Anthem para aktivis sebagai ekspresi perlawanan terhadap semua pemerintahan zalim di dunia telah dilampiaskan oleh Warfor, band metalcore asal Malang, Jawa Timur, lewat sebuah lagu rilisan tunggal berjudul “Angkara Murka”. Peluncuran itu diiringi pula dengan tayangan video musik pada 1 April 2024 lalu.
Video yang digarap Warfor secara mandiri tersebut merupakan medium yang menggambarkan amarah dan protes atas ketidakadilan yang terjadi antara para penguasa dan masyarakat. Mereka mengambil inspirasi dari aksi protes di seluruh dunia terhadap berbagai bentuk ketidakadilan dan penindasan. Melalui video ini, Warfor ingin mengajak pendengarnya untuk tetap konsisten bersuara dan menunjukkan ketegasan dalam menyuarakan pendapat untuk menuntut perubahan yang lebih baik.
“Bukan hanya penindasan, lebih ke kemarahan atas kejahatan-kejahatan atau kecurangan yg terjadi di dunia. Ada kalanya dunia tutup mata atau tebang pilih ketika terjadi peperangan. Seperti perbedaan sikap dunia ketika ada perang Ukraina versus Rusia dan Palestina versus Israel,” ujar Agung Christduta Rahedi (Duta), vokalis Warfor.
“Angkara Murka” sendiri sebenarnya bukan murni karya lagu baru. Melainkan versi daur ulang dari karya lama mereka yang sempat tersaji di kanal ReverbNation pada 2010 silam, saat masih mengibarkan nama Wait For My Revenge. Saat itu masih diperkuat formasi lama. Dari sisi musikal, mereka terinspirasi band-band dunia seperti As I Lay Dying dan Killswitch Engage yang lantas menjadi benang merah musik mereka secara keseluruhan.
Tapi setelah satu dekade, terjadi pergantian personel dimana Gilang Domisilafa dan Djasmen bergabung menguatkan lini gitar, lalu ada Indra Widjaya yang mengisi posisi bass merangkap vokalis untuk isian clean. Indra Widjaya sendiri juga dikenal luas karena memerankan sosok Roy di film drama-komedi Indonesia, “Yowis Ben” (2018). Ketiganya melengkapi dua personel lama yang tersisa, yakni Duta dan dramer Setiya.
Meskipun sempat vakum pada 2013 karena kesibukan masing-masing personel, namun akhirnya Warfor kembali bersatu 10 tahun kemudian. Tepatnya pada 2023 lalu. Dengan formasi baru dan semangat yang menggelora, Warfor pun merilis “Angkara Murka” dengan aransemen yang lebih segar pada Agustus 2023 lalu.
Apa saja perubahan yang mereka terapkan di “Angkara Murka”?
“Kami hanya melakukan beberapa penyempurnaan. Karena personelnya semakin matang, jadi karyanya harus lebih mutakhir dibanding dengan lagu yang lama dari segi musik, juga dari segi aransemen yang sedikit berubah dan mixing yang lebih proper. Contohnya, dulu rekaman dengan alat seadanya, sekarang walaupun masih tetap home recording tapi sudah lebih mutakhir. Seiring waktu, Indra Widjaya membangun studio sendiri dengan komputer serta soundcard yang lebih upgrade. Akhirnya untuk rekaman terbaru, mixing dan mastering diambil alih oleh Indra sendiri,” urai pihak Warfor kepada MUSIKERAS, memperjelas.
Mereka lalu menambahkan, bahwa racikan tata suara kini semakin modern dibanding yang dulu. Kualitas mixing serta mastering, terutama dari segi distorsi dan overdrive gitar serta penataan di dram lebih solid. “Dengan masuknya Gilang, juga mengubah (isian) lead gitar yang sebelumnya dan menambahkan beberapa lick gitar baru agar terdengar lebih fresh!”
Usai peluncuran “Angkara Murka”, rencana Warfor berikutnya adalah meluncurkan dua lagu rilisan lepas berikutnya. Tujuan akhirnya, tentu saja sebuah album yang kemungkinan besar memuat 10 amunisi lagu. “Karena setelah berdiskusi dengan semua personel, langkah yang paling nyata ya pembuatan album.” (aug/MK02)
.
Leave a Reply