Blastphemy kini resmi mengencangkan kuda-kudanya di skena musik bawah tanah dengan merilis album debut yang bertajuk “Antropogenik”. Karya rekaman garapan unit melodic death metal dari rahim Kota Malang, Jawa Timur ini menjadi pelengkap setelah sebelumnya memperdengarkan dua lagu rilisan tunggal yang diperdengarkan sebelumnya, yakni “Gemohing” (2022) dan “Antropogenik” (2023).

Album “Antropogenik” sendiri dididihkan lewat delapan trek berdurasi 31 menit 29 detik yang sarat geberan panas technical death metal bernuansa kelam dan beringas. Sekujur album juga sarat derap ritme yang menggebu-gebu, dimana komposisi dan aransemennya sedikit banyak terpengaruh oleh band-band cadas dunia seperti The Black Dahlia Murder, Obscura, Wretched dan At The Gates. 

Secara musikal, sebagian besar diramu oleh sang gitaris, Mujahidin Firdaus Nirwan (Dedek) dan banyak mengeksplorasi elemen neo-classical dan progressive metal sebagai corak khas. Terapannya tergambar jelas di trek pembuka, “Genesis” yang terdengar megah dan menyihir gendang telinga, seakan menyiratkan bahwa mereka merupakan unit death metal yang patut diperhitungkan kalangan pencinta musik keras Tanah Air.

Materi dengan chemistry yang matang ini tak terlepas dari peran lima kepala yang kabarnya mengantongi pustaka musik ekstrim yang cukup radikal dan telah bergelut lama dengan portofolionya masing-masing. 

Sesuai dengan judul albumnya, Blastphemy yang juga diperkuat formasi vokalis Hikam Muhammad Sultan, gitaris Andrianus Gian Dimas Umbara (Andrianus Jon), bassis Muhammad Shaifullah Nirwan (Nirwan Jerryson) serta dramer Andri Lutfianto (Dhandhit Ben Syakhar) ini banyak menyoroti tentang isu sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan durjana tirani umat manusia.

Pemilihan diksi yang tajam dan brutal dalam penulisan lirik, sangat paripurna merepresentasikan rasa amarah, serapah dan kemurkaan yang tak kepalang tanggung. Ditambah lagi, karakter vokal Hikam yang beraura ‘angker’ dalam merapal lirik seolah mengukir nisan bromocorah serpihan akhir zaman.

Sekujur album “Antropogenik” direkam Blastphemy di Vamos31 Record Studio, dimana polesan mixing dan mastering dipercayakan kepada Yasa Wijaya. Sementara untuk rancangan sampul album lahir dari buah goresan tangan Pandhu Wiranata. 

Proses penggarapan keseluruhan berlangsung selama periode Februari 2023 hingga Mei 2024. Durasi yang lama dalam proses penggarapan albumnya diakibatkan terjegal pekerjaan beberapa personel di luar Kota Malang.

Kepada MUSIKERAS, Blastphemy mengakui, dari delapan lagu yang dikobarkan, “Detonasimfoni” merupakan lagu yang paling menantang saat proses rekaman. Alasannya karena mereka ingin memberikan kesan megah kepada pendengar setelah disuguhkan kesan magis dari trek pertama, “Genesis”.

“Maka dari itu, ‘Detonasimfoni’ menjadi lagu yang paling kompleks dari segi riff gitar yang memberi warna neo-classical tanpa menghilangkan unsur melodic death metal. Dan lirik lagu ‘Detonasimfoni’ kami tulis sebagai kata pengantar di album ini, sehingga pembuatan materi hingga proses rekamannya memiliki kesan tersendiri,” beber pihak band meyakinkan.

blastphemy

“Antropogenik” secara resmi telah dilepasliarkan di ranah digital sejak 11 Juli 2024. (aug/MK02)

Daftar lagu:

1. Genesis

2. Detonasimfoni

3. Antropogenik

4. Serpihan Akhir Zaman

5. Teralis Primordialis

6. Sukma Sirna Nirwana

7. Altar Themis

8. Gemohing