Demi untuk menyalurkan ekspresi berkarya dalam bermusik, maka tak ada kata menyerah, walau segudang kendala menjegal prosesnya. Tekad itu yang sepertinya dimiliki band metalcore asal Garut, Jawa Barat ini. Glamsglory butuh waktu hingga lima tahun untuk merampungkan sekaligus menyempurnakan “Distimia”, album penuh pertama mereka.
Rintangan yang dihadapi para personelnya; Novandi ‘Okuy’ Putra (vokal), Redi Garna (bass), Indra M. Idris (gitar) dan ‘Bubung’ Ahmad (dram) terbilang klasik, kesibukan di pekerjaan masing-masing. Di luar urusan band. Lalu salah satu personelnya, pindah domisili ke Cirebon, sehingga terpisah dengan lainnya. Ditambah lagi lokasi studio rekaman yang mereka anggap ideal untuk mengeksekusi karya-karya rekamannya terbilang jauh dari markas Glamsglory.
“(Studio) MR. Record menjadi tempat yang tepat untuk menggarap album, berada di Cianjur. Kami butuh waktu ekstra untuk memilih jadwal yang pas untuk semua personel, 48 shift kami (pakai) untuk album ini kami kerjakan dengan cara nyicil. Sangat melelahkan dan menguras banyak waktu juga materi,” tutur Glamsglory kepada MUSIKERAS, mengungkap masalah yang mereka hadapi sepanjang proses menuju perilisan album.
Sebelum akhirnya melampiaskan “Distimia” yang direkam sepanjang Februari hingga Agustus 2023, Glamsglory sudah menunjukkan eksistensinya lewat empat lagu rilisan tunggal. Masing-masing berjudul “Membunuh Perlahan” yang dilepas saat band ini resmi terbentuk pada Maret 2018, lalu “Tak Terarah” pada pertengahan 2019, “Suffering” pada awal 2021 dan terakhir “Jalang” pada 8 Maret 2023. Kecuali “Membunuh Perlahan”, sejak awal lagu-lagu tadi memang sudah diniatkan sebagai pengantar menuju pengemasan album.
.
.
“Selama lima tahun kami membuat album ini dengan mengeluarkan beberapa single sebagai perkenalan karya kami secara digital. Perlahan seiring berjalannya waktu dan dengan jadwal manggung kami yang lumayan padat kami selalu menyempatkan untuk membuat beberapa lagu sebagai tabungan untuk album. Awal tahun 2021 kami merilis ‘Suffering’ beserta video klipnya, dan dari situ kami mulai fokus untuk merancang album pertama kami, di sela-sela kesibukan personel, dan proses rekaman pun berlangsung dan kami kembali rilis single beserta video klip berjudul ‘Jalang’ sebagai jembatan (menuju) album pertama kami.”
Materi album “Distimia” sendiri, menurut Glamsglory, diyakini bakal terus menghajar telinga pendengarnya secara terus-menerus tanpa henti. Mengombinasikan sedikit sentuhan breakdown dengan teriakan vokal yang beringas dan lantang namun pedih, yang memberikan nuansa ‘dalam’ di setiap bagiannya. Glamsglory ingin memberikan warna berbeda, khususnya untuk para pecinta musik metal. Dengan penulisan lirik yang rata-rata menceritakan tentang perasaan, kegundahan dan konflik hidup, disertai isian chorus yang mudah dinikmati.
Dari delapan lagu yang mereka semburkan di “Distimia”, Glamsglory menyebut lagu yang bertitel “Bias” sebagai karya yang paling menantang saat mengeksekusi rekamannya, sekaligus sempat membuat mereka sedikit putus asa. “Lagu ini tentunya berbeda dibanding materi lainnya, dengan suasana deep dan clean vocal serta emosi yang membuat kami harus tepat meraciknya dan memberikan suasana sedih yang mendalam. Kami rasa lagu ini yang cukup membuat kami berdebat satu sama lain, karena kami terbiasa mengerjakan lagu dengan ritme cepat,” seru pihak band terus-terang.
“Distimia” yang juga memuat lagu berjudul “Kalopsia”, “Akhir dari Getir”, “Distimia”, “Metafora” serta “Karam” diedarkan bekerja sama dengan label Godness Records dalam format fisik. Tepatnya dikemas dalam bentuk CD digipack dengan jumlah sangat terbatas, dilengkapi sampul tebal eksklusif, plus bonus poster dan stiker. (mdy/MK01)
.
.
Leave a Reply