Dengan bangga, Deserve mengumumkan peluncuran album mini (EP) yang lumayan diantisipasi, bertajuk “Annihilate The Dependence”.

Album tersebut merupakan sebuah ‘unforgiving sonic journey’, dimana unit hardcore asal Balikpapan, Kalimantan Timur ini menggali tema-tema akan pemberontakan, kritik atas keadaan, dan refleksi diri. Sebuah bukti komitmen mereka dalam perjalanan karir bermusiknya.

Sebelumnya, Deserve sendiri telah berhasil merilis dua karya rilisan tunggal, masing-masing berjudul “Darker Than Black” pada 2023 serta “Blind to The Fact” di awal 2024, yang juga merupakan salah satu amunisi trek dalam EP ini.

Perjalanan dalam mendengarkan “Annihilate The Dependence” dibuka dengan komposisi intro berjudul “Redemption”, yang dimulai dari suara ambience yang menggabungkan unsur sinematik, dan dilanjutkan dengan gempuran riff gitar yang simpel namun tetap menggilas.

Lalu dilanjutkan dengan “Nothing But Suffering” dan “Spurned Progeny” serta nomor “Blind to The Fact” yang kali ini sudah mengalami pelarasan suara ulang (remastered). Dua lagu lagi adalah “Deception In Chains of Oppression” dan ditutup dengan “Mercy”, dimana terdapat sebuah komposisi outro berupa aransemen ansambel orkestra yang menjadi penutup sonic journey para pendengarnya.

“Masing-masing lagu memiliki tantangan tersendiri,” cetus pihak Deserve kepada MUSIKERAS, menjelaskan proses kreatifnya. 

Tapi dari segi produksi, vokalis Dennies Yogi Bastian, bassis Cantika Putri dan dramer Muhammad Alif serta gitaris Ibkar ‘Almahi’ Mahi yang juga dipercaya sebagai produser, menyebut penggarapan “Deception in Chains of Oppresion” sebagai lagu yang paling menantang.

“Karena ketukan dan birama dari lagu tersebut menggunakan ‘odd times signature’. Mulai dari instrumen hingga vokal menjadi tantangan bagi kami semua; dan menjadi track yang paling memakan waktu dalam proses perekaman.”

deserve

Pun di lagu berjudul “Mercy”, karena aransemennya mereka tulis sudah sejak lama, namun para personel Deserve sukar menemukan kesepakatan terkait versi final untuk lagu tersebut.

“Hingga sampai pada versi akhir yang ditambahkan aransemen orkestra di dalamnya. ‘Mercy’ merupakan trek yang spesial untuk sang vokalis dari segi penulisan lirik, yang akhirnya menjadi trek akhir sebagai penutup. Dan tidak lupa, keterbatasan waktu dari masing-masing personel (juga) merupakan tantangan yang sebenarnya terus kami hadapi.” 

Dalam penggarapan aransemen serta komposisi “Annihilate The Dependence” keseluruhan, Deserve lebih mengarah ke band-band dunia seperti Jesus Piece, Knocked Loose, Kublai Khan TX, PeelingFlesh, Dying Fetus, Foghorn dan Extermination Dismemberment sebagai referensi.

Tidak lupa, Deserve juga selalu memasukkan elemen-elemen slamming death metal ke dalam musiknya. “Karena kami besar dengan genre musik tersebut!”

Keselurhan proses penulisan dan pembuatan EP Annihilate The Dependence” dilakukan secara mandiri oleh para personel Deserve. Sementara yang dipercayakan untuk menjadi produser tak lain adalah gitaris mereka sendiri, Almahi.

Di luar Deserve, Almahi juga merupakan seorang DJ, music producer dan penata mixing-mastering. Di album “Annihilate The Dependence”, ia juga sekaligus mengeksekusi peracikan komposisi dan perancangan suara serta aransemen ansambel orkestra.

Sejak 6 Oktober 2024,, “Annihilate The Dependence” yang dirilis melalui label rekaman asal Bali, Pleasure Records sudah bisa didengarkan via berbagai platform digital. (mdy/MK01)