Di tengah padatnya jadwal tur, mesin perang asal Solo, down for life akhirnya berhasil merampungkan proses rekaman untuk album studio terbaru, berjudul “Kalatidha” yang akan segera dirilis tahun ini juga via Blackandje Records.
Menyambut perilisan tersebut, unit cadas yang mempunyai barisan penggemar fanatik bernama ‘Pasukan Babi Neraka’ ini akan merilis dua video musik sekaligus. Masing-masing untuk dua lagu rilisan tunggalnya yang berjudul “Sangkakala I” dan “Sangkakala II”.
Visualisasinya sendiri dikemas dalam bentuk video animasi, yang dirilis besok, 29 September 2024 melalui kanal YouTube Blackandje Records. Animator Reka Niko dari Bandung dipercayakan kembali untuk menggarap video animasi tersebut.
Sebelumnya, kolaborasi kedua pihak juga telah dilakukan saat menggarap video untuk lagu “Children of Eden”, dua tahun lalu.
“Sangkakala I” dan “Sangkakala II” diproyeksikan menjadi bagian dari album “Kalatidha” yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan produksi piringan hitam (vinyl) dan cakram padat (CD). Sebelumnya, beberapa lagu untuk album itu juga sudah dirilis dalam format digital, CD terbatas dan video musik, yaitu “Mantra Bentala”, “Apokaliptika”, “Children of Eden” dan “Sambernyawa”.
Untuk memaksimalkan hasil racikan suara yang diinginkan di “Kalatidha”, down for life dan Blackandje Records menggandeng Gene Freeman untuk mengeksekusi mastering keseluruhan album. Produser asal AS yang lebih dikenal dengan nama Machine tersebut, sejauh ini telah diakui kelihaian racikannya saat mengerjakan album untuk Lamb of God, Suicide Silence, Clutch dan masih banyak lagi.
Sementara dua personel down for life, yaitu vokalis Stephanus Adjie dan Adria Sarvianto (sequencer) bertindak sebagai produser, merangkap pengerjaan mixing.
Dari sisi down for life sendiri, seperti yang diungkapkan Adjie kepada MUSIKERAS, kali ini mereka mengejar formula suara yang lebih modern, tapi tetap diusahakan tidak terdengar terlalu digital. Meski saat rekaman, ia mengakui banyak mengandalkan prosesor multiefek Kemper.
“Kalau mixing-an lebih (mengacu) ke (band) Thy Art is Murder atu Fit For An Autopsy,” ujar Adjie lagi menambahkan.
Lirik di lagu “Sangkakala I” dan “Sangkakala II” mengambil inspirasi dari Alkitab Wahyu Bab 8-11, tentang akhir jaman. Gambaran yang ditandai dengan ditiupnya terompet Sangkakala selama tujuh kali. Suara terompet satu sampai tiga terdapat pada lagu “Sangkakala I”, sementara terompet empat sampai tujuh berada di lagu “Sangkakala II”.
Sepanjang 2024 telah menjadi tahun yang sibuk bagi down for life. Di luar penggarapan “Kalatidha”, band yang juga diperkuat barisan Isa Mahendrajati dan Rio Baskara (gitar), Ahmad ‘Jojo’ Anshar dan Mattheus Aditirtono (bass), Muhammad Abdul Latief (dram) serta Firman ‘Bolie’ Prasetyo (sequencer) menjalani rangkaian tur bertajuk “Post- Apocalypse Asia Tour 2024” yang intens dimulai sejak Juni lalu. Dan hingga saat ini masih berlangsung.
Tur itu sendiri melintasi berbagai penjuru negeri, dimulai dari titik tengah pulau Jawa sampai ujung barat Sumatera, hingga beberapa negara seperti semenanjung Korea Selatan, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Sampai saat ini, down for life telah merilis dua album studio, yakni “Simponi Kebisingan Babi Neraka” (2007) dan “Himne Perang Akhir Pekan” (2013), serta beberapa rilisan tunggal seperti “Liturgi Penyesatan”, “Kerangka Langit” (2018), “Mantra Bentala” (2019), “Apokaliptika” (2020) dan “Children of Eden” (2022). (mdy/MK01)
Leave a Reply