Usai menjalani masa vakum selama dua tahun, Fallen to Pieces akhirnya muncul kembali ke permukaan, lewat sebuah lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Mantra”. Lagu ini menandai agresi terbaru mereka, sekaligus menjadi pemantik semangat menuju perilisan album mini (EP) mendatang, yang diberi judul “Budaya Purba”.

Perubahan signifikan dalam formasi band menjadi salah satu faktor kunci Fallen to Pieces kali ini. Di belakang perangkat dram band cadas asal Malang, Jawa Timur ini, kini tergabung Sandi Erdian, yang sebelumnya bermain untuk band Stand Hind, Abomination, Hindsight dan Savor.

Kehadiran Sandi memperkuat formasi Fallen to Pieces yang juga dihuni vokalis Asmoro Slamet Rahardjo (Djo), gitaris Nouzed Anwar dan Rudi Hartono serta bassis Indra Zulkarnain, telah menyuntikkan energi baru, yang memungkinkan eksplorasi musik yang lebih luas.

“Kami membebaskan Sandi untuk mengeksplorasi apa pun yang dia mau dan tidak harus mirip seperti drummer pendahulunya,” ujar Indra, mewakili rekan-rekannya di band.

Vokalis Djo menambahkan, “Lagi pula pergantian pos lini belakang kami harus menyesuaikan (dengan) musik apa yang akan kami kerjakan.”

“Sangat menyenangkan bisa diberi kebebasan untuk mengeksplor pukulan dram saya di lagu-lagu mereka,” seru Sandi semangat.

fallen to pieces

Proses kreatif penggodokan “Mantra” sendiri dilakukan setelah mereka merilis lagu “Devotion” sekitar dua tahun yang lalu. Dimulai oleh kedua gitaris mereka yang mendapatkan ide untuk membuat lagu yang lebih pelan dari biasanya.

“Tanpa sepengetahuan tiga personel lainnya, mereka membuat rancangan lagu ‘Mantra’ ini dan langsung merekamnya. Proses rekaman sekitar  semingguan di Flip Studio,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap proses awalnya.

Dalam urusan musik, eksekusi aransemen “Mantra” sedikit banyak terinspirasi dari band-band thrash metal dunia macam Kreator, Anthrax hingga Metallica. Namun di sisi lain, tetap mempertahankan akar musik khas Fallen to Pieces.

Sementara di lirik, lagu tersebut bercerita tentang seseorang yang merapalkan doa-doa bukan sebagai keinginan, melainkan sebagai pernyataan dari titah sang pencipta yang ia percayai. Hingga akhirnya, sebuah kejadian membuatnya sadar bahwa dia bukanlah wakil sang pencipta yang ia percayai tersebut.

Sejak 19 Juli 2024 lalu “Mantra” sudah bisa dilantangkan via berbagai gerai musik digital. Tapi paralel dengan peluncuran itu, Fallen to Pieces juga mulai menggenjot perampungan EP “Budaya Purba”. Mereka menjadwalkan bisa dilepasliarkan secara resmi pada akhir tahun ini.

“EP ‘Budaya Purba’ sendiri berisi empat lagu, termasuk ‘Mantra’ ini, dan juga ada bonus track dari album sebelumnya yang akan kami rekam secara live. Kami akan sajikan musik yang lebih fresh dibanding dua album sebelumnya yang pernah kami rilis.” (mdy/MK02)