Usai memproklamirkan kelahirannya lewat lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Mortal Kombat” pada 12 Juli 2024 lalu, kini Stravin sekali lagi melecut kuping pemuja distorsi lewat karya rekaman keduanya.

Bertajuk “Dying With These Scars”, dimana band asal Jakarta ini mengumbar cerita tentang bagaimana seseorang bertahan dari luka yang disebabkan oleh mantan pasangannya, sampai ia memutuskan untuk membubuhkan titik koma ke dalam kehidupannya.

Tak hanya itu, lirik lagu itu juga mengungkap bagaimana seseorang tadi merasakan putus asa begitu mendalam sehingga ingin membunuh dirinya sendiri dengan anti depresan yang ia tenggak. Tak cukup sampai di situ, tiap malam pun ia dihantui oleh pasangannya dengan banyak air mata dan mengingat hari dimana ia ditinggalkan. 

Kesuraman liriknya, lantas dibungkus Stravin dengan olahan musik yang memadukan eksplorasi modern rock yang sedikit banyak berkiblat pada band-band mancanegara macam I Prevail, Sleeping With Sirens, Holding Absence, Caskets dan banyak lagi lainnya.

Awal proses kreatif penggarapan “Dying With These Scars” sendiri dari modal riff gitar di bagian verse kedua lagu tersebut. Lantas dilanjutkan dengan isian dram, dan kemudian menyuntikkan referensi yang dimiliki para personelnya agar menjadi ‘rasa’ dari Stravin sendiri.

Dimas Fiqih Nugraha (bass), Mikael Adi Nugroho (gitar) dan Yusran Tabrani (vokal) mengerjakan rekaman instrumentasi “Dying With These Scars” hanya dalam waktu tiga hari, namun menghabiskan waktu selama sekitar dua minggu untuk vokal.

Mereka mengeksekusinya di sebuah studio musik rumahan milik pribadi dengan dukungan perangkat rekam yang cukup mumpuni. “Proses pengerjaan yang paling lama adalah mixing karena banyak revisi,” ujar pihak Stravin kepada MUSIKERAS, terus-terang.

Kembali ke olahan komposisi musiknya, “Dying With These Scars” dijejali berbagai pengaruh, mulai dari unsur skate punk, metalcore, melodic hardcore dan punk revival.

Selain itu, band yang terbentuk dari komunitas musik di Universitas Jakarta pada 27 Desember 2023 ini juga memasukkan unsur orkestra dengan dibantu oleh terapan riff gitar nan berat ala deathcore serta teriakan scream ala melodic hardcore.

Kali ini, Stravin memaksimalkan jangkauan suara sang vokalis agar memiliki banyak amunisi ke depannya.

“Tantangan yang dihadapi saat eksekusi konsep modern rock di singel kedua kami itu, mungkin karena eksplorasi yang dilakukan oleh vokalis kami untuk teknik scream yang ia pakai. Lalu juga eksplorasi riff gitar yang cukup heavy dan cukup menantang karena kami meramu beberapa genre,” seru mereka lagi.

Setelah “Dying With These Scars” yang secara resmi telah diedarkan sejak 25 Oktober 2024 lalu, Stravin telah merencanakan bakal terus merilis karya-karya baru dengan menggaet produser musik elektronik muda dari Puworkerto sebagai kolaborator.

Sementara target menuju perilisan album, sejauh ini Stravin telah menjalani sekitar 60% dari keseluruhan proses produksinya. (mdy/MK01)