen death metal yang menghancurkan. Dengan riff gitar yang kuat, vokal yang mengguncang serta ritme yang memukau, mereka menciptakan pengalaman musik yang seru.
“Carcass” menghadirkan perpaduan unik antara distorsi gitar yang penuh dengan nuansa gelap dan vokal yang penuh dengan amarah. Mereka menciptakan atmosfer musik yang intens dengan riff-riff gitar berat yang mengentak, plus fondasi yang kokoh dari gebukan dram yang mengguncang.
Saat meracik komposisi serta aransemen di single “Carcass”, Cetaceans yang juga diperkuat gitaris Muhammad Rifqi Aulia dan dramer Muhammad Abyan Avy mengakui banyak menyerap inspirasi dari band lain secara musikal. Men sering sekali mendengarkan lagu-lagu ‘gelap’ dari band mancanegara seperti Dark Mirror ov Tragedy, Behemoth serta pejuang asal Cirebon, Poison Nova. Sementara Mushab lebih mengarah ke geberan deathcore dari band-band semacam Thy Art is Murder. Rifqi dan Abyan masing-masing mengenyam asupan vitamin berdistorsi dari jagoan lokal macam DeadSquad, Strangers hingga Jasad.
“Tapi di tengah perbedaan itu semua, (akhirnya) kami disatukan oleh (band) Chelsea Grin yang akhirnya menjadi pedoman kami dalam mengarungi lautan yang ‘gelap’ ini,” seru pihak Cetaceans kepada MUSIKERAS.
Proses kreatif penggarapan “Carcass” sendiri sebenarnya berjalan agak lambat. Karena awalnya Cetaceans hanyalah merupakan band proyek sampingan, lantaran para personelnya masih terlibat di band-band lain saat itu. Produksi dimulai pada Juni 2022 lalu, dan mereka hanya memiliki dua lagu yang berkali-kali diotak-atik aransemennya agar bisa menemukan formula yang pas.
“Di lagu ‘Carcass’ ini sampai terjadi tiga kali perubahan, hingga akhirnya mendapatkan komposisi yang pas seperti sekarang ini. Seluruh proses rekaman kami lakukan sendiri, untuk take gitar, bass dan mixing-mastering, semua dilakukan di rumah Mushab, dan untuk dram serta vokal dikerjakan di rumah Abyan.”
Dengan dilampiaskannya “Carcass”, Cetaceans yang terbentuk pada 2022 lalu siap mengukir namanya dalam kancah musik ekstrim Tanah Air. Cetaceans telah berhasil menggambarkan narasi yang kuat melalui musik mereka, dan “Carcass” diharapkan dapat menjadi pengantar yang menggugah untuk proyek-proyek musik band tersebut mendatang.
Sejauh ini mereka menargetkan bisa menuntaskan album mini (EP) yang bakal mengulas petualangan lanjutan sang paus. Karena di lagu “Carcass”, kisah itu baru merangkum babak pertama dari keseluruhan kisah. Men yang menulis liriknya mengungkapkan masih ada tiga atau empat babak lanjutan ke depannya.
“Carcass” sudah bisa didengarkan via berbagai platform musik digital sejak 17 September 2023. (mdy/MK01)
.
.
Leave a Reply