Unit groove metal yang baru dibentuk pada 2023 lalu, kini telah berhasil melampiaskan ide kreatif mereka dalam bentuk lagu rilisan tunggal bertajuk “Mess of a System”. Sebuah langkah awal dari perjalanan musik Code of Silence di skena musik keras Tanah Air.

Diperkuat oleh vokalis Raisal Aditya, gitaris Hamdani dan Sandy Rizki Pangestu, bassis Herman Hermawan (Reymon) dan dramer Naufal Urfan Rusnandar, band asal Bandung, Jawa Barat ini mengaku siap membawa energi baru lewat gempuran riff-riff berat, gebukan dram yang agresif namun groovy, plus sedikit sentuhan progressive serta geraman vokal yang penuh amarah.

Di lagu “Mess of a System” sendiri, Code of Silence membawa tema tentang ketidakadilan dan kekacauan dalam sistem yang ada. Mereka menggambarkan rasa frustrasi dan perlawanan melalui komposisi musik yang intens dan penuh emosi. Sebuah wujud protes mereka terhadap sistem pemerintahan yang rusak dan penindasan yang terjadi di masyarakat modern.

Code of Silence memulai proses rekaman “Mess of a System” di Teargaslab studio dengan semangat eksplorasi musikal yang mereka sebut ‘mendalam’. Diawali dengan mendiskusikan hal-hal kreatif yang melibatkan seluruh personel.

Hasilnya, kepada MUSIKERAS mereka mengungkapkan bahwa formula musik yang mereka sepakati memadukan elemen metal, rock dan ketukan groovy yang kuat, dengan lirik yang menggugah tentang keresahan sosial. 

“Setiap instrumen diatur dengan cermat agar dapat menangkap energi dan emosi dari setiap member, terutama pada bagian gitar dan vokal yang menjadi inti ekspresi dari lagu ini,” cetus mereka meyakinkan.

Proses rekamannya berjalan selama beberapa jam, dengan pendekatan trial-and-error, di mana setiap sesi menghasilkan lapisan baru pada aransemen lagu. Teargaslab studio, yang terkenal dengan fasilitas dan akustik studio yang berkualitas, menjadi tempat yang sangat ideal bagi mereka untuk memoles setiap detail frekuensi dari setiap instrumen.

code of silence

Setelah keseluruhan sesi perekaman selesai, mereka lantas masuk ke tahap produksi selanjutnya yang menghabiskan waktu selama kurang lebih dua minggu. Dalam masa ini, tim produksi memoles peleburan tata suaranya agar setiap elemen terdengar harmonis namun tetap garang dan agresif.

“Hasil akhirnya adalah single yang berhasil menangkap esensi energi live Code of Silence, dengan karakter vokal dan permainan instrumen yang detail, didukung oleh sound yang padat dan penuh dinamika.”

Lebih jauh tentang terapan musiknya, mereka menggabungkan elemen-elemen rock progresif, metalcore serta groove metal yang mencerminkan kekacauan dan ketegangan yang menjadi tema utama lagu.

Hamdani dan Sandy menciptakan riff utama yang sarat distorsi, dengan pilihan nada yang berat, gelap serta penuh dinamika yang langsung mencerminkan suasana lagu. 

Riff ini menjadi ciri khas dari keseluruhan aransemen, yang kemudian dikembangkan bersama dengan member band lainnya.”

Code of Silence mengakui, ada tiga band besar dunia yang menjadi acuan utama penggarapan “Mess of a System”, yaitu Lamb of God, Dream Theater dan As I Lay Dying. Lagu tersebut menggabungkan keagresifan groove metal ala Lamb of God dengan riff gitar yang berat dan penuh distorsi, menciptakan atmosfer gelap dan penuh energi.

Dari As I Lay Dying, mereka mengambil elemen metalcore yang sangat intens. Sementara dari Dream Theater, band ini terinspirasi oleh kompleksitas progresif, termasuk perubahan tempo yang dinamis serta struktur lagu yang tidak sepenuhnya konvensional.

Jadi meski berakar pada groove metal, namun Code of Silence juga menambahkan sentuhan modern yang lebih progresif. Ada perubahan dinamika yang kerap terjadi di sepanjang lagu, plus penggunaan struktur yang tidak sepenuhnya mengikuti format tradisional.

“Ada elemen kejutan dalam setiap perubahan bagian lagu, mulai dari riff yang diulang dengan variasi hingga breakdown yang tidak bisa ditebak.”

Namun, yang membuat “Mess of a System” semakin mendalam dan emosional adalah penambahan lirik dengan referensi spiritual dari Al-Qur’an. Tepatnya adanya sisipan surat An-Nisa ayat 58 yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.

“Pesan spiritual ini memberikan dimensi yang lebih dalam, menyuarakan harapan akan keadilan Ilahi di tengah sistem yang kacau. Penambahan ayat ini memperkuat emosi yang ditampilkan dalam lagu, menjadikannya tidak hanya sebagai kritik sosial, tetapi juga sebagai refleksi moral dan spiritual yang penuh makna.”

Paralel dengan peluncuran “Mess of a System”, Code of Silence kini juga tengah menyiapkan sebuah album mini (EP) yang direncanakan bakal memuat enam lagu. Saat ini, sudah memasuki tahap produksi dan pematangan materi.

“Mess of a System” sudah tersedia di berbagai digital streaming platform. (aug/MK02)