Dua lagu rilisan tunggal berjudul “Complicated” dan “Solitude” telah mengawali gebrakan Southguns di skena pop-punk Tanah Air. Tepatnya, masing-masing lagu tersebut dirilis pada 27 Mei 2022 dan 17 Februari 2023 lalu.
Kini, kwartet asal Depok tersebut kembali dengan karya lagu terbaru mereka, “Breaking The Grey” yang dirilis sejak 13 Oktober 2024 lalu. Di sini, mereka mengeksplorasi sisi gelap dan emosional dari genre pop-punk, memberikan nuansa segar yang lebih mendalam dari karya-karya sebelumnya.
“Kami merasa bahwa sebagian besar pop-punk di Indonesia sering kali masih terjebak pada gaya yang lama, baik dari segi sound maupun tema,” seru vokalis Mochammad Fandhika kepada MUSIKERAS, membuka pendapatnya soal perkembangan pop-punk saat ini.
Padahal menurutnya, genre tersebut punya potensi besar untuk berkembang dan bercerita tentang hal-hal yang lebih relevan dengan kondisi dan perasaan generasi sekarang.
“Kami ingin membawa pop punk ke arah yang lebih fresh dan modern, sambil tetap mempertahankan energi dan semangat yang menjadi ciri khasnya. Eksplorasi yang lebih dalam dari segi musikal bisa membantu genre ini lebih diterima luas, bukan hanya sebagai musik nostalgia, tapi juga sebagai musik yang relevan dengan perkembangan zaman.”
Terlebih di Indonesia sendiri, lanjut Fandhika lagi, belum banyak musisi yang ‘memainkan’ genre pop-punk modern ini. “Mayoritas pendengar pop punk modern masih terlalu skeptis terhadap pop-punk lokal. Padahal pasarnya cukup luas.”
Punk dan Hardcore
Dibanding dua lagu lepas Southguns sebelumnya, Fandhika beserta gitaris Aldo Simon, bassis Mardin Hamka (Alen) serta dramer Pratiko Jossi menyebut “Breaking The Grey” memuat perbedaan yang signifikan di olahan konsep musikalnya.
Di lagu terbarunya itu, Southguns menyodorkan nuansa yang lebih gelap dan intens dibanding lagu sebelumnya yang lebih upbeat dan fun. Lirik juga, kali ini, lebih personal dan mendalam, mencerminkan emosi yang lebih berat.
Selain itu, pengerjaan produksinya juga lebih detail dalam perancangan tata suaranya, dengan lapisan layer gitar dan dram yang lebih tajam, serta vokal yang lebih ekspresif, dengan teriakan-teriakan vokal ala hardcore untuk menonjolkan sisi amarah dari lagunya.
“Kami merasa ini adalah evolusi musikal kami yang lebih dewasa,” ujar Fandhika lagi meyakinkan.
Beberapa referensi yang diserap Southguns ketika meracik komposisi serta aransemen “Breaking The Grey” sebagian besar datang dari rilisan-rilisan label Triple B Records dan Run For Cover Records, yang menghadirkan warna baru dalam musik punk dan hardcore.
“Band-band dari label tersebut membawa elemen yang lebih emosional dan eksploratif, yang sangat selaras dengan arah yang kami inginkan untuk ‘Breaking The Grey’!”

Maxi-Single
Ditulis oleh Aldo Simon, lirik “Breaking The Grey” sendiri mengangkat tema pembebasan dari hubungan penuh manipulasi dan kebohongan. Merupakan seruan untuk melepaskan masa lalu yang menyakitkan dan melangkah maju dengan keyakinan baru.
Trek berdurasi hampir tiga menit tersebut menyuguhkan dinamika yang mencengkeram, dengan aransemen tajam dan vokal penuh emosi, menciptakan pengalaman mendengarkan yang mendalam.
Selain dalam format rilisan audio, “Breaking The Grey” juga divisualisasikan dalam bentuk video musik, yang disutradarai oleh dramer Pratiko Jossi. Videonya bisa ditonton di tautan ini.
“Ini adalah pengalaman yang sangat berarti,” kata Pratiko Jossi. “Menyutradarai video klip untuk band saya sendiri adalah tantangan besar, tetapi kreativitas dan komitmen anggota band membantu mewujudkan visi ini.”
“Breaking The Grey” direkam di Southguns Soundslab, studio rumahan milik Southguns sendiri, bekerja sama dengan Praditya Eka Putra dari Invasion Studio ID sebagai produser pendamping, yang juga sekaligus menangani pemolesan mixing dan mastering.
Hasil akhir rekaman lagu tersebut menunjukkan kemandirian para personel Southguns sebagai musisi, dimana setiap detail lagu dipikirkan dengan matang. Sementara untuk artwork visual lagu dikerjakan secara kolaboratif bersama Ghani Noor Putra dari Coldskin, yang berhasil menangkap esensi “Breaking The Grey”.
Saat ini, tindak lanjut dari “Breaking The Grey”, Southguns juga telah memulai pengerjaan materi baru untuk maxi single debut mereka. Karena setelah merilis tiga lagu terakhir, termasuk “Breaking The Grey”, mereka semakin memahami bagaimana mem-branding Southguns secara lebih kuat dan konsisten.
Lalu, apakah “Breaking The Grey” bakal menjadi acuan untuk musik Southguns ke depannya?
“Tentu tidak, kami masih punya banyak formula yang belum kami realisasikan. Proses ini tidak hanya soal musik, tapi juga bagaimana kami menyampaikan cerita dan energi kami kepada pendengar. Maxi single ini akan menjadi langkah besar berikutnya, dan kami ingin memastikan bahwa setiap elemen dari rilisan ini, mulai dari sound hingga visual, benar-benar merepresentasikan evolusi Southguns.”
O ya, Southguns yang dibentuk pada 2016 lalu, sebelumnya juga sudah pernah merilis sebuah album mini (EP) bertajuk “Home” (6 Desember 2016). (mdy/MK01)
Leave a Reply